17

122 8 0
                                    

Bel pergantian jam telah berbunyi sekarang saat Yavia berpacu dengan Kimia.

Materi kimia hari ini dapat Yavia  pahami dengan mudah, jadi waktu seakan berjalan sangat lama.

Yavia harus berulang-ulang kali menjelaskan materi ini ke Anvilla, karna berbanding terbalik, Anvilla sama sekali tidak mengerti materi saat guru menjelaskan.

Akhirnya rasa jenuh Yavia berubah menjadi gelisah saat ia kembali mengingat ucapan Reno.

Apakah Reno sangat mencintai Yavia?

Tapi Yavia tidak bisa melupakan cinta Arga, hanya karna pengorbanan Reno. Apakah Yavia egois?

Kini beban hidup Yavia semakin bertambah.

Waktu tiga bulan tanpa Arga tidak bisa membuat Yavia melupakan Arga, namun setelah waktu tiga bulan tanpa Arga tersebut Reno datang mengatakan semua pengorbanannya.

"Vi, lo kenapa sih seharian ini ngelamun mulu" Anvilla menyadarkan Yavia dari lamunannya.

"Lo bener-bener gak mau cerita ke gue" ucap Anvilla.

"Gue gak tau mau cerita apa sama lo" jawab Yavia.

Anvilla tidak menggubris ucapan Yavia, karna ia masih sulit mencerna ucapan Yavia barusan.

•••

Kantin tetlihat sangat ramai, mata Anvilla menangkap meja kosong di sudut kantin, dan Anvilla segera melesat ke meja itu.

"Viii, sini!" Teriak Anvilla memanggil Yavia untuk menuju meja tersebut.

Mendengar teriakan Anvilla membuat Yavia teringat, sebelum kepergian Arga Yavia lah yang selalu meneriaki nama Arga jika ia melihat Arga, Davian dan Dika sedang mencarinya dan Anvilla.

Flashback on

Saat kantin ramai seperi ini hal yang paling berharga untuk dicari adalah meja yang kosong.

Mata Yavia menangkap satu meja kosong dan berlari menuju meja tersebut meninggalkan Anvilla yang masih mencari meja kosong.

"Vil!" Yavia memanggil Anvilla.

Saat sudah menduduki meja kosong itu barulah Anvilla pergi memesan makanan.

"Vil, gue bakso satu yaa sama es jeruk" Yavia menitip pesanannya kepada Anvilla.

Saat memainkan ponselnya, Yavia sesekali mengangkat wajah menunggu seseorang.

"Arga!" Yavia melambaikan tangan kepada Arga orang yang ia tunggu.

"Dih kok cuma Arga yang dipanggil" ucap Dika saat tiba di meja Yavia bersama Arga dan Davian.

"Jomblo mah bisa apa" sambung Davian pasrah membuat Yavia dan Arga tertawa.

"Lo aja kali yang jomblo gue sih single" ucap Dika sambil menyengir.

"Selama pengalaman gue ngikut olimpiade puluhan kali, yang namanya single sama jomblo itu sama, sama-sama sendiri" ucap Davian panjang lebar yang menggundang gelak tawa Yavia dan Arga yang semakin nyaring.

Tak lama kemudian Anvilla datang dengan senampan makanan.

"Ngomongin apa sih kayaknya ngakak banget" ucap Anvilla meletakan nampan itu di atas meja.

"Lagi ngetawain si bego yang bilang jomblo sama single itu beda" ucap Arga.

"Eh, bukannya emang beda ya" kata Anvilla dengan wajah polosnya.

"Tuh kan gue bilang juga apa, single itu masih mending ketimbang jomblo" ucap Dika antusias.

"Kalo beda, berarti lo single karatan nanti si Davian itu jomblo karatan" tawa kembali pecah, banyak siswa-siswi yang beberapa kali menengok ke meja mereka karena menimbulkan keributan.

"Btw kita semua lupa kalo di sini ada yang ldr-an" ucap Dika mulai mengganggu Anvilla yang sedang ldr dengan pacarnya di Bandung.

"Betah amat sih ldr-nya" ejek Dika lagi.

"Serah!" Anvilla tidak mau mengubris ejek Dika dan mulai menyantap baksonya.

"Dih, kok cuma dua porsi, buat kita mana?" Tanya Dika yang melihat Anvilla menyantap bakso.

"Pesen sendiri lah" ketus Anvilla.

Arga tertawa, Yavia memandangi Arga, Arga terlihat bahagia.

Flashback off

Kini Yavia sudah lebih banyak diam, walaupun Anvilla sudah berusaha untuk mengembalikan Yavia yang dulu, tetapi nihil, Yavia sudah lebih banyak pergi ke dunianya sendiri yang dipenuhi kesedihan.

•••

Readers... nanti keceriaan Yavia bisa balik lagi nggak?

Atau nanti Reno yang bakal bikin Yavia ceria lagi?

Penasaran?

Kalo gitu jangan lupa vote, komen dan share:)

Where Are You? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang