"Iss sifat loh yang ceroboh susah ya hilang"sindir Christin yang membuat sahabat sahabatnya tertawa.
********
" lo mah jahat chris"sambil memanyunkan bibir manisnya Karin
Tak terasa waktu berjalan begitu saja dan menyelesaikan pelajaran fisika.
Semua siswa siswi Pelita Cahaya meninggalkan halaman sekolah karena guru mengadakan rapat mendadak."Senang gue kalau gini terus lah" ujar Naura sambil bersemangat memasukkan buku buku ke dalam tas ranselnya.
"Senang banget ya lo ra?ya iya lah kan kebahagian gue itu cepat pulang" Thalia menjawab pertanyaan yang dia berikan kepada Naura yang bisa dibilang sindiran.
"Lo parah banget ya lia,gak bisa liat sahabat lo bahagia" Naura pura-pura ngambek sambil keluar kelas dan diikuti ketiga sahabatnya juga.
"Guys gue duluan ya uda dijemput nyokap gue,bye" permisi Thalia kepada sahabatnya itu sambil melambaikan tangan
"Bye"jawab Karin,Christin dan Naura bersamaan
"Rin,lo gak pulang bareng kakak lo?" tanya Christin kepada karin.
"Enggak,katanya dia ada latihan basket" jelas karin.
"Ooh kirain kalian pulang bareng" kata Christin.
"Cieee yang kangen sama kakak gue,gue sebagai adiknya restui kok chris" goda karin yang membuat pipi Christin memerah.
"Gue duluan ya guys" pamit Naura dan disusul oleh Christin.
"Lo gak pa pa kan,kami tinggal rin?" khawatir Naura
"Gak lah,ya uda pergi gih kalian" usir karin
"Wow ngusir kami ya lo?" sewot Naura."iya"jawab karin sambil ketawa.
"Ya uda deh,byee" pamit mereka berdua.Christin yang di jemput oleh supirnya dan Naura di jemput oleh pacarnya yang beda sekolah dengan dia.
Saat Karin menoleh kebelakang 'BRUKK' seseorang terjatuh karena berkelahi dengan siswa yang beda sekolah.Karin tahu kalau beda sekolah karena seragamnya saja sudah berbeda.
"Lo gak kenapa?" khawatir Karin sambil berlari menghampiri cowok itu."hah?lo lagi lo lagi"sambung karin saat menyadari bahwa cowok itu adalah cowok yang di tabrak punggunya tadi di sekolah.
"Bibir lo berdarah" katanya saat dia melihat bagian wajah cowok itu.
"Sabar ya" karin melanjutkan bicaranya yang sempat terpotong dan sambil mengambil P3K di dalam ransel biru muda."Lo ngapain?" tanya cowok itu,yang menyadari kalau karin mencari sesuatu di dalam ranselnya.
"Lah mau membersikan luka lo,emang ada yang salah?" tanya karin saat sudah mendapatkan apa yang dicari di dalam ranselnya.
"Gak,gue pulang" jawab Alfa sambil mau berdiri dan ternyata di cekal oleh tanggan karin.
"Nanti aja,kalau di biarin bisa infeksi" jelas karin dan langsung membersikan luka cowok itu.
"Aww" desis cowok itu saat karin membersikan lukanya dan memberi obat merah.
"Lo,kok di keroyok sama orang itu?" tanya karin dan alhasil dia di abaikan sama cowok itu."uda,siap"kata karin saat dia sudah membersikan luka di bibir cowok itu.
Cowok itu langsung pergi mengambil motornya,tiba tiba saat karin menunggu angkot yang tak kunjung datang suara motor berhenti di depan nya.ya dia cowok tadi,karin ingat kalau cowok itu yang tadi pagi memberi tahu bahwa ulangan matematika diundur.Alfando iya dia,dia cowok yang dia tabrak punggungnya dan dia obati lukanha juga."Naik"ajak Alfa sambil menunjuk jok belakang dengan kepalanya.
"G-gue?" karin memastikan bahwa cowok itu mengajak dirinya sambil melihat kanan kiri,dan ternyata hanya dia yang berdiri di situ.
"Hmm"cowok itu hanta memberi deheman sebagai jawaban dari pertanyaan karin.karin menaiki motor itu,tiba tiba cowom itu memberi jaket kulit berwarna coklat kepada karin.
" buat apa?" tanya karin tidak mengerti apa maksud dia memberikan jaket.
'Tutupi paha lo"jawab Alfa dengan nada malas karena cewe itu gak peka,apa emang dia gak perna menutupi pahanya dengan jaket' batin cowok itu
"Ohh ya makasih"jawabnya sambil menunjukkan deretan giginya yang rapi.
"Dimana?" tanya Alfa.
"Hah?kalau ngomong yang jelas jangam pelit pelit amat ngomongnya, sariawan ya?"respon karin karna dia memang tidak mengerti apa yang dikatakan cowok itu.
"Rumah lo?" jelas alfa
"Ohh,lo nanga rumah gue dimana?rumah gue di Perumahan Lestari nomor 31 blok B.lain kali kalau ngomong yang jel--,
CUP
Sebuah ciuman yang mendarat di pipi karin yang membuat pipinya merah seperti tomat dan ada rasa kesal karena dia mencium dirinya diam diam,yang artinya pipinya tidak perawan lagi
'Diam lo kan,makanya jadi orang jangan bawel.tau rasa lo' Batin Alfa sambil tersenyum tipis
******
Bagus gak ceritanya?
Jangan lupa vote end comment ya
Maaf kalau banyak Typonya hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANDO
Teen FictionAda banyak kisah di balik tangisan yang tak perna absen setiap harinya di kehidupan Karin.semenjak mereka berhubungan jarak jauh dengan Alfa,namun seiring waktu tangisan berganti ke bahagian saat karin menemukan pengganti meskipun masih ada memori y...