#11 KEJUTAN

10 2 0
                                    

    Pagi ini Dita sudah lumayan sehat. Namun dia harus banyak istirahat, minum obat, dan makan makanan yang bergizi untuk mengisi staminanya. Ketika ia hendak ingin turun ke bawah. Telefonnya berbunyi. Ia melihat,ternyata itu dari Cais. Dita langsung mengangkat telfonnya.
"Hai Dit." suara pertama darinya.
"Hai Is, kenapa? Kok tumben pagi pagi nelfon?"
"Gimana kabarmu Dit udah sembuh?"
"Oh udah lumayan kok. Makasih ya kemarin udah jenguk aku."
"Eh iya ga papa kok. Eh Dit hari ini kan libur. Entar sore aku mau kerumahmu sama temen temen. Sekalian jenguk lagi hehe... Boleh ga?"
"Oh boleh kok boleh. Siapa aja? Biar nanti sekalian bibiku beliin cemilan. Yang kemarin udah habis. Ehmmm kamu habisin ya?? Hahaha..."
"Ih Dita gitu sih... Iya sih... Ya yang banyak ya... Kalau siapa aja udah la... Nanti juga tau. Ok?"
"Iya oke"
"Ya udah aku tutup ya. Bye Dit."

Tut...
'Bagus ikut ga ya?' batinku.

Dita segera turun dan menemui kelurganya yang akan sarapan bersama. Lengkap keluarga ini di meja makan. Namun semunya sibuk sendiri. Abang Tara main hp sambil makan. Mama minum teh sambil senyum senyum sendiri. Kalau papa ngelihatin mama terus sambil senyum, baca koran, lihat mama, senyum lagi. 'Sebenarnya ada apa sih?'
Akhinya Dita bersuara.
"Mah, Pah."
Tak ada respon...
"Mah, Pah!" Aku sedikit mengeraskan suaraku. Abang Tara juga melirikku, lalu memutarkan bola matanya.
"Eh iya Dit , kenapa sayang?"
"Mama sama papa ini kenapa sih sebenernya? Dari tadi senyum senyum terus, sampe anaknya ga di respon."
Mama dan papa langsung tertawa. Entah,apa yang lucu dari pertanyaanku, aku hanya menatap bingung. Abang Tara juga bingung tapi langsung mengabaikan dan tetap fokus ke androidnya.
"Kenapa sih mah? Pah?"
"Hahaha...Iya maafin papa ya sayang" Papa tersenyum dan meminta maaf padaku. Mama hanya tersenyum namun tak meminta maaf.
"Sayang kami ada kejutan buat kalian." Akhirnya mama angkat suara.
"Kejutan apa mah?"
"Kalian akan punya adek baru..."
Aku dan abang Tara langsung terbelalak mendengrnya.
'Apa? Adek baru? Jadi... Mama hamil?'
Aku hanya tersenyum setelah mendengernya. Pandanganku langsung terarah pada abang Tara. Penasaran apa yang ia fikirkan. Senang atau kecewa, pasti membuatnya terkejut dan syok, tapi entah itu benar adanya atau tidak. Mungkin saja abang Tara malah senang dengan kabar ini walau dia tidak mengungkapkan dengan kata kata. Dia hanya diam.

                     .... Sore ....
"Apa?!! Adek baru?!" Bagus, Bagas, Cais, Jofan, dan Diva terkejut mendengarnya.
"Iya.. Jadi kata mama, aku mau punya..." Belum selesai bicara. Cais menyela.
"Wahhh....selamat ya Dit... Senengnya... Hahaha... Kalau udah gede kerjain aja Dit, hahaha..."
"Hus Cais lu tuh ya bisanya nyela omongan orang terus..." Bagas kesal dengannya.
Namun kami langsung tertawa.
"Udah udah...yuk makan cemilannya..."
'Apa yang difikirkan Bagus ya... Dari tadi dia diem aja."
"Eh Dit bulan Oktober ini lu mau ulang tahun kan? Tanggal berapa sihh?" Bagas kembali bicara.
"Gue aja yang jawab Dit. Bagas... Tanggal ulang tahun Dita tuh 13 Oktober." Bohongnya Cais.
"Huss ngawur... Nggak kok tanggal ulang tahunku 28 Oktober. Ehmm kayaknya Hari Minggu."
"Nah pas banget. Ada acara ga? Di rayain aja..." Bagas bicara lagi.
"Iya rencananya sih bareng Abang Tara. Tapi kayaknya Abang Tara ga mau jadi satu perayaannya. So, tunggu aja..haha"

'Dit gue mau jadi yang pertama ngasih selamat buat lo'
-Bagus dan Bagas-

Maaf ya ceritanya kriuk kriuk. Hehe...
Jangan lupa vote and comment
Dan tunggu kelanjutannya...

PRINCE IN SILENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang