I don't like him.

59 3 0
                                    

[3rd Pov]

Antonio menaikkan satu alisnya, heran. Ia menatap Aozora yang kini mengalihkan wajahnya. Apa yang disembunyikan Aozora dari Antonio?

"Hmm? Memang dia siapa? Teman masa kecilmu?"

Nah! Itu dia!

Aozora mengangguk disertai senyuman yang sedikit canggung. Beruntung bunyi bel masuk mengakhiri percakapannya dengan Antonio. Kalau tidak bisa-bisa Antonio menginterogasi Aozora lebih jauh.

***********************************************

"Jadi mulai hari ini dan seterusnya Raiden akan mengantar dan menjemputmu? Astaga Aozora kau benar-benar orang yang beruntung." Ucap perempuan dengan rambut pirangnya yang mencolok.

"Begitulah, err...aku tidak tahu ini menjadi sebuah keberuntungan atau akan menjadi masalah...." Aozora mengaduk gelas berisi lemon tea didepannya.

"Memangnya kenapa? Kau tidak menyukai Antonio 'kan? Bukankah kau tahu dia itu tukang php?" Sahut gadis bersurai jet black disampingnya.

"Tidak- siapa juga yang bilang aku menyukai Antonio??? Aku hanya tidak ingin ada salah paham. Begini, kalian tahu 'kan aku mengenal Antonio cukup lama dan aku tidak mau Raiden salah paham tentang kedekatanku dengannya. Dan Raiden sendiri akan menjadi calon suamiku, mau tidak mau aku harus sedikit menjaga jarak dengan teman lawan jenisku. Masalahnya Antonio berbeda...dia orang yang banyak membantuku-" jelas Aozora.

"Kalau begitu Aochan bersikap biasa saja, jangan sampai terpancing pesona Antonio. Bukannya aku ingin kalian jauh, ini demi hubungan antara keluargamu dan keluarga Raiden nantinya" gadis manis dengan rambut cokelat ikut memberi suara untuk Aozora.

Sementara itu,

"....jadi itu calon suaminya? Kenapa ia harus berbohong? Sepertinya ini akan menarik jika aku berpura-pura tidak tahu." Antonio yang entah bagaimana bisa mendengar percakapan empat siswi tersebut menyeringai memikirkan sesuatu yang bisa dijadikan hiburan untuk masa mudanya.

Ya, ia cukup licik.

[Raiden Pov]

Aku pulang lebih cepat, namun aku memilih menyendiri di cafe. Sembari menunggu Aozora, aku mengerjakan tugasku agar tidak menumpuk. Sesuatu seperti berbisik padaku, membuat konsentrasiku sedikit buyar. Entah apa tapi ada yang membuat perasaanku sedikit tidak enak. Jika itu tentang Aozora kuharap ia baik-baik saja. Ah- sudahlah. Yang penting aku harus selalu memantaunya agar tidak terjadi hal buruk.

Mungkin sudah dua jam aku berada di cafe dengan tugas yang kini sudah selesai secara rapi. Kurasa sudah waktunya menjemput Aozora di sekolahnya, tanpa berlama lagi aku segera memasuki mobilku dan melajukannya menuju sekolah Aozora. Aku menunggunya di lobby sekolah setelah memarkirkan mobil. Tak butuh waktu lama untuk menemukan siswi seperti Aozora, walau tidak begitu mencolok tapi aku dapat merasakan keberadaannya. Bukan berarti aku seorang dukun atau semacamnya.

Baru selangkah kakiku bergerak, aku melihat seorang siswa yang tengah mengajak Aozora berbincang. Otomatis membuat gadis itu berhenti juga untuk sekedar mendengarkan.

Sialan.

Kenapa ia menatap Aozora begitu dalam.

Bukannya aku cemburu!

Tapi siapa orang yang suka melihat calon istrinya didekati pria lain dengan tatapan intens seperti itu. Terlihat seperti ia akan merebut Aozora dariku. Entah apa yang membuatku segera menghampiri dan merangkul bahu Aozora saat itu juga.

"Hei, Aochan. Ayo pulang." Ucapku.

Gadis itu sedikit terkejut, namun ia menatapku dengan senyumannya. Cantik.

Green VelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang