Jika kau belum bisa menyadari rasa cintaku. Maka akan ku buat kau yakin dengan segala caraku.
*****Siang ini Malvin dan Vanya sedang berada dikediaman Kakek Marlo. Tadi pagi Kakeknya itu meminta mereka untuk datang kerumah diwaktu jam makan siang. Dan Malvin yang juga ingin membahas bisnis barunya itu menyetujui untuk datang kesana.
Vanya sudah mulai merasa lega sekarang. Pasalnya tadi pagi setelah tiba dikantor, dirinya mendapat telepon dari Riddick yang mengatakan jika sahabat mereka Key sudah siuman dan keadaannya mulai membaik. Rasa bahagia kini menyelimuti hati Vanya, dan nanti sepulang dari kantor dia akan menyempatkan waktu untuk menjenguknya.
Mereka kini sudah berada dimeja makan, dan tengah menikmati makan siang. Malvin dan Kakek Marlo sedari tadi terlihat mengobrol tentang bisnis baru yang akan Malvin rintis. Malvin terlihat antusias sekali untuk menunjukkan proposal bisnisnya itu kepada Kakeknya. Dia memang mulai menyukai dunia bisnis ini, setelah beberapa tahun lalu menggelutinya. Walau awalnya memang terpaksa, namun seiring berjalannya waktu dia justru menikmatinya.
Vanya yang merasa tidak mengerti dengan obrolan kedua Kakek dan Cucunya itu, memilih untuk melanjutkan makan siangnya. Rasa makanan dirumah Kakek Marlo memang tak pernah mengecewakan, tidak kalah nikmat dengan menu makanan direstoran ternama.
Seperti menu makan siang hari ini. Terdapat banyak sekali makanan khas Indonesia yang sangat menggugah selerah. Ada Rendang dan Ayam goreng, lalu telur dadar dan juga tempe beserta sambal, dan ada juga beberapa sayuran. Baru melihatnya saja, tadi air liur Vanya hampir menetes. Dan setelah makanan itu masuk kedalam mulutnya, dia benar-benar takjub dengan rasanya.
Setelah puas membicarakan bisnis dengan Cucu kesayangannya, kini Kakek Marlo mengalihkan padangannya kepada Vanya. Gadis itu tampak baru saja menghabiskan makanannya, lalu meraih gelas air mineral dihadapannya.
"Apakah makannya enak, Vanya?" Tanya Kakek Marlo setelah Vanya menenggak habis minumannya.
Vanya tersenyum kearah Kakek Marlo, lalu berkata dengan antusias. "Ini sangat enak sekali Kakek. Rasanya tidak kalah dengan restoran-restoran diluar sana."
Kakek Marlo tertawa mendengar jawaban Vanya. Gadis ini memang selalu bisa membuat suasana menjadi lebih ceria. Berbeda dengan Kakeknya, Malvin justru terlihat acuh dengan jawaban Vanya. Gadis itu selalu saja mencari muka didepan Kakeknya, dia seolah ingin mendapatkan perhatian lebih dari orang-orang disekitarnya.
"Syukurlah jika kamu menyukainya. Lain waktu Kakak akan meminta kalian untuk datang dan makan siang bersama lagi." Jelas sang Kakek setelah menghenti tawanya. "Sebernya Kakek meminta kalian datang kesini, karena ada yang ingin Kakek bicarakan dengan Vanya." Lanjutnya meletakkan sendok yang sedari tadi digenggamnya, lalu meraih gelas air mineralnya.
"Vanya? Apa yang ingin Kakek bicarakan dengan Vanya?" Vanya menautkan alisnya, merasa penasaran dengan ucapan Kakek Marlo selanjutnya.
"Kakek ingin kalian melakukan perjalanan bulan madu berdua. Setelah menikah kan kalian jarang menghabiskan waktu bersama dan lebih sering sibuk dikantor. Jadi mungkin kalian harus menikmati waktu berdua, agar bisa secepatnya memberikan Cicit untuk Kakek." Ucapan Kakek Marlo tadi berhasil membuat pipi Vanya bersemu merah. Entah kenapa dia merasa malu sekaligus bahagia. Dengan adanya perjalanan bulan madu ini, dia pasti akan menghabiskan waktu lebih lama dengan suaminya. Dan mungkin saja, dia nanti bisa memenangkan hati suaminya itu.
"Terserah Kakek saja. Vanya tahu Kakek hanya menginginkan yang terbaik untuk kami berdua." Balas Vanya diakhiri senyum manisnya.
Malvin menegang mendengar jawaban Vanya. Pasalanya dia memang tidak ingin menuruti keinginan Kakeknya itu. Namun karena semalam dia terlalu emosi dan lebih memilih untuk tidur diruang tamu, dia jadi lupa untuk membahas hal ini dengan Vanya. Dan jadilah sekarang dia harus mengikuti keinginan Kakeknya, karena Vanya sudah menyetujuinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me!
FanfictionWAJIB FOLLOW SEBELUM BACA! COMPLETE ✅ HR #72 in Fanfiction 17/05/2018 Ketidak tahuanya akan maksud buruk dari lelaki yang menikahinya, membuatnya harus terjerumus dalam hidup yang penuh drama. Berpura-pura saling mencintai, dan hidup bersama layakny...