Bagian 3 : Berkabung

366 11 0
                                    

Pelangi akan datang setelah hujan dan badai.
Pelangi pasti datang, kalau tidak malam hari.

...

Hujan rintik-rintik kali ini tidak lagi sama dengan hujan sebelumnya. Ibunda dari Bara harus menjalani operasi pengangkatan kanker payudara. Ia tidak mengerti kenapa itu bisa terjadi. Ibunda Bara, yang bernama tante Lily, tidak pernah menceritakan rasa sakitnya itu kepada Bara. Yang ia tahu kejadian itu berawal dari jam 3 pagi saat Bara sedang tertidur pulas, kemudian terdengar suara teriakan kencang menjerit kesakitan. Bara langsung terbangun dan mengantar ibunya ke rumah sakit.

Bara sangat menyayangi ibunya. Saat dibangku sekolah dasar, ia pernah berkelahi dengan temannya karena selalu mengejek ibunya. Dan mungkin ia merasa sangat kesal dengan dokter saat itu, ketika memberitahu Bara kalau tante Lily harus menjalani operasi. Ibunda Bara adalah orang yang sangat baik dimata teman-teman Bara. Terlebih lagi, kalau sudah akrab, Tante Lily selalu menganggap teman-temannya Bara adalah anaknya sendiri.

Ternyata, tante Lily sudah menahan penyakit itu ketika Bara masih berusia 1 tahun. Ia menyembunyikannya dari Bara, agar tidak membuat orang rumah menjadi repot. Menahan penyakit seganas itu tidaklah mudah. Tante Lily yang harus bekerja pulang-pergi dengan menaiki bus, tante Lily juga harus menyekolahkan Bara sampai lulus menjadi sarjana. Mungkin dengan itu, ia sedikit melupakan rasa sakit yang tante Lily rasakan.

Bara sangat menyesal karena ia tidak mengetahuinya. Menurutnya, ketika seseorang menderita kanker, perjalanan hidupnya sudah tidak lama lagi. Mungkin ia harus fokus untuk membahagiakan ibunya itu dan ia bertekad untuk giat lagi dalam bekerja, agar bisa membayar rumah sakit, minimal menghidupi dirinya sendiri. Tante Lily adalah penyemangatnya dalam bekerja. Ia merasa hina ketika ia menjadi malas bekerja apalagi memilih-milih pekerjaan. Karena menurutnya, diluar sana masih banyak orang yang membutuhkan pekerjaan. Apalagi, ia melihat ibunya yang harus bangun shubuh demi menghidupi keluarganya itu, walaupun dengan upah terbilang cukup untuk kebutuhan saja.

Rutinitas semakin bertambah. Bara harus menjadi penjaga dalam tidur ibunya. Sepulang kerja, ia wajib menjaga ibunya yang katanya umurnya sudah tidak lama lagi. Manusia hanya bisa berusaha dan berdoa untuk sembuh, tapi Tuhan-lah yang menentukan. Bara selalu percaya, Tuhan tidak akan menguji manusia diluar batas seseorang. Dan benar yang dikatakan Neira, pelangi akan datang setelah hujan dan badai. Pelangi pasti datang, kalau tidak malam hari.

Sore itu Bara tidak seperti biasanya. Tidak ada keceriaan yang tergores dari muka kusamnya. Ia hanya bisa berdoa dan berharap agar tante Lily sembuh. Dari luar kaca, Neira tampak cemas dengan keadaan tante Lily. Neira datang seperti apa yang diharapkan Bara. Ia mengharapkan ada seseorang yang bisa menjadi pendengar yang baik untuk kesedihannya. Terkadang, kita memerlukan seorang pendengar dari pada seorang pendongeng semata. Menjadi pendengar adalah proses menuju bijaksana dalam menyikapi kehidupan dan dengan itu kita bisa memilih sahabat bahkan pendamping dalam perjalanan hidup.

*****

Bara sedikit bernafas lega ketika selepas operasi. Operasi ibunya yang berjalan lancar membuatnya sedikit melepaskan beban dipundaknya. Agar bisa kembali beraktivitas, Ibunya harus menjalani terapi pasca operasi. Masa-masa pasca operasi adalah masa-masa ketabahan. Ibunda Bara harus sabar dalam menjalaninya. Setiap minggunya ia harus melakukan pengecekkan, proses terapi, dan mengonsumsi obat. Tujuannya agar ia bisa menjalani aktivitasnya bersama anak tunggalnya itu, Bara Aksara.

Sore itu Neira sangat dekat dengan tante Lily. Ia sangat asyik berbincang-bincang banyak hal, tidak lupa mereka berbincang soal Bara. Cerita soal Bara sewaktu masih kecil membuatnya sangat tertawa. Ternyata masa kecil Bara sangatlah menyebalkan bagi orang tuanya. Bagaimana tidak, setiap bulan puasa ia bolak-balik ke kamar mandi dengan alasan untuk mandi, setiap tarawih ia selalu dimarahi oleh pihak masjid, dan selepas sholat subuh berjamaah di masjid ia tidak lupa untuk keliling komplek memencet bel kemudian lari. Karena ia selalu kesepian di rumahnya, Bara selalu berbuka puasa di masjid bersama pengurus dan jamaah mesjid.

Bahasa Dua Mata : Destinasi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang