DILAN MILEA 2018 [ ENDING ]

Bagian 7

Adel POV

Malam hari

Pasti Adnan marah karna aku tidak bersamanya. Aku mengambil ponselku dan mulai mencari WA Adnan.

• whattshap•

Adel : " P "

1 menit ... 2 ... 3  ( baru kali ini dia tidak membaca pesanku hingga beberapa menit lamanya)

1 jam ....

Adnan : " Hm ? "

Adel : " maaf yang dari tadi yah"

Adnan : " tidak apa apa, itu yang kamu maksud gebetan kamukan ? "

Adel : " ha ? "

Adnan : " aku lihat hanya dia yang mendekatimu, aku hanya bisa mendukungmu mendapatkannya "

Adel : " katanya kamu Dilan aku "

1 menit ... 2 ... 10 menit.

Adnan : " tapi itu kataku, tapi kalau katamu Dia adalah Dilan yang kamu maukan ? "

Adel : " bukan ... bukan dia, tapi kamu "

Adnan hanya membacanya dan tak ada lagi balasan.

Pagi Hari disekolah

Adel POV

Aku bingung sama Reno ... dia adalah ketua OSIS tapi dia selalu meminta bantuanku dan ditambah lagi ini menguras waktu kegiatan lainku.

Seketika tanganku ditarik keluar dari ruang OSIS dan aku melihat wajahnya.

Yah ... dia Adnan.

" Adel .... " panggil Reno.

" Gue disini kenapa harus Adel sih ! " bentak Adnan.

" Adel kan anggota OSIS bukan loh .... " ucap Reno tampak tenang.

" inikah tugas kamu sebagai ketua ? terus kenapa harus Adel ?  Masih banyak yang lain juga kali. " hardik Adnan.

" tapi .... " 

" UDAH ! diem loh monyet. " bentaknya kembali.

Adel telah berhadapan dengan Adnan dan sekejap Adnan langsung memeluk Adel, hingga membuat Adel terkejut.

" Adnan ... kamu kenapa ? " tanyaku khawatir.

Aku memegang tangan Adnan yang memelukku.

" aku tidak suka kamu dekat dengannya, " ucap Adnan melemah.

" ih, lepasin. Ini sekolah Adnan .... " ucapku.

Adnan melepaskan pelukannya dan tertawa.

" malah ketawa lagi, " ucapku kesal.

aku mengerutkan kening dan memukul tangannya yang sempat memelukku.

" itu tadi cuman latihan teater nanti, " ucapnya sembari tertawa.

" ih nyebelin ... "

dengan segera kakiku melangkah  meninggalkan Adnan.

•••

Dia tiba tiba memelukku dan berkata tidak suka aku dekat dengan Reno. Aku hampir saja terbang dibuatnya entah kenapa.

Jam Istirahat
10.00

Aku dan teman teman berada di kantin dan tiba tiba Reno datang duduk di sebelahku.

Aku merasa kalau dia belakangan ini selalu ingin dekat denganku.

" Pindah yuk .... " ajakku ke yang lain.

Aku berdiri tapi dia malah memegang tanganku dan manarikku kembali duduk.

" disini ajah kali .... " ujar Reno.

Aku ingin sekali mengatakan bahwa aku tidak suka denganmu apalagi dekat denganmu.

Tiba-tiba ... kantin menjadi gaduh dan aku tau siapa yang datang ... ADNAN.

Yah, hanya dia kantin itu gaduh, beberapa hari yang lalu dia tampak dewasa banget dan itu membuatku menyukainya tapi sekarang sifat aslinya keluar sehingga aku tidak menyukainya.

Dia sekarang telah berada di hadapanku dan menatap kami semua sambil tersenyum.

" woi ... " teriak Adnan sedikit.

matanya melirik Reno yang makan bakso itu, Reno hanya melirik sambil mengatakan " apaan ? " sahutnya tenang.

" kenapa sih ... lengket banget kek upil, sama Adel ? Ha ? " tanyanya sambil berkaca pinggang.

"apa urusannya denganmu ? " tanya Reno kembali yang masih makan bakso.

Adnan hanya tersenyum, aku pikir dia memang sudah gila.

" mau tau ? Minggir dulu dong, " ujarnya.

Reno menghindar dariku dan sekarang hanya Adnan di dekatku saat ini.

" Adel ... dia apain kamu ajah ? " tanya Adnan menaikkan alisnya.

"maksudnya ? " tanyaku mengerutkan kening.

" awas ajah kalau kamu di suruh- suruh lagi sama dia, jangan mau diperintah sama dia. " ledeknya.

" HE ! jangan cari masalah. " hardik Reno balik.

Adnan menggenggam tanganku lembut dan juga menggenggam tangan Reno

aku masih memperhatikan mereka, wajah Reno berubah menjadi sulit di artikan.

" Mileanya Dilan tidak akan pernah terluka, tidak ada yang bisa membuatnya sakit. Dengar kan ? " bentak Adnan.

sungguh ... aku bingung dibuat kelakuan Adnan.

" AAA ... sakit woy, anjirr . " teriak Reno seolah kesakitan.

" dasar laki lembek. " ledek Adnan.

Adnan berdiri dari bangku kemudian pergi, sepertinya dia hanya memberi hukuman kepada Reno karna berani memegang tanganku.

Bersambung....

Adel tampaknya semakin nyaman dengan Adnan yang kekanakan,tapi Adel selalu merasa aman berada di dekat Adnan.