Seorang gadis berseragam sekolah berjalan dengan riang memasuki halaman rumahnya. Ia mengukir senyum sepanjang perjalannya. Tangannya mengenggam kuat secarik kertas kaku berwarna biru. Dimana isinya adalah pengumuman kelususannya.
Gadis itu berhenti tepat didepan pintu rumahnya, melepas satu persatu sepatunya kemudian meletakannya dengan rapih diatas rak sepatu yang ada disudut pintu. Setelahnya ia berjalan masuk dengan mengendap-endap, berniat memberi kejutan pada orang tuanya. Namun saat kakinya melangkah masuk ke ruangan utama, tidak ada seorang pun disana.
Ia pun berinisiatif untuk menghampiri kedua orang tuanya yang sudah dapat dipastikan bahwa mereka berada dikamar. Kaki ramping gadis itu berjalan menaiki satu persatu anak tangga, masih mengendap-endap. Ia berusaha meredam suara langkah kakinya agar tidak seorang pun mengetahui kedatangannya.
Sesampainya di depan pintu kamar orang tuanya, gadis itu malah terdiam. Sedikit demi sedikit senyuman yang tadinya begitu nyata perlahan-lahan memudar. Indra pendengarannya menangkap suara gaduh dari dalam sana. makian dan cacian keluar begitu saja dari mulut kedua orang tuanya dari dalam sana. tidak perlu bertanya, ia sudah tau apa yang sedang terjadi di dalam.
Ia menghela nafasnya berat, bersamaan dengan itu sebulir air mata lolos begitu saja dari matanya. Ia meremas kertas yang di genggamnya, meremasnya begitu kuat sampai kertas itu tak berbentuk lagi. Dengan kasar dilemparnya kertas itu ke lantai, kemudian dengan tangan yang terkepal gadis itu memuluk keras pintu kayu di hadapannya dan berhasil menghentikan perdebatan hebat yang terjadi didalam sana.
ia berlari menuju kamarnya, membanting pintu dengan kuat hingga membuat beberapa hiasan di dinding kamarnya bergoyang. Rasanya lututnya lemas. ia jatuh terduduk dibalik pintu sambil terisak, menekuk lututnya dan memeluk dirinya sendiri. Ia menggigit bibirnya, untuk menahan isakannya.
Tok! tok! tok!
"Jisoo-ya maafkan ibu nak.. jisoo keluarlah mari kita bicara" ucap sang ibu ㅡny. Kimㅡ dari luar sana.
"pergi~" saut jisoo dengan suara bergetar.
"jisoo dengarkan ibu dulu nak.. biar ibu jelaskan" sang ibu tentu saja tidak akan menyerah begitu saja pada anak semata wayangnya ini.
"aku bilang pergi!!!"
※ ※ ※
"teman-teman!! Aku lulus!!!" teriak seorang pemuda berseragam sekolah. Ia berdiri di ambang pintu sebuah ruangan yang terlihat seperti gudang, namun tertata rapih dengan beberapa barang di dalamnya.Seperti sofa, TV, DVD Player, PlayStation, minibar, dan satu tempat tidur berukuran single yang ada dipojok ruangan. mereka menyebut tempat ini sebagai basecamp. Dimana mereka biasa menghabiskan waktu bersama.
Di dalamnya kini berada dua orang remaja berusia 18 tahun-an ㅡyang tadi dipanggilnya teman ituㅡ. Seorang lelaki berambut hitam yang duduk dilantai sambil bersandar pada bibir sofa, dan seorang wanita cantik yang memiliki surai coklat yang duduk diatas sofa. Keduanya yang semula asyik dengan stick PS, kini menatap serius pada pemuda jangkung didepan pintu itu.
"benarkah? Selamat taehyungieee!!!" seru si lelaki pada pemuda bernama taehyung itu.
Taehyung menyunggingkan senyum kotak khasnya kemudian berjalan masuk menghampiri kedua temannya. "yak! Mulai sekarang aku resmi menjadi hyungmu jungkook-ah hahaha" tawa taehyung menggema disana dan hanya dibalas tawa balik oleh lelaki yang dipanggilnya jungkook itu.
"haruskan aku juga memanggilmu oppa? Haha~" kali ini si wanita yang angkat bicara.
"panggil daddy juga boleh, lisa-yaa~" canda taehyung dan lisa hanya tertawa geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNAWAY➖BTS✖BP [SMUT]✔
Teen Fiction[content 21+] Berawal dari rencana perjalanan yang berakhir menjadi sebuah pelarian demi bertahan dari kejaran polisi.