III. Hijikata Toshirou

392 27 27
                                    

Hijikata tak bisa tidur. Dia hanya memandangi langit-langit kamar. Sudah tiga jam sejak ia memutuskan untuk tidur. Tapi, dia masih terjaga dan sekarang sudah pukul 03.00 pagi.

Hijikata melirik ke kiri. Mitsuba terlihat tidur dengan pulas. Hijikata memperhatikan istrinya cukup lama, dan tiba-tiba dia mendengus.

Kenapa tadi aku meminta Mitsuba untuk berhenti membereskan meja makan?

Aku ingin bicara padanya. Aku ingin menyampaikan permintaan maafku padanya.

Hijikata sadar bahwa dia telah berkali-kali minta maaf pada Mitsuba karena dia meninggalkan Mitsuba untuk pergi ke Edo bersama Kondou, Sougo, dan yang lain. Namun, Mitsuba tidak meyukainya dan meminta Hijikata untuk melupakan kejadian itu.

Rasa bersalah itu masih ada. Dan Hijikata tak tahu bagaimana cara untuk menebusnya. Kala itu, saat dia masih mendalami ilmu di dojo milik Kondou--dan rambutnya masih panjang-- Mitsuba pernah memintanya untuk membawa dirinya ikut serta dengan Kondou, Sougo, dan yang lain ke Edo.

Tapi, Hijikata mengacuhkannya. Bahkan, dia bersikap dingin pada Mitsuba. Hal itulah yang membuat Sougo benci pada Hijikata karena dia telah mencampakkan kakaknya.

Sougo paham dengan keadaan itu. Hanya saja, hal itu terjadi pada kakaknya, dan yang melakukannya adalah Hijikata, atasannya sendiri. Wajar jika dia tidak terima. Tapi, Sougo tahu kalau Hijikata tidak ingin membuat Mitsuba terluka dan tak bahagia hidup dengannya yang bekerja sebagai seorang samurai. Sampai akhirnya, Hijikata menjabat sebagai Fukucho di Shinsengumi.

Hijikata sadar bahwa dia menjilat ludahnya sendiri. Dulu, dia mencampakkan Mitsuba. Dan sekarang, dia mengemis cinta pada Mitsuba. Lucunya, Mitsuba mau menerima dirinya. Bahkan, Mitsuba mau menerima ajakan Hijikata untuk menjadi istrinya.

Apa yang aku lakukan selama ini?

Hijikata memandangi Mitsuba tanpa suara. Jemarinya menyentuh pipi Mitsuba.

Bagaimana cara untuk menebus dosaku padamu, Mitsuba? Hidup bersama denganmu seperti ini saja aku masih merasa tersiksa dengan apa yang aku lakukan padamu dulu.

Tidak, tidak. Aku tidak menikahimu bukan sebagai penebusan dosa. Aku menikahimu karena aku sudah mencintaimu sejak dulu.

Dulu, aku ingin sekali menyatakan perasaanku padamu. Hanya saja, aku merasa tak pantas. Aku juga akan meninggalkanmu dalam waktu yang cukup lama, dan tidak adil jika kau yang mengorbankan dirimu untuk menungguku pulang padamu.

Tak ada cara lain selain membuatmu benci padaku. Saat itu, aku ingin kau melupakan aku. Aku ingin kau membenciku. Aku ingin kau memanggilku pria brengsek.

Aku sengaja, karena aku ingin wanita yang aku cintai bahagia.

Dulu, aku ingin kau hidup normal, punya banyak anak, dan menjadi seorang istri yang mengabdi pada suamimu. Membayangkan hal itu saja membuatku kesal. Aku tidak bisa menerimanya, tapi aku memaksakan diri hanya untuk melihatmu bahagia.

Sampai akhirnya aku bertemu denganmu di Edo. Kau datang menemui Sougo. Jika Yamazaki tidak mengajakku ke cafe tempat kau dan Sougo bertemu, mungkin kita tidak akan saling menatap.

Dan saat itu, saat kau menoleh padaku, adalah saat paling bahagia dalam hidupku. Okita Mitsuba duduk di sana dan tersenyum padaku.

Hijikata masih melirik Mitsuba. Tanpa sadar, dia tersenyum sambil mengelus pipi Mitsuba.

Aku ingat, Sougo sempat memperingatkanku untuk tidak menemuimu karena ternyata, kau sudah bertunangan dengan Kuraba Touma. Bukan main marahnya aku karena Kuraba adalah salah satu nama dalam daftar pencarian Shinsengumi, dan dia adalah salah satu orang yang melakukan jual beli senjata secara ilegal di Edo.

ListenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang