3

23.6K 1.2K 18
                                    

Di part ini aku bakalan ngenalin laki-laki yang Zarra kagumi😊 Yeaaaaay🎉🎉 Yaudah yuk baca aja dibawah ini👇 Jangan lupa vote dan comment ya😚 Syukron💕💕

🍁🍁🍁

Hafidz sangat bingung dengan keputusan Ayahnya. Masalahnya dia harus menikah dulu jika dia ingin melanjutkan kuliahnya di Yaman.  Padahal dia sudah menolak tetapi Ayahnya tetap kekeuh dengan keputusannya itu.

"Ayah kan Hafidz sudah besar. Hafidz bisa jaga diri sendiri kok di sana." Ucap Hafidz.

"Justru itu kamu kan sudah besar mangkanya Ayah suruh kamu menikah dulu sebelum berangkat ke Yaman." Tegas sang Ayah.

"Tapi kalo Hafidz nikah dulu nanti istri Hafidz mau ditinggal pergi gitu?" Tanya Hafidz.

"Kata siapa ditinggal pergi. Ayah nyuruh kamu nikah dulu juga biar kamu sama istri kamu tinggal di sana berdua. Jadi kamu gak akan kesepian di sana dan juga ada yang jagain kamu." Jelas Ayah.

"Tapi kan Yah..."

"Sudah gak ada tapi-tapian lagi pokoknya kamu harus nikah dulu. Kamu sudah punya calonnya belum?"

Hafidz hanya menggelengkan kepala.

"Kamu mau cari calon sendiri atau mau sama pilihan Ayah. Ayah sudah punya calonnya buat kamu."

"Biar Hafidz cari saja Yah."

"Yasudah Ayah beri kamu waktu lima hari saja. Jika dalam lima hari kamu tidak mendapatkan calon istri, kamu akan Ayah nikahkan dengan pilihan Ayah."

"Lima Hari?

"Iya lima hari"

"Itu waktunya sangat singkat yah, bagaimana Hafidz bisa mendapatkan calon istri dalam waktu lima hari?"

"Jika kamu bersungguh-sungguh, pasti kamu akan mudah mendapatkannya."

"Baik kalau begitu" ucap Hafidz sambil kepalanya menunduk.

"Ayah akan tunggu kamu nak. Dalam waktu lima hari ini."

Kira-kira begitulah percakapan Hafidz dengan Ayahnya dua hari yang lalu. Sekarang adalah hari ketiga Hafidz untuk bisa mendapatkan calon istri. Tapi tidak ada perkembangan yang Hafidz temui namun rasa cemas yang memuncak.

Sebenarnya Hafidz mempunyai wajah tampan, bertubuh tinggi. Dan tak sedikit wanita yang menaruh simpatik kepada Hafidz. Sudah banyak wanita yang berusaha mendekati Hafidz namun tak mendapat respon positif dari Hafidz. Hafidz selalu menghindar jika di dekati seorang perempuan yang ingin mendapatkan hatinya. Tak heran banyak wanita yang sering menangis. Bukan karena mendapat kekerasan dari Hafidz namun Hafidz tidak merespon apa yang telah dilakukan banyak wanita untuk mendapat hati Hafidz. Hafidz orangnya dingin kepada wanita, tetapi selalu bergaul dengan laki-laki. Hal itu menjadi penyebab dia untuk bisa mendapatkan calon istri yang Hafidz inginkan.

Kini Hafidz tengah duduk di sebuah taman di kampusnya. Duduk di sebuah pohon rindang mungkin bisa sedikit menenangkan hatinya. Tak banyak yang dilakukan Hafidz di taman tersebut. Dia hanya melamun memikirkan beban yang tengah menimpanya. Dia terus melamun dan tak terasa kini tangannya memegang sebuah kerikil yang siap dilemparkan. Taman kala itu sepi, tak ada orang lagi yang beraktifitas di taman itu. Di kira sudah tidak ada orang lagi, Hafidz melempar kerikil itu ke belakang. Tak peduli jika ada yang terkena kerikil tersebut, karena Hafidz duga kalau dia sedang sendirian di taman tersebut.

Namun dugaan Hafidz salah, tak berapa lama ada suara seorang wanita yang membuyarkan lamunannya.

"Assalamu'alaikum, maaf kerikil yang kamu lempar mengenai saya. Jadi saya mohon jangan melempar ke belakang lagi. Jika kamu sedang frustasi, sebaiknya kamu serahkan kepada Allah." Ucap wanita tersebut.

"Wa'alaikumussalam." Ucap Hafidz lalu membalikkan badan dan langsung bertemu dengan mata hazel sang wanita tersebut. Hatinya berdesir merasakan ada yang berbeda di lihatya. Teduh, itulah sebutan mata bagi wanita itu. Namun Hafidz tersadar dan mengucap istighfar dan kemudian menundukan kepalanya. Hal yang sama pun dilakukan wanita tersebut.

"Maaf ya karena aku kamu jadi kena lemparanku. Maaf aku gak sengaja." Ucap Hafidz yang melihat ke depan tanpa melihat orang yang berbicara kepadanya.

"Iya aku maafin, yasudah aku pergi dulu. Assalamu'alaikum." Ucap wanita berjilbab lebar tersebut.

"Wa'alaikumussalam." Ucap Hafidz memandangi punggung wanita tersebut menjauh.

'Kira-kira siapakah perempuan itu? Dia mahasiswi di sini? Aku tidak pernah melihatnya? Ah emang aku kan jarang mengetahui tentang perempuan. Perempuan teman sekelas aku pun aku tidak hafal nama-namanya. Apa aku terlalu tertutup ya kepada perempuan? Akh.. aku tidak peduli. Yang harus aku pikirkan adalah mencari calon istri. Apakah aku harus menjadikan perempuan tadi menjadi calon istriku? Tapi apakah dia mau? Pokoknya aku harus cari tahu tentang wanita tersebut.' Batin Hafidz bertanya-tanya.

🌱🌱🌱

Alhamdulillah selesai juga part ini. Hehe😆 Tapi kayaknya terlalu pendek ya. Hmm maaf yaa lain kali aku buat yang lebih panjang. Mau sepanjang apa? Kereta atau apa?😁😁 Hahaha Becanda kok. Kali-kali atuh becanda biar gak bosen😉

Aku butuh suara dari kalian nih😊 tolong vote sama comment ya.😉😆

Syukron😚😚
Maaf typo masih bertebaran dimana-mana. Maklum baru belajar😆😊

Cinta Di Atas SajadahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang