[Raiden PoV]
"Raiden..kenapa kau masih mencariku?"
Sebuah tanya terlontar dari belah bibir milik Aozora. Pertanyaan yang seharusnya Aozora tahu jawabannya. Kenapa aku mencarinya? Jelas saja karena dia calon istriku. Aozora adalah masa depanku.
Baiklah, ini berlebihan. Tapi faktanya seperti itu. Entah apa yang kupikirkan hingga aku hanya menjawabnya dengan spontanitas.
"Mungkin karena cinta."
Itu cukup masuk akal, bukan? Jangan tanya padaku sejak kapan aku mencintai Aozora. Aku bahkan tidak tahu kenapa rasanya seperti ini. Aku pun tidak mau munafik bahwa Aozora terlihat cantik dan ekhem, sexy. Lihatlah dia, aku yakin banyak pria yang mengejarnya juga. Terlebih lagi alasan aku bisa menemuinya karena sosial media. Berterimakasihlah pada teknologi.
Aozora bukan sekedar pelajar biasa, dia terkenal. Sosial media yang dimilikinya diikuti oleh banyak orang. Sedikit banyak aku mengecek profil instagramnya. Ribuan likes dan comments memenuhi setiap postingannya. Kupikir Aozora seorang model, tapi ia bilang kalau ia bukan seorang model dan tidak akan ingin menjadi model. Entah apa alasannya.
"Aku serius, Raiden. Kita baru saja bertemu apanya yang bisa disebut cinta? Lagipula perjodohan ini ide dari orangtua kita."
Ya.
Aozora benar.
Pertemuan ini disengaja. Papa dan Nash-san sepakat menjodohkanku dan Aozora. Tapi, aku juga tidak paham kenapa rasanya berdebar ketika berada didekat Aozora. Bukan hanya berdebar. Rasanya senang dan membuatku ingin terus tersenyum. Jika kucoba mengambil hatinya bukan sebuah masalah 'kan? Itu bukan tindak kriminal.
"Aku tahu. Tapi aku memang mencintaimu." Ucapku jujur. Kulihat Aozora menatapku penuh tanya. Namun ia kembali menghabiskan ramen pesanannya.
"Memangnya tidak ada gadis yang kau sukai?" Lagi, ia melempar tanya.
Jika ada yang lebih menarik dari Aozora mungkin aku tidak akan menemuinya saat ini. Jawabannya hanya cinta. Tak ada lagi. Dan Takdir sudah mempertemukanku dengan gadis ini, Aozora.
"Hmm..kalau gadis yang kau maksud itu dirimu, ya ada."
Semburat merah terpancar pada kedua pipi Aozora, samar tapi aku dapat melihatnya. Manis sekali.
Ya tuhan.
Papa. Cepat nikahkan aku dengan Aozora.
"Maksudku, gadis lain. Di kampusmuㅡ"
Sejenak aku berpikir tentang kalimat yang diucapkan Aozora. Apa ada gadis seperti Aozora disana? Di universitas tempatku belajar? Kurasa tidak ada. Mereka biasa saja. Entah kenapa Aozora terlihat berbeda. Aku pun memikirkan hal itu. Mungkin karena wajahnya yang jarang terlihat ekspresif? Jujur saja, yang ku amati Aozora adalah gadis yang tenang dan menurut pada daddynya. Dia seperti...tuan puteri dalam negeri dongeng? Mungkin seperti itu.
"Tidak ada, Aozora. Memang kau tidak suka dengan perjodohan ini?"
[Aozora PoV]
Ramen pesananku habis lebih dulu. Kini tersisa gelas berisi ocha yang sibuk kumainkan dengan jemariku. Berbincang dengan Raiden seputar masalah percintaan. Rasanya aku ingin pingsan. Melihat mata Raiden yang seperti menusuk tepat ke jantungku. Dalam sekali.
Aku terkejut Raiden tetap melanjutkan perjodohan ini dan menemuiku. Dan aku tidak bisa mengelak bahwa aku sedikit menyukainya. Apa karena Raiden sudah naik pangkat menjadi pria terseksi tahun ini?
Bukan itu.
Tapi rasanya memang berbeda.
Aku mulai menyukainya. Walau aku tahu Raiden tidak menyukai suatu hubungan seperti 'pacaran'.
Sigh.
"Lalu selama kita seperti ini, apa kau tak masalah jika aku pergi dengan pria lain? Kita tidak memiliki hubungan yang spesifik selain pasangan yang akan dinikahkan, bukan?"
Aku tidak tahu apakah kalimatku sedikit tidak sopan atau mungkin menyakitinya. Tapi aku harus mengatakannya sebelum ia salah paham.
"Tak masalah jika hanya pergi dengan pria lain. Asalkan kau tidak melakukan sesuatu diluar batas, karena kau akan menjadi istriku."
Perkataan Raiden soal 'istri' benar-benar membuat sebagian dari otak dan jantungku berhenti bergerak. Malu. Namun di sisi yang lain aku senang. Tidak tahu juga kenapa rasanya senang. Kalau begitu nampaknya aku harus berhati-hati dalam menjaga hubungan pertemanan dengan lawan jenis. Walaupun aku dan Raiden tidak memiliki ikatan lain seperti sepasang kekasih, namun aku tetap harus tahu diri.
"Baiklah, aku sudah selesai. Ayo pulang. Aku tidak ingin membuatmu pulang terlalu malam karena jarak rumah kita cukup jauh."
Raiden hanya mengangguk, memanggil pelayan untuk meminta bill pesanan kami. Mau bagaimana lagi, jarak rumah daddy dan Midorima-san jauhnya sekitar satu jam. Aku tidak tega kalau Raiden harus mengorbankan waktu istirahatnya hanya untukku.
Tak butuh waktu lama, kini aku dan Raiden sudah berada didalam mobil dengan Raiden yang tengah melajukan mobilnya menuju rumahku.
Hening.
Aku terlalu lelah untuk bicara, lagipula aku tidak tahu apa yang harus kutanyakan lagi padanya setelah perbincangan barusan. Aku hanya berharap segera sampai dirumah dan beristirahat.
"Mulai besok kita berangkat bersama. Sekolahmu dekat dengan kampusku, jika ada waktu aku akan menjemputmu ketika sudah waktunya pulang."
Raiden membuka suara, menjelaskan rencananya untuk esok dan mungkin seterusnya. Aku hanya mengangguk menyetujui. Sepertinya daddy dan Shu-chan juga tidak keberatan dengan itu.
Tiga puluh menit berlalu dan aku sudah berada didepan rumahku, mataku sudah berat dan rasanya ingin segera mandi juga membersihkan sisa make up di wajahku.
"Mau mampir?" Tawarku.
"Tidak, terimakasih. Salam pada daddymu dan Shu-chan. Aku pulang dulu ya"
Raiden pamit padaku sembari tersenyum. OMG aku akan pingsan saat ini juga.
"Baiklah, bye~. Kabari aku jika sudah sampai dirumah" kulambaikan tanganku menatap mobilnya yang menjauh, setelahnya masuk kedalam rumah dan segera menuju ruangan tercinta. Kamarku.
Lima belas menit kuhabiskan waktu didalam kamarmandi untuk membersihkan diri. Sembari menunggu kabar dari Raiden, aku mengecek timeline instagramku melihat beberapa postingan tak penting dari si pirang mesum itu.
Oh itu bukan daddy-ku kok.
Drrrrttt drrrrrttt
👤 Raiden
✅ Aku baru saja sampai
✅ Sudah tidur?👤 Aozora
✅ Belum
✅ Aku menunggumu👤 Raiden
✅ Hmm 😏
✅ Tidurlah, sudah larut
✅ Besok aku akan menjemputmu, ingat?
✅ Jadi kau harus istirahat cukup agar tetap terlihat cantik👤 Aozora
✅ Baiklah
✅ Good night~👤 Raiden
✅ Sweet dreams.Kutatap layar ponsel cukup lama. Raiden menggombal? Ah masa bodohㅡ saat ini bibirku tidak bisa berhenti tersenyum.
Apa aku akan memimpikan Raiden?.
To be Continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Green Velvet
RomanceAda yang kusadari dengan sesuatu yang disebut cinta. Seperti kue red velvet. Terlihat cantik dan menggoda. Namun terkadang malah terasa seperti obat. Pahit. Warning! Random characters inside. KnB ft. Hetalia