Gintoki membuka mata. Jam menunjukkan pukul 08.12. Gintoki menoleh ke kanan dan Tsuki masih tertidur lelap.
Ma-masaka!?
Gintoki buru-buru mengangkat selimut dan melihat selangkangannya.
Brengsek. Bengkak.
"Hmm..." Tsuki membuka matanya dengan perlahan. "Kau sudah bangun, Gintoki?"
Gintoki menatap istrinya sambil tersenyum memamerkan gigi-giginya. "O-ohayou gozaimasu."
Tsuki duduk dan memijat dahinya. "Apa yang terjadi semalam? Kepalaku pusing sekali."
"Honey!" Gintoki menarik tangan istrinya dan memijat dahinya. "Se-semalam kau terlalu lama berendam! Ma-mau sarapan?"
"Mau," kata Tsuki sambil kembali menyandarkan dirinya ke bantal. "Aku telepon du... Kemana pakaianku?"
"A-ada di kamar mandi!" kata Gintoki. "Semalam kita langsung tidur!"
"Kemana pakaianmu?" tanya Tsuki.
"A-ada di kamar mandi!" Gintoki meraih bath robe di lantai. "Kamu telepon saja dulu ke concierge agar sarapannya di antar ke kamar! Sekalian minta obat pusing! A-aku cuci muka dulu."
"Oi," Tsuki menatap tajam Gintoki. "Kau menggagahiku semalam?"
Are?
Gintoki menganga sambil menatap Tsuki. "A-ah, iya. Cepat dan memuaskan, kok. Aku cuci muka dulu."
Gintoki buru-buru memakai bath robe-nya dan mengambil bath robe lain yang sudah robek di lantai. Dia menyembunyikannya di dalam bajunya dan bergegas ke kamar mandi.
Gintoki menutup kamar mandi, mencuci mukanya di wastafel, dan menatap dirinya sendiri di kaca.
Kau yang menggagahiku, bagero! Rumah yang memproduksi samurai-samurai berbakat di tubuhku sampai bengkak! Bath robe-ku sampai robek, temmera!
Gintoki membuang bath robe-nya yang robek ke tempat sampah dan keluar kamar mandi. Tsuki sudah berdiri di dekat jendela. Dia telah menutup tubuhnya dengan mengenakan yukata Gintoki.
"Besok kita pulang, ya?" tanya Tsuki.
"Ya. Kenapa? Kau masih mau di sini?" tanya Gintoki. Tsuki mengangguk. "Kalau kau masih mau di sini, kita extend saja."
Tsuki tak menjawab. Dia hanya memandangi Danau Toya.
"Tidak apa-apa," Tsuki tersenyum tipis. "Kita pulang saja. Aku merindukan Kagura dan Shinpachi."
"Tidak apa-apa kalau kau mau tinggal lebih lama di sini," kata Gintoki.
Tsuki menggeleng. "Aku rasa, aku hanya merindukan momen saat kita hanya berdua saja."
Gintoki tersenyum dan menghampiri Tsuki.
"Apa susahnya untuk bilang kalau kau ingin waktu berdua lebih lama denganku?" Gintoki membelai rambut Tsuki. "Aku pasti mendengarkan."
Tsuki tersenyum. "Tidak apa-apa."
Tangan Gintoki menyentuh pipi Tsuki. Dia mendekatkan wajahnya pada Tsuki.
Ting tong.
"YA," Gintoki berteriak dan berjalan ke pintu. Tsuki hanya tersenyum melihatnya.
***
"Arigatou gozaimasu," kata Gintoki seraya menaruh selebaran di atas meja resepsionis. Gintoki berjalan ke arah sofa di lobi hotel dan duduk di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Listen
FanfictionDengarkan dia. Dengarkan aku. Dengarkan kami. Ini suara yang kau cari. Suara hati Hijikata Toshirou, Sakata Gintoki, dan Okita Sougo. Cover picture belongs to @shirotan_xx