Extraa

19.1K 2K 363
                                    

Begitu membuka mata, hal pertama yang Taehyung lihat ialah Jungkook yang tersenyum manis kearahnya. Perlahan, ingatannya kembali pada rentetan kejadian sebelum dirinya jatuh pingsan. Taehyung menyipitkan mata separuh tidak percaya. Dalam hati menimbang berbagai pertanyaan.

Bukannya Jungkook sedang marah, kenapa malah mengelus rambutnya?

Apakah ini mimpi? Atau dirinya sudah mati?

Dan masih banyak lagi pertanyaan konyol berlarian difikirannya.

"Kau bangun?"

Kepala menoleh kesamping kiri. Dapat Taehyung lihat Tuan Jeon tersenyum hangat kearahnya.

Apa lagi ini? Bukankah ia baru saja menyakiti menantunya? Kenapa pria itu tidak marah, justru bersikap begini baik kepadanya. Sapaan dari Tuan Jeon semakin menambah daftar pertanyaan Taehyung. Membuatnya nyaris mati kebingungan.

"Kenapa wajahmu bingung seperti itu, Tae?"        Terkekeh pelan, Tuan Jeon melangkah mendekat dan duduk ditepi ranjang. Bahkan Taehyung baru sadar jika dirinya sedari tadi terbaring mengenaskan diranjang milikㅡ entahlah, Taehyung sendiri tidak tau, ini kamar siapa. Yang pasti, dirinya dikerumuni enam orang. Adalah Jungkook, Tuan Jeon, Nancy, ada Jessica ibu kandung Jungkook. Satu dokter yang mungkin sengaja dipanggil Tuan Jeon untuk merawatnya. Dan masih ada satu pemuda yang tidak pernah Taehyung lihat sebelumnya.
"Tidak berniat minta maaf? Kau hampir membunuh cucuku, bodoh."        Lanjutnya sambil tertawa pelan.

Menghela napas panjang, Taehyung mengalihkan pandangan dari Tuan Jeon. Merasa sangat bersalah, karena tindakan gegabah yang nyaris saja menghancurkan kebahagiaan banyak orang.
"Maaf."        Jeda, Taehyung melirik Jungkook sesaat. Menatapnya dengan raut wajah sendu penuh penyesalan.              "Aku minta maaf untuk tindakan bodohku barusan. Dan pastikan ini terakhir kalinya aku menjadi pengacau keluarga kalian."

Semua diam. Tidak ada yang berniat menyela. Masih memberi kesempatan untuk Taehyung kembali melanjutkan ucapan.
"Maaf, Jungkook. Berbahagialah, aku akan pergi setelah ini."

Spontan elusan pada rambut Taehyung berubah menjadi jambakan brutal. Jungkook tanpa belas kasihan menarik rambut Taehyung ganas. Mengabaikan ringisan serta teriakan minta ampun dari pemuda Kim yang merasakan kulit kepalanya seperti nyaris mengelupas.

"Brengsek! Kau ini laki-laki sungguhan atau bukan?!"

"Apa maksudmu?"        Dahi Taehyung tampak mengerut, tanda tidak mengerti.

"Dihitung sejak pertama kali bertemu, sudah berapa kali kau menarik ulur diriku? Mati-matian mengerjarku, lalu saat aku sudah jatuh untukmu, kau dengan mudahnya melepasku pergi. Lagi dan lagi. Sudah berapa kali, sialan!"

Taehyung telak diam. Jungkook benar. Dia pecundang, Taehyung bukanlah lelaki yang pantas bersanding dengan Jungkook.
"Maaf. Maafkan aku yang tidak tau diri."        Jeda, Taehyung menutup kedua mata sesaat. Kemudian membuka perlahan.              "Sekarang aku sadar, orang sebaik dirimu sangat tidak pantas bersanding dengan iblis yang hampir membunuh anakmu."

"Anakku?"

Lantas, suasana yang semula hening, dalam sekejap mendadak riuh saat seisi ruangan secara kompak terbahak kencang.

Taehyung mengerutkan dahi untuk kesekian kali. Bingung sendiri mencari bagian mana yang lucu dari ucapannya.
"Yaa, anakmu dengannya."        Jawabnya sembari mengarahkan telunjuk pada sosok Nancy yang berdiri disamping Jessica.

"Bukan anakku, bodoh!"          Jungkook kembali tertawa seraya menggeplak kepala Taehyung main-main. Merasa begitu gemas pada ekpresi wajah bingung Taehyung.             "Sudah kubilang, Nancy itu adikku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SINNER ㅡ  kth+jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang