TWENTY

255K 11.8K 157
                                    

Part 20
" A M O U R "

🌜

Ahkirnya setelah memakan waktu di perjalanan, Bulan dan Max telah sampai di pusat area perbelanjaan. Pusat perbelanjaan ini tidak terlalu jauh dari rumah keluarga Bulan, mungkin hanya sekitar 15 menit. Rumah Bulan cukup dekat dengan perkotaan.

Sekitar 30 menit untuk Bulan memilih bahan bahan makanan yang akan di belinya dan ahkirnya troli yang awalnya kosong kini telah penuh dengan bahan-bahan makanan yang di dorong oleh Max.

"Ada lagi?" Tanya Max pada Bulan.

"Tidak ada." Jawab Bulan dan dianggukan oleh Max.

Ahkirnya mereka jalan ke arah kasir.

"Berapa semuanya?" Tanya Max pada perempuan yang berdiri dengan menggunakan baju berwarna biru.

Setelah memberitahu berapa uang yang harus di keluarkan Max, Max segera mengeluarkan kartu berwarna biru dan setelah itu menekan beberapa digit angka.

"Terimakasih." Ucap Max setelah kartunya kembali.

"Sama-sama Pak." Ucapnya.

Max mendorong kembali troli tersebut hingga sampai kepakiran mobilnya kembali. Max memasukan semua belanjaannya ke dalam mobil dan bergegas masuk ke dalam mobil menyusul Bulan yang sudah masuk lebih dulu sebelumnya.

"Ada tempat yang mau kamu kunjungi atau kamu mau membeli sesuatu lagi?" Tanya Max dan di jawab tidak oleh Bulan.

"Baiklah." Ucap Max sebelum menjalankan mobilnya menyusuri kota Bandung.

Selama di perjalanan Max melihat ke arah Bulan lewat kaca spion mobil depan. Max terlihat ragu ingin berbicara namun tiba-tiba Bulan juga melihat spion saat Max sedang melihatnya. Max segera mengahlikan pandangannya kembali kejalanan begitu juga Bulan yang mengahlikan pandangannya ke arah jendela mobil yang ada disampingnya.

Max yang sadar kalau Bulan tidak melihat kearahnya, sekilas Max langsung melihat ke arah Bulan. Max menghembuskan nafasnya dengan kasar sebelum berbicara.

"Soal ucapanku semalam, aku minta maaf. Aku gak seharusnya bicara seperti itu pada kamu." Ucap Max dan masih belum ditanggapi oleh Bulan. Bulan masih ingat dengan jelas, pertengkaran mereka yang melibatkan Kelly disana.

Max kembali melanjutkan ucapannya setelah berhenti beberapa detik. "Tapi masalah Mama, aku mohon jangan terlalu bersikap kasar sama Mama. Mama hanya melakukan apa yang menurutnya benar."

Bulan tersenyum senis dan sebelum memutar kepalanya menghadap Max. Max yang sadar akan situsi memilih untuk memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Lalu aku harus bersikap seperti apa? Apa aku harus tersenyum padanya? Apa aku harus mengucapkan terimakasih, karna sudah membuat aku menderita?" Tanya Bulan saat Max sudah memberhentikan mobilnya dan menatap Bulan. "Aku tidak akan seperti itu, kalau kamu ataupun Mama kamu bicara masalah ini sebelumnya. Aku gak akan bersikap kasar, kalau seandainya Mama kamu jujur sama aku lebih awal."

"Aku tahu Mama salah, aku tahu aku juga salah. Tapi aku mohon, jangan bersikap kasar sama Mama. Mama menyayangi kamu dengan tulus, dia me__." Ucap Max dengan lembut dan hal itu membuat Bulan semakin kesal.

"Lalu aku harus menyalahkan siapa? Lalu aku harus seperti apa? Apa aku harus menyalahkan diriku sendiri yang dengan bodohnya tinggal rumah kamu dan harus menghadapi hal ini?" Tanya Bulan yang semakin terpancing emosi.

"Bukan begitu, ak__." Ucap Max yang mencoba menggapai tangan Bulan.

"Kamu gak akan paham Max, kamu gak akan pernah paham jika kamu berada di posisi aku." Ucap Bulan sambil menarik tangannya yang ingin digapai Max sebelumnya.

BULAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang