Zarra bersiap-siap untuk pergi ke kampusnya pada pagi ini. Dia menuruni satu-persatu anak tangga dan pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama keluarga tercintanya. Zarra adalah anak tunggal, wajar saja kedua orangtuanya sangat menyayangi Zarra.
"Assalamu'alaikum Ummi dan Abi." Ucap Zarra menghampiri kedua orangtuanya, lalu duduk di bangku yang sudah tersedia.
"Wa'alaikumussalam" ucap Abi dan Umminya serempak.
"Ceria sekali anak Abi hari ini. Apa kamu sudah dapat jawaban dari pertanyaan Abi semalam?" Tanya Abi.
"Ish Abi masih pagi juga udah nanya kayak gitu. Lagian kan Abi kasih Zarra waktu dua minggu. Abi lupa yaaa?"
"Hehehe,,, kan siapa tahu kamu udah dapat jawabannya. Lagian kamu keliatannya ceria banget, Abi kira kamu udah dapat jawabannya makanya Abi tanya kamu." Ucap Abi sambil cengengesan.
"Ih Abi orang mah liat anaknya bahagia seneng gitu. Ini mah malah ngeledek."
"Oh jadi kamu lagi bahagia ya karena apa? Karena mau dijodohin ya sama Abi." Goda Abi.
"Ish Abiiii. Umiiii niii Abinya Ngeselin." Teriak Zarra kepada Umminya yang sedang menyiapkan sarapan di dapur yang tak juh dari tempat Zarra.
"Masih pagi juga udah pada ribut aja. Mending sarapan dulu ni biar semangat aktivitasnya." Ucap sang Ummi sambil membawakan makanan untuk sarapan bersama.
"Lagian nih Abinya ngeselin Mmi." Timpal Zarra sambil memanyunkan bibirnya.
"Anak Abi kalo lagi ngambek makin lucu aja." Goda Abi sambil mencolek dagu Zarra.
"Emang Zarra mah lucu imut lagi, iya kan Mmi?" Ucap Zarra yang percaya diri.
"Iya,, iya emang Zarra mah lucu, imut. Yaudah ni sarapan dulu nanti kamu kesiangan berangkat ke kampusnya."
Zarra dan Umminya hanya menganggukkan kepala.
***
Di Kampus Zarra tidak bisa fokus belajar, sampai dia di tegur oleh dosennya karena tidak fokus dalam belajar. Dia masih memikirkan mimpi aneh yang semalam. Tak tahu apa arti mimpi semalam. Kenapa harus laki-laki itu yang ada dalam mimpi Zarra. Apakah karena Zarra sangat mengagumi sosok laki-laki tersebut sampai dia memimpikan laki-laki itu.
Setelah kelas selesai, Zarra menyempatkan pergi ke taman kampus untuk menenangkan pikirannya yang hampir meledak. Tak ada kegiatan apapun yang dilakukan Zarra saat ini. Dia hanya melamun tak tahu apa yang ingin dilakukan, dia hanya bisa melamun untuk saat seperti ini.
Sudah lama Zarra melamun, bergelut dengan fikirannya yang tak karuan. Tiba-tiba ada kerikil yang terlempar ke arahnya dan membuat Zarra terkejut.
"Astaghfirullah al'adzim" Zarra melihat kanan dan kirinya untuk melihat siapa yang melempar kerikil ke arahnya.
Dilihatnya ada seorang laki-laki yang duduk membelakngi Zarra. 'Apakah dia yang melempar kerikil ini. Tapi mana bisa, kan dianya saja membelakangiku mana mungkin bisa mengenai tepat padaku. Lagian jaraknya juga jauh" Batin Zarra.
Zarrapun mencari kembali siapa yang melempar kerikil itu. Tapi tak ada seorang pun selain laki-laki itu. Mungkin karena sedang ada kelas jadi tak banyak mahasiswa dan mahasiswi yang berada di taman.
Tak lama kemudian ada kerikil lagi yang mengenainya, Zarra pun langsung menengok ke arah datangnya kerikil tersebut.
Ternyata laki-laki tadi yang melempar Zarra dengan kerikil. Dia melemparnya ke arah belakang dan akhirnya tak sengaja mengenai Zarra. Zarra pun bangkit dari duduknya lalu menghampiri laki-laki tersebut.
"Assalamu'alaikum, maaf kerikil yang kamu lempar mengenai aku. Jadi, aku mohon jangan melempar ke belakang lagi. Jika kamu frustasi maka serahkan semuanya kepada Allah." ucap Zarra kepada laki-laki tersebut dengan agak teriak karena Zarra membuat jarak dirinya dengan laki-laki itu. Bagaimanapun juga mereka belum muhrim, tak baik berduaan. Apalagi suasana sedang sepi. Jadi Zarra membuat jarak antara mereka.
Laki-laki itu pun membalikkan badan "Wa'alaikumussalam" ucap laki-laki tersebut. Seketika jantung Zarra berdetak lebih kencang.
Ternyata laki-laki tersebut adalah laki-laki yang datang dalam mimpi Zarra semalam. Ya, dia adalah orang yang Zarra kagumi. Bukan dari ketampanannya yang Zarra kagumi, tapi adab dari orang tersebutlah yang membuat Zarra kagum. Namun, sampai saat ini Zarra belum mengetahui nam dari orang itu. Zarra hanya menundukkan kepalanya karena dia takut jika terlalu lama memandangi orang yang bukan mahram kita itu akan jadi zina mata.
"Maaf ya gara-gara aku kamu jadi kena lemparan aku. Maaf aku gak sengaja." Ucap laki-laki itu tanpa melihat Zarra.
"Iya aku maafin, yasudah aku mau pergi dulu. Assalamu'alaikum." Ucap Zarra lalu meninggalkan laki-laki tersebut.
"Wa'alaikumussalam." Laki-laki tersebut hanya memandangi punggung Zarra dengan jilbab lebar yang menutupinya, telah menjauh.
***
TBC😙
Syukron yang udah baca. Oh ya, aku bakal ngenalin siapa laki-laki yang Zarra kagumi itu ya di next part. Makanya, pantengin terus CDAS. Jangan Lupa Klik Bintangnya ya😙😙. Syukron Katsir💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Atas Sajadah
SpiritualDalam keadaan yang bimbang, Zarra memutuskan untuk shalat istikharah di atas sajadah favoritnya. Meminta bantuan kepada Sang Ilahi. Setelah itu dia mendapatkan mimpi yang membuat dia menjadi lebih bingung. #13 in religius (10/06/19) #26 in novelrema...