Ulang Tahun Alex

47.1K 1.5K 317
                                        

Saat gue siap untuk tidur, tiba-tiba ada perasaan yang muncul. Rasanya seperti ada yang mengawasi. Menatap gue terus-menerus.

"Son, lo kenapa? Kok kayak gelisah?" tanya Reva.

Gue menoleh kemudian menggeleng. "Nggak, gapapa." jawab gue.

Reva mengangguk kemudian seperti berpikir sejenak. "Besok Alex ulang tahun." ucap Reva tiba-tiba.

Gue membulatkan mata. "Oh iya! Gue lupa!" ucap gue kaget.

Reva memicingkan matanya. "Aih aih...ulang tahun temen sendiri lupa."

Gue hanya memasang deretan gigi gue.

"Lo udah siapin kado? Gue sih udah." tanya Reva.

Gue mengangguk. "Udah. Gue dari kemarin udah beliin dia kaset drama."

"Drama mulu." protes Reva.

Gue berdecak. "Hobi dia kan nonton drama, makanya orangnya ikutan drama mulu." ucap gue.

"Ya ya ya, terserah lo berdua deh. Mending kita bobo cantik yuk." ucap Reva lemah gemulay.

"Yuk sist!" jawab gue.

Gue memejamkan mata, berusaha untuk masuk ke dalam alam mimpi. Setengah jam gue berusaha tidur, tapi nggak bisa. Sementara Reva sudah tidur pulak sedari tadi.

"Rev! Bangun Rev! Gue nggak bisa tidur nih, temenin dong." ucap gue sambil menggerakkan tubuh Reva.

Dengan nada suaranya yang mengantuk Reva menjawab. "Nghhh...apasih? Gue ngantuk tauuu..." jawabnya.

"Rev...gue laper." keluh gue.

Reva berdecak. "Duh udah malem. Tahan sampe besok aja." jawabnya dan langsung tidur kembali.

Perut gue bener-bener nggak bisa di tahan. Gue beneran laper. Sementara Reva tidur pulak dan menolak untuk temenin gue.

Dengan rasa terpaksa gue turun ke bawah menuju dapur. Berencana untuk memasak mie instan.

Setelah matang, gue bergegas kembali ke kamar. Berencana makan di kamar. Saat berjalan di pertengahan tangga, punggung gue terasa sangat hangat. Seperti ada yang lewat di belakang gue.

Gue menoleh. Tidak ada siapa-siapa. Hanya gue dengan mie instan rebus yang ada di tangan gue. Gue menghiraukan hal itu dan tetap kembali ke kamar.

Sesampainya di kamar gue mengunci pintu dan berjalan menuju jendela. Gue duduk di jendela itu sambil memandangi langit dan halaman yang gelap. Bintang dan bulan tak muncul hari ini.

Wanginya kuah soto dari mie instan semerbak masuk ke dalam hidung gue. Sementara Reva masih tertidur. Apa dia benar-benar tidak mencium aroma mie instan ini? Kalau gue pasti udah bangun.

Gue sangat menikmati mie instan yang gue buat sambil melihat pemandangan malam yang gelap itu. Tapi, lagi-lagi mata gue terfokus pada hal yang sama sekali tidak ingin gue lihat.

Kuntilanak. Ada seorang kuntilanak di sana sedang sibuk menatap gue tajam. Entah maksudnya apa. Antara kagum dengan kecantikan gue atau dia pengen minta mie soto gue.

Dengan percaya dirinya gue memakan mie soto itu semakin lahap. Sialan. Kuntilanak itu sepertinya benar-benar menginginkan mie soto ini. Dia bahkan mengeluarkan air liurnya. Tapi, gapapa. Gue tetep lanjut makan.

Mie soto milik gue sudah habis, tapi gue belum beranjak dari sana. Masih ingin menikmati angin malam.

Gue memicingkan mata, berusaha memperjelas penglihatan gue.

"Imanuel?" gumam gue.

Gue melihat Imanuel di sana. Berdiri memebelakangi gue. Bajunya sangat gue kenal dan potongan rambut itu memang milik Imanuel. Tapi, untuk apa dia di sana?

Kamar Sebelah~👻  [SUDAH TERBIT] [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang