Semilir suara angin malam kesunyian seraya berhembus pada rambut panjang yang terurai rapi,
Langit malam yang indah serasa menuntun pada jurang yang mencekam,
itulah yang dirasakan Adelia setelah mengetahui seseorang yang disayanginya akan pergi selamanya di keesokan hari kemudian,
Jujur sebenarnya Adelia juga menyukai Astrea,
hanya saja Astrea tidak pernah peka atas semua yang dirasakannya selama ini,
rasa kekecewaan yang begitu mendalam terasa amat menyayat hati karena dirinya yang tak sempat mengungkapkan isi hatinya,
tetesan beberapa tetesan air mata mulai terlinang membasahi pipi."Apakah aku harus menelfonnya sekarang untuk memastikan kabarnya? ah tidak, mungkin Austrel lebih dulu harus ku beritahu" Adelia mengambil telfon genggamnya dari sakunya dan mencari-cari kontak yang bertuliskan nama Austrel.
-
sedangkan dirumah sakit tempat Austrel di rawat. Austrel terlihat sangat lelah, Austrel tidur dengan sangat lelapnya sehingga suara deringan telfon yang berkali-kali berbunyi seakan tidak bergema di telinganya,"Woooiii, bangun!!! " Teriak seorang pemuda yang baru saja sampai untuk menjenguk keadaannya, namun tetap saja sia-sia.
Austrel tetap tertidur seakan mati tak bisa di bangunkan, Pemuda itupun langsung mencubit kaki Austrel dengan keras sehingga membuat Austrel terbangun dan menjerit kesakitan.
"Leooooo !!! ""Hahahaa telfonmu bunyi dari tadi tidak kau angkat" Leo tertawa kemenangan karena bisa membuat Austrel menjerit.
"Awas kau ya " Austrel terlihat sangat kesal melihat tingkah Leo yang begitu menyebalkan dan langsung mengangkat telfon yang berbunyi.
Suasanapun menjadi tegang saat Austrel mengangkat telfon dari Adelia dan mengetahui bahwa besok nyawa saudaranya akan dalam bahaya.
"Okee, nanti aku kesana " Austrel menutup telfonnya dan menatap Leo dengan serius "Gawat... Saudaraku dalam masalah besar""Whatttt? "
-
Sedangkan di bawah ruang isolasi bawah tanah, tempat dikurungnya Austrel dan Emrick."Hiksss hiksss aku mau pulang, aku tak suka tempat seram ini" Emrick terlihat sedang ketakutan dan menangis dengan tubuh gemetarnya.
Astrea memutar kedua bola matanya sambil lalu menatap wajah Emrick yang menangis ketakutan "Akhirnya kau sadar juga ya, aku turut senang tapi bukankah kau juga menyeramkan"
Emrick menoleh ke arah Astrea dengan kesal"Diamlah"
Astrea bangkit mendekatkan wajahnya kepada Emrick hingga terjarak satu jengkal "Kau ingin kembali normal seperti dulu, bagaimana kalau kita bekerja sama saja"
kali ini Emrick menatap Astrea dengan heran "Bekerja sama"
Astrea memalingkan pandangannya sejenak ke arah besi sel kurungannya "Dulu aku dan saudaraku juga seorang manusia, tapi itu dulu sebelum kecelakaan maut merenggut kami dan mengembalikan kami dalam keadaan seperti ini "
Emrick memiringkan kepalanya sembari menatap Astrea yang perlahan wajahnya terlihat sendu "Lalu kerjasama seperti apa yang kau inginkan? bukankah besok kita akan mati"
"tidak selama rencana ini berhasil" Astrea membisikkan sesuatu kepada Emrick dengan pelan dan jelas hingga Emrick mengangguk setuju "Lalu setelah itu kita lakukan kerjasama untuk mengubah takdir kita"
"Hohoho Okaaayy" Emrick tersenyum dan mengacungkan jempolnya dengan ceria seakan tak ada kesedihan lagi yang membebaninya.
===================================================
~~~To:Be continueAkhirnya Chapter ini selesai juga :D jangan lupa Votenya ya :) ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Brother Zombie in Love [SELESAI]
פנטזיהApa jadinya jika kedua zombie tampan ini berada di sekeliling sekolah sebagai siswa baru dan menyembunyikan identitasnya sebagai zombie, namun bagaimana jadinya jika berbagai konflik mengancam dapat membuat terungkapnya identitas mereka? Sehingga m...