Bagian 5 : Rumah Kata

301 9 0
                                    

Patah hati membuat seseorang banyak belajar.

Tidak perlu lagi mengelap air mata,

Dan tidak perlu lagi melawan sepinya malam.

.....

Mungkin sisi lain dari sebuah patah hati adalah membuat kita menjadi sosok yang baru. Bangkit dari sebuah keterpurukan, kembali melangkah menjadi pribadi yang baru, dan mencari jawaban atas kegelisahan hati. Kita tidak bisa memilih apakah cerah atau badai, tapi kita bisa memilih dengan siapa kita akan membuat kebahagiaan. Ternyata benar, membahagiakan diri sendiri itu perlu, untuk kita yang selalu saja melukai diri yang lemah ini.

Bara yang bolak-balik melihat ponselnya itu, merasakan seperti bertarung dengan pikiran apakah Neira akan membalas pesannya atau tidak. Neira yang tiba-tiba menghilang entah dimana kabarnya, membuatnya menjadi sosok yang peduli dengan keadaan ponselnya itu. Neira mungkin sedang berbahagia. Atau mungkin, Bara yang sedang ingin berbahagia. Walaupun terbilang singkat, namun kesan terukir sangat indah. Karena Neira telah membangkitkan seorang Bara Aksara, dari keterpurukan ganasnya patah hati.

"Gimana tawaran gue? Bisa buat gabung?"

"Gue masih bingung Ann, mungkin gue bisa bantu seadanya"

"Gue pikir lo bakal mau. Karena tujuan kita sama"

Annalies Casuarina, seorang wanita dengan segala ambisinya. Dengan itu, ia mempunyai sebuah warung kopi dan taman baca. Ia tidak ingin menjadi seorang pegawai walaupun penghasilannya menjanjikan. Tapi, pikirannya yang terbilang kiri (beda), membuatnya menjadi sosok yang idealis.

Ia selalu berangan-angan membuat sesuatu yang terbilang gila. Mendirikan sebuah tempat pendidikan untuk anak jalanan dan disabilitas adalah visi misinya. Alasannya, karena ia adalah seorang anak perempuan yang ditelantarkan oleh orang tuanya, setelah proses perceraian. Yang ia dapat hanyalah uang dan uang. Apa yang ia inginkan, selalu terpenuhi. Mungkin orang tuanya berpikir, Annalies bisa melupakan kesedihan masa perceraian itu.

Masa perceraian sebuah keluarga adalah masa-masa paling sulit untuk menentukan pilihan. Mungkin orang tuanya itu hanya memikirkan emosi saja, tanpa memikirkan Annalies. Anna menjadi korban setelah sidang perceraian. Ia tidak bisa lagi berbincang-bincang dengan kedua orang tuanya di hari libur, dan mirisnya ia tidak lagi menikmati keceriaan canda tawa dengan orang tuanya itu. Semua nampak kaku ketika setelah sidang perceraian. Ayah dan ibunya kini saling membenci, dan Annalies menjadi seseorang yang tidak bisa mengekspresikan diri.

Taman bacanya itu ia bangun, sebagai wujud kekesalannya pada keadaan masa-masa perceraian. Dengan taman baca itu, ia bertemu dengan banyak orang dan sering bertukar pikiran. Anna sangat peduli akan kebahagiaannya itu yang hampir punah. Ia harus bangkit melawan ganasnya keterpurukan, dan memukul semua rasa kekecewaannya itu.

Patah hati membuatnya menjadi seseorang yang banyak belajar. Ia tidak perlu lagi mengelap air matanya itu dan ia tidak perlu lagi melawan sepinya malam. Karena, di taman baca itulah ia menjadi sosok pribadi yang baru dan mengubur semua kesedihannya itu.

Ambisi ia ingin mendirikan sekolah untuk anak jalanan dan disabilitas, ketika taman bacanya itu, disinggahi seorang anak laki-laki jalanan bernama Sumba. Sumba adalah anak kecil yang mempunyai kisah menyakitkan, yaitu dibuang oleh orang tuanya dengan cara dititipkan ke panti asuhan. Ketika ia berusia 7 tahun, ia mengetahuinya dan pergi mencari orang tuanya itu ditemani foto yang orang tuanya titipkan. Sumba pun kehilangan arah dan lupa akan jalan pulang. Kini, Sumba menjadi pengamen pada sebuah angkutan umum di Jakarta.

Bahasa Dua Mata : Destinasi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang