Tukang Kebun Misterius

51.4K 1.7K 129
                                    

"Pergi! Pergi dari sini!" gumam gue.

"Sonya? Kenapa?" tanya Imanuel.

"Hah...pergi!" suara tawa itu masih terdengar jelas.

"Sonya!"

Imanuel terus-menerus menggoncangkan tubuh gue hingga tersadar.

"Hahhhh...." napas gue terengah-engah. Gue liat sosok itu lagi, dia sudah pergi. Tidak lagi di sana.

"Lo kenapa?" tanya Imanuel khawatir.

Gue nggak langsung menjawab. Tangan gue menunjuk ke arah pohon yang di tak jauh dari gue. "Di sana. Tadi, ada perempuan berdiri dan ketawa kenceng banget. Dia yang gangguin gue semalem." jawab gue.

Imanuel melirik ke arah yang gue tunjuk. Dia tak melihat apa-apa.

"Yaudah mending kita masuk." ujarnya. Gue mengangguk setuju.

Kita bergegas menuju ruang tengah. Mereka masih fokus menonton tv, kecuali Alex. Sesaat kita masuk dia langsung melirik sate yang gue bawa.

"Akhirnya dateng juga. Gue udah ga tahan mau makan sate." ucap Alex dengan semangat.

"Makan aja lo semangat." ledek Reva.

"Sebentar gue ambilin piring sama minum." ujar gue.

"Biar gue bantu." ucap Sella.

Sella mengikuti gue ke dapur. Ikut menyiapkan beberapa piring dan minuman.

"Sonya!" panggil Sella berbisik.

Gue berdeham. "Hmm?"

"Lo...punya perasaan ke Richard?" tanya nya sepontan.

Gue melirik Sella kemudian terkekeh. "Nggak lah. Dia cuma gue anggep temen. Lagian lo pasti tau gue sukanya sama siapa." jawab gue sambil fokus membuat minuman.

Sella hanya mengangguk.

"Gue tau lo suka sama Richard. Tenang aja gua nggak bakal nikung." ujar gue.

"Lagian kok lo bisa suka sama Richard sih? Orang nyebelin kayak gitu." tanya gue heran.

Sella tertawa. "Dia lucu makanya gue suka." jawabnya.

"Cinta buta nih," ledek gue. "Yaudah yuk kita makan sateeee..." ucap gue dengan semangat.

Kita semua makan sate dengan lahap sambil menonton drama korea. Di pertengahan film terdapat adegan kiss antar pemain.

"Aduh enak banget itu. Romantis. Kapan gue bisa gitu sama Sonya?" gumam Richard asal.

Gue yang mendengar itu langsung membulatkan mata kaget. "Gila lo ya?! Sembarangan aja nih! Jijik tau nggak? Tai nih anak!" kesal gue sambil memukul bahu Richard dengan kencang.

Richard meringis kesakitan. "I-iya maap. Aduh! Maap Sonya gue khilaf." mohon Richard.

"Bodoamat gue kesel sama lo!"

"Ampun Sonya maap. Maafin gue ya ya ya?" mohon Richard sekali lagi.

Gue menatap dia tajam. "YE!"

Kita melanjutkan makan. Setelah selesai makan kita bergegas untuk tidur.

***

Pagi hari seperti biasa gue pergi mandi lebih dahulu, lalu membangunkan Reva. Saat Reva pergi mandi, gue menghias diri dengan make up. Saat sedang sibuk memoles wajah, tiba-tiba ada suara ketukan.

Tok! Tok! Tok!

"Buka aja Rev, nggak gue kunci." ucap gue setengah berteriak.

Pibtu itu belum terbuka sama sekali. Justru suara ketukan itu terdengar lagi.

Kamar Sebelah~👻  [SUDAH TERBIT] [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang