"Menyesal"

333 23 1
                                    

"Sial, gue bener-bener nggak bisa fokus" Rayga berucap frustasi.
Kertas menumpuk di atas mejanya, namun tak ada satupun yang disentuhnya. Fikirannya tidak fokus, kepalanya hanya diisi oleh gadis kecil itu

Pertemuan mereka berawal dari kunjungan Rayga ke sekolah gadis itu. Rayga melihat seorang gadis kecil yang tengah duduk sendirian di bawah pohon rindang dengan earphone putih di telinganya.
Tanpa sadar kaki Rayga berjalan mendekati gadis yang sedang memajamkan matanya itu. Matanya meneliti wajah polos fi hadapannya. Alis matanya tebal dan menukik sempurna, pipinya merah merona, hidunya meskipun tidak terlalu mancung namun entah kenapa terlihat pas di wajah itu, bulu matanya panjang dan lentik, dan bibirnya semerah cherry

Rayga terus menatap wajah itu intens dan detik ketika kelopak mata itu terbuka, Rayga tenggelam ke dalamnya. Mata itu begitu hitam, kelam namun menenangkan. Rayga tak mampu mengalihkan pandangannya dari mata itu

Wajah gadis itu dingin, tanpa ekspresi dan Rayga fikir gadis itu tidak suka akan keberadaannya.  Hingga akhirnya bibir itu mengembang sempurna dengan matanya yang menyipit membentuk bulan sabit membuat hati Rayga tiba-tiba menghangat

"Hai Kak, Kakak siapa?" Tanya gadis itu menyadarkan Rayga dari lamunannya

"Ah maaf saya ganggu kamu yah?"

"Nggak kok, Kakak nggak ganggu sama sekali. Kenalin nama aku Alana Stewart De William, Kakak bisa manggil aku Al" Alana menyodorkan tangannya di depan Rayga

"Ah saya El Rayga Valdes Alexander, panggil aja Rayga" Jawab Rayga sambil menjabat tangan Alana

"Salam kenal Kak Rayga, aku harap kita bakal berteman baik"

  Sejak saat itu hubungan Rayga dan Alana semakin dekat. Dan akhirnya pada suatu hari Alana mengungkapkan perasaannya pada Rayga, membuat pria itu bingung harus menjawab apa.

Namun lagi-lagi mata hitam Alana membuat Rayga kembali tenggelam dan tanpa sadar menerima pernyataan gadis kecil itu.

Awalnya hubungan mereka baik-baik saja, namun setelah hampir 2 tahun Rayga mulai jengah. Jujur saja, Rayga itu pria dewasa umurnya sudah 22 tahun sedangkan Alana baru 14 tahun. Sebagai pria dewasa dia juga butuh hiburan (you know what I Mean) Dan tidak mungkin dia mengajarkan gadis kecil itu hal-hal seperti itu.
Sampai akhirnya dia pergi ke club dan bertemu Diandra, menghabiskan malam dengan Diandra hingga akhirnya sebulan kemudian menjalin hubungan dengan gadis itu.

Rayga tahu dia salah, tapi dia tidak bisa berhenti. Dia membutuhkan Diandra sebagai pelampiasannya jadi tidak mungkin dia melepaskan Diandra. Dia terus mempertahankan Diandra meskipun dia tahu kebusukan perempuan itu, dia tahu Diandra itu bukan perempuan yang baik namun sekali lagi nafsu membutakannya.

Dan sepandai-pandainya menyimpan bangkai pasti akan tercium juga. Hubungannya diketahui Alana tepat ketika dia mengakhiri hubungannya dengan gadis kecil itu. Membuat Alana semakin membencinya.

Rayga fikir memutuskan hubungan dengan Alana adalah pilihan terbaik namun nyatanya itu adalah pilihan terburuk yang diambilnya. Jauh dari Alana membuatnya kacau. Fikirannya tidak pernah bisa fokus. Tanpa dia sadari Alana telah menjadi candu untuknya. Alana telah berhasil membuat Rayga jatuh cinta padanya, membuat Rayga berfikir untuk menghalalkan segala cara agar bisa kembali memiliki Alana.

"Gimana?" Tanya Rayga pada seseorang di sebrang telepon

"Maaf tuan, tidak ada ada petunjuk sedikitpun tentang nona Alana, kami hanya mendapat informasi bahwa nona melakukan akselerasi kemudian pindah sekolah. Setelah itu tidak ada lagi yang mengetahui dimana nona berada"

"Aku nggak mau tahu, tetap lakukan pencarian. Kerahkan semua kemampuan kalian sampai gadisku ketemu"  Ucap Rayga tegas dan langsung menutup sambungan telepon

"Aku bakal nemuin kamu Al, bagaimanapun caranya"

☆☆☆☆☆

Malasih yang udah mampir😄😄

EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang