04💉Date Invitation?

889 190 44
                                    

1 vote dari readers sangat berharga untuk moodboosterku
klik tanda
tunggu sampai berubah jadi ⭐
🙆‍♀️🙇‍♀️

"Saya masih fokus pada pengabdian sebagai seorang dokter untuk merawat pasien yang membutuhkan pertolongan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya masih fokus pada pengabdian sebagai seorang dokter untuk merawat pasien yang membutuhkan pertolongan. Jadi, belum terlalu memikirkan tentang pasangan hidup."

"Wahh... pas sekali, selisih 3 tahun dengan putriku."

Ekspresi wajah dr.Bryant sedikit aneh, aku tidak bisa mendiskripsikannya. Entah itu sedih, senang, malu atau yang lainnya. Menurutku, dia tipe pria yang pandai menutupi hatinya dengan ekspresi wajah yang sulit untuk ditebak.

Tidak ingin menambah rasa maluku pada si tampan, aku segera bangun duduk bersandar dan memandang tajam ke arah ibuku. Bagaimana bisa ibu masih tersenyum saat melihat wajah kesalku? Apa dia tidak sadar jika putrinya ini sudah diambang batas rasa malunya? Ohh... ayolah.

"Ibu...??" Aku memberanikan diri menyela, sebelum ibu kembali mengatakan hal-hal aneh yang mungkin saja bisa membuat hubunganku dengan dr.Bryant menjadi semakin canggung.

Apa aku baru saja mengatakan tentang hubungan kami? Haha... memangnya hubungan seperti apa yang aku harapkan? Dasar bodoh.

Ibu hanya melirikku sekilas dan kembali memfokuskan arah pandangannya pada pria berjas putih dengan kalung stetoskop di lehernya. Astaga.. aku diabaikan? Baru kali ini ibu bisa mengabaikanku dan lebih memilih seorang dokter muda.

 aku diabaikan? Baru kali ini ibu bisa mengabaikanku dan lebih memilih seorang dokter muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibu...!!" Sedikit menaikkan nada bicaraku, mungkin bisa membuatnya mendengarkan panggilanku yang kedua kalinya ini.

Tidak. Bukannya aku membentak ibuku. Hanya saja jika dengan panggilan lirih saja ibu mengabaikanku... mungkin menaikkan sedikit nada ucapanku tidak masalah, bukan?

"Putri cantik ibu butuh perhatian rupanya? Ada apa sayang?"

Belaian lembut di kepalaku pun tidak menyurutkan rasa maluku. Kenapa juga ibu selalu memuji-mujiku cantik di hadapan dr.Bryant. Setiap orang mempunyai penilaian kadar cantik berbeda-beda. Ibu memang selalu mengatakan aku cantik karena menurutnya aku memang cantik, tapi bagaimana dengan dokter tampan ini? Entahlah.

Make Me Complete [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang