Bab 9

13 2 0
                                    

Dada Anna tersa sesak saat membaca pesan itu, tak pernah terpikir dibenaknya jika wanita yang bernama Mira itu akan datang ke hidupannya.

"Siapa yang memberi tahunya? siapa yang bercerita tentang aku dan Rasya?" pertanyaan itu terus muncul dibenak Anna.

"Siapa kamu?" balas Anna
"Aku bagian masa lalunya, dan aku akan tetap hadir di masa-masa berikutnya, tak usah takut dengan ku. Kau suka dengannyakan?".

Anna tersentak melihat balasannya, harus menjawab apa dia. Sekarang bingung yang hanya dapat Anna rasakan.

"Tidak jawab? artinya iya" sambung Mira
"Tidak, tau dari mana kamu? aku hanya temannya" Anna memberi pernyaataan dengan spontan
"Jika memang begitu, lepaskan dia untuk ku. Tak perlu kamu muncul didepannya" jelas Mira
"Punya hak apa kamu?" tanya Anna
"Dia masih mencintai ku, biarkan dia bahagia dengan ku. Percuma jika dengan mu, jika dihati masih ada aku" jelas Mira.

Anna tak lagi dapat menjawab pesan itu, kini hatinya benar-benar terlukan. Disatu sisi Rasya menahannya untuk tetap bertahan, disisi lain hati Anna sadar jika terus bertahan maka perasaannya akan jadi dalam tapi Anna tak sanggup meninggalkan Rasya, tapi sekarang ada Mira yang tiba-tiba datang menghadirkan beban tambahan dihati Anna.

Keesokan harinya di sekolah...

Pagi ini Anna sudah disambut senyum rasa yang mungkin sudah lama tidak dapat ia lihat.

"Anna!" tegur Rasya,
Mereka berjalan bersama.

"Haruskan aku bertanya tentang Mira?" batin Anna bimbang.

"Kak! siapa Mira itu?" tanya Anna sepontan.
Rasya tertegun, matanya mengarah ke Anna yang menunjukkan raut wajah penuh tanya.

"Mira.... Dia seseorang dari masa lalu" jelas Rasya "Apa dia sangat berarti?" pertanyaan Anna membuat Rasya menghela nafas panjang. "Iya, dia yang membuat ku tak percaya cinta lagi. Aku suka dengannya" jelas Rasya.

Anna melangkah mundur dari Rasya, seperti seseorang yang sedang membuat jarak. Menyadari itu Rasya melangkahkan kakinya mendekati Anna "Itu dulu".

"Iya" jawab Anna singkat, dan mencoba menorehkan senyum dibibirnya. Setelah itu mereka berjalan ke kelas masing-masing.

Satu pesan dari Mira datang lagi, "Jika terus bertahan rasanya sakit bukan? menyerahlah sebelum terlanjur!" Anna hanya menghela nafas panjang.

"Siapa Mira sesungguhnya? apa dia ada disini? apa dia selalu memantau ku?" pikir Anna.

Seakan pikirannya sudah penuh, mata pelajaranpun tak dapat masuk keotaknya.

Hingga tiba pulang sekolah, dia tetap menyendiri, senyum tak lagi menghiasi jalannya. Hingga di depan gerbang sekolah mereka dipertemukan kembali.

"Entah apa yang akan terjadi, aku harus bisa mengatakannya" batin Anna sambil berjalan terus ke arah Rasya yang sedang tersenyum ke arahnya.

Sebuah kalimat terucap dari bibir Anna "Kembalilah dengannya, dia masih mencintai mu!". Senyum Rasya menghilang.

Anna ingin pergi, namun Rasya menariknya.

"Aku udah gak suka sama dia, aku udah gak sayang sama dia. Aku gak peduli dia kembali ataupun pergi" Jelas Raysa.
"Lalu dengan ku? apa kamu suka aku? apa kamu sayang aku?" tanya Anna, Rasya terdiam.

"Bankan kamu gak bisa jawab. Terus menyuruh orang bertahan dan bertahan. Hingga orang itu berharap dan terus berharap" jelas Anna.
"Mau kamu apa?" tanya Rasya
"Mau ku? aku juga tak pernah tau mau ku apa" setelah itu Anna pergi meninggalkan Rasya.

Satu pesan dari Rasya menghampiri Anna.

"Aku bahkan tak bisa memastikan rasa apa ini, jika ini memang perasaan sayang aku akan berhenti. Ujung dari hubungan ini hanya saling menyakiti. Entah apa yang aku lakukan setelah ini, entah apa yang kamu lakukan setelah ini. Aku harap pilihannya akan berujung kebahagiaan"

"Apa dia pamit untuk pergi? apa dia menyuruh ku menyerah?" pertanyaan kembali muncul di benak Anna.

Cinta membuat kita bertahan akan suatu hal yang tak pasti.
Cinta membuat kita mempertahankan suatu hal yang salah.








Terimakasih yang sudah mau meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, maaf akhir-akhir ini ceritanya pendek. Tapi semoga kalian tetap suka membacanya.

HARAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang