5

23.1K 954 14
                                    

Wahai hati....
Bisakah kau tenang sedikit?

(Zarra Aulia)

🍁🍁🍁

Setelah pulang dari masjid, Hafidz memutuskan untuk istirahat sejenak agar fikirannya bisa sedikit tenang. Baru saja Hafidz memejamkan matanya, suara ketukan pintu kamarnya terdengar dan membuat Hafidz kembali membuka matanya. Lalu Hafidz membukakan pintu kamarnya dan ditemukannya lelaki paruh baya.

"Ayah? Ada apa Yah? Ada perlu sama Hafidz?" Ucap Hafidz kepada Ayahnya.

"Ayah mau bicara sama kamu, bisa?"

"Oh bisa yah bisa. Ayo ngobrolnya di dalam saja, di balkon kamar Hafidz."

"Yasudah baiklah."

Hafidz dan Ayahnya pun pergi ke balkon kamarnya Hafidz. Angin sepoy-sepoy menemani mereka. Udara yang segar telah mereka hirup. Balkon kamar Hafidz sangat nyaman untuk mengobrol dan juga santai.

"Apa kamu sudah mendapatkan wanita yang tepat nak?" Ucap Ayah Hafidz. Tapi Hafidz hanya diam.

"Pasti kamu belum mendapatkannya .." lanjut sang Ayah.

"Ayah yang sabar ya. Masih ada waktu kok tiga hari lagi. Lagian kan gak mudah Yah cari pasangan hidup yang cocok buat kita."

"Iya nak, Ayah selalu nunggu kamu kok. Yasudah itu saja yang ingin ayah tanyakan. Kalau begitu Ayah pergi ke kantor dulu ada yang harus di selesaikan."

"Iya Yah hati-hati."

"Iya Nak, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Setelah Ayahnya pergi, Hafidz kemudian melanjutkan untuk pergi ke pulau kapuk untuk menenangkan fikiran dan pergi ke alam mimpi.

🍁🍁🍁

Esok harinya Hafidz memutuskan untuk mencari informasi tentang wanita yang dipilih Hafidz untuk jadi istrinya. Ya, dia mencari informasi tentang Zarra. Dan alhamdulillah, dia mudah mencari info tentang Zarra.

Setelah Hafidz tau nama dan nomor Zarra, malamnya dia men-chat Zarra.

Hafidz Al-Hadid:
Assalamu'alaikum Zarra...

Zarra Aulia:
Wa'alaikumussalam.. maaf ini siapa?

Hafidz Al-Hadid:
Jika kamu ingin tahu siapa aku. Temuilah aku besok pagi di taman kampus jam 9 pagi. Jangan sampai terlambat ya.

Zarra hanya melihat pesan itu, dia tidak membalasnya. Zarra pun bertanya-tanya, siapa yang mengirimkan pesan tersebut. Tak mau ambil pusing Zarra pun memutuskan untuk tidur.

🍁🍁🍁

Esok harinya Zarra sedang bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Sebenarnya dia ada kelas siang, tapi karena dia penasaran siapa yang mengirim pesan semalam, dia harus berangkat lebih awal.

Jalanan pun masih terbilang padat, padahal ini sudah terlalu siang untuk para pekerja yang berangkat pagi. Zarra mengendarai motornya dengan perlahan. Setelah 45 menit, akhirnya dia sampai di kampusnya. Dia bergegas untuk pergi ke taman kampus, pasalnya dia sudah terlambat 20 menit.

Zarra berpikir kalau orang tersebut pasti sudah pergi karena Zarra sudah terlambat. Dan benar saja, setelah tiba di taman kampus dia tidak menemukan siapa-siapa. Mungkin karena orang-orang sedang ada kelas atau juga sedang sarapan di kantin, karenanya taman ini sepi tanpa pengunjung.

Zarra pun bingung apa yang harus dilakukannya, kelas dia masih lama, dan jika pergi ke kantin, masalahnya dia sudah sarapan dan masih kenyang.

Dan akhirnya dia memutuskan untuk membaca buku di taman kampus tersebut. Tak lama kemudian, orang-orang pun banyak yang berdatangan ke taman kampus.

Kini Hafidz sudah berada di bangku taman kampus, tepatnya bersebelahan dengan bangku yang diduduki Zarra. Zarra pun menengokkan kepalanya ke arah Hafidz namun Zarra langsung membuang mukanya dan kembali memandangi buku yang tengah dibacanya.

Perasaan Zarra mulai tak karuan, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih kencang setelah melihat orang yang duduk di bangku yang berbeda namun bersebelahan dengan bangku yang diduduki Zarra saat ini. Orang itu adalah lelaki yang Zarra kagumi.

Zarra memutuskan untuk pergi dari tempat tersebut karena jika dia dekat dengan laki-laki tersebut bisa-bisa dia jantungan karena jika sudah melihat laki-laki tersebut, jantung Zarra sudah berasa sedang dangdutan😆.

Namun ketika Zarra hendak melangkahkan kakinya, tiba-tiba ada suara yang menghentikan Zarra untuk melangkah. Suara itu berasal dari laki-laki itu.

"Tunggu Zarra." Ucap laki-laki.

Zarra pun terkejut 'Bagaimana dia bisa tau namaku?' Batin Zarra bergumam. Lalu Zarra kembali duduk di bangku yang tadi Zarra duduki dengan detak jantung yang berdegup lebih kencang.

"A..ada apa?" Ucap Zarra gugup sambil menundukan kepalanya.

"Hmm.. ada yang harus dibicarakan denganmu Zarra." Jawabnya tanpa memandang Zarra. Dia hanya menatap ke depan.

"Tunggu, bagaimana kamu bisa tahu namaku Zarra?"

"Adalah ceritanya, nanti akan ku ceritakan. Oh ya perkenalkan, namaku Hafidz."

"Hmm... apakah kamu yang mengirimkan pesan kepadaku semalam?"

"Darimana kamu tahu?" Ucapnya dengan nada datar.

"Aku hanya menebak saja."

"Yang kamu katakan memang benar, aku yang mengirimkan pesan kepadamu semalam. Maafkan aku telah lancang."

"Loh kok bisa?"

"Aku akan cerita dulu mengapa sampai bisa seperti ini."

"Yasudah silakan cerita."

...........

TBC
Assalamu'alaikum sahabat fillah😆😊 Maafkan diriku baru update lagi. Karena sekarang aku lagi sibuk UKK. Terus ditambah lagi ada banyak tugas yang menumpuk😥. (Eh kok curhat😆😆😀😁).

Pokoknya baca terus CDAS😁😁 Jangan lupa vote and commentnya.

Oh ya sebentar lagi Ramadhan, tolong maafin aku ya semuanya😚😚😚. Mohon maaf lahir batin🙏🙏

Cinta Di Atas SajadahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang