[3rd Pov]
Sudah minggu ketiga Aozora melakukan latihan drama. Tiga kali disetiap minggunya, baik Aozora maupun Antonio nampak menikmati perannya. Bahkan ketika kiss scene dimulai. Keduanya menghayati peran sebagaimana yang tertulis disana. Aozora tahu ini akan menjadi ciuman pertamanya. Ia akan meminta maaf pada Raiden karena tidak memberikan kesempatan untuk menciumnya sebelum Antonio. Bahkan rasanya Shu-chan akan marah jika tahu tuan puterinya melakukan pentas drama dengan adegan ciuman seperti itu. Namun mau bagaimana lagi, Aozora menyukai seni. Dan teater adalah sebuah seni.
"Latihan selesai. Minggu depan kita harus tampil secara maksimal. Okay? Kita bisa melakukannya." Ucap Aozora sembari tersenyum, diikuti semangat dari teman satu timnya. Tak terkecuali Antonio. Aozora bisa melihat seringai Antonio walau hanya sesaat. Pemuda itu akan merasa menang karena Raiden akan menonton pentas drama mereka.
Aozora menghela nafas. Ia pasrah jika Raiden akan mengamuk padanya.
"Aozora, mau pulang bersama?" Antonio berdiri tepat disamping Aozora yang sedang membereskan barang-barangnya. Sudah beberapa kali mereka memang berangkat dan pulang bersama, karena Raiden tengah disibukkan dengan tugas skripsinya.
Jangan tanya kenapa Raiden bisa melewati masa kuliahnya dengan cepat.
"Baiklah, kebetulan Raiden tidak bisa mengantarku." Ucapnya lantas beranjak keluar bersamaan dengan Antonio. Terkadang Aozora merasa senang karena Antonio baik padanya, namun terkadang kebaikan itu seperti mengancam hidup Aozora. Siapa yang tahu jika Antonio memang memiliki maksud tertentu?.
[Aozora Pov]
Aku lelah pulang malam seperti ini. Rasanya aku ingin memeluk Raiden dan menenggelamkan wajahku pada dadanya.
Aku rindu Raiden.
Kutatap layar ponsel cukup lama, membaca kembali chat lamaku dengan Raiden. Apa dia sudah tidur? Andai saja aku bisa menyelinap keluar untuk sekedar menemuinya. Ahㅡ tidak. Aku harus jadi anak yang baik. Sebaiknya kucoba menghubungi Raiden. Kurasa tidak ada salahnya, siapa tahu ia masih terjaga.
👤 Aozora
✅ Hei..
✅ Kau sedang apa?👤 Raiden
✅ Selamat malam, Princess 😊
✅ Aku sedang melanjutkan laporanku.
✅ Kenapa kau belum tidur? Ini sudah larut.👤 Aozora
✅ Aku belum mengantuk, Raiden.
✅ Aku merindukanmu....Raiden is typing...
[Raiden Pov]
Wajahku memerah membaca balasan pesan dari Aozora. Seketika aku tidak tahu harus membalas apa karena terlalu senang.
Aozora merindukanku.
Ya tuhan.
Apa ini mimpi?
👤 Raiden
✅ Boleh ku telfon?👤 Aozora
✅ Bukankah kau sedang mengerjakan laporanmu?👤 Raiden
✅ Kebetulan sudah selesai, Aozora.
✅ Lagipula aku merindukanmu.👤 Aozora
✅ Telfon aku sekarang.Kedua sudut bibirku reflek melengkung membentuk sebuah senyum lebar, dengan segera kusentuh tombol voice call disana.
Kupikir hanya aku yang merindukannya.
Tiga minggu tidak mendengar suaranya, rasanya tersiksa.
Kuakui saja, aku ingin menculik Aozora kalau bisa. Ingin ku dekap ia dalam pelukanku. Aku yakin manusia bernama Antonio itu pasti banyak mencari kesempatan untuk mendekati Aozora selama aku tidak bersamanya. Sungguh, aku yakin itu terjadi.
- Voice Call -
Aozora: [answer the call] Raiden!Raiden: Hei, Aozora [chuckles]
Aozora: Aku merindukanmu..
Raiden: Aku juga..
Aozora: Kau akan datang minggu depan 'kan?
Raiden: Tentu saja. Aku akan melihatmu. Ingin kubawakan sesuatu?
Aozora: Tidak perlu, Raiden. Aku hanya ingin kau datang, aku ingin bertemu denganmu.
Raiden: [smiles] Kalau begitu tunggu aku. Kau makan dengan teratur, kan?
Aozora: Tentu saja. Aku anak sehat, Raiden. Kau pasti kurang tidur karena mengerjakan laporanmu.
Raiden: Aku tidur dengan cukup, Aozora.
Aozora: Benarkah?
Raiden: Kau tidak percaya padaku?
Aozora: Tidak kalau untuk masalah ini. Karena kau seringkali terjaga hingga pagi hanya untuk mengerjakan sesuatu, Raiden. Pantas saja matamu minus.
Raiden: Hei, kenapa kau jadi seperti ibu-ibu yang sedang mengomeli anaknya huh?
Aozora: Tidak boleh? Kalau begitu aku akan diam.
Raiden: Tidak tidakㅡ hanya saja, aku jadi gemas padamu.
Aozora: Raiden, temani aku sampai tertidur.
Raiden: Baiklah, tuan puteri. Apapun untukmu. Bagaimana sekolahmu?
Aozora: Baik seperti biasa. Tidak ada yang spesial. Karena kau tidak disampingku.
Raiden: [blush] Ehm.. Begitukah? Beberapa minggu lagi aku akan terbebas dari laporanku. Aku janji setelah itu kita bisa berlibur berdua.
Aozora: Bisakah kita ke pantai?
Raiden: Kau mau kesana? Tentu saja.
Aozora: Ya, aku ingin berlibur di pantai.
Raiden: Kalau begitu setelah aku selesai dengan semua ini, aku akan mencarikan penginapan untuk kita agar bisa beristirahat sejenak, juga supaya lebih mudah untuk berganti pakaian.
Aozora: Kita cari bersama, Raiden. Mmm...menurutmu aku harus pakai bikini yang seperti apa?
Raiden: [blush] A-apa?? Kau mau pakai bikini? Janganㅡ maksudku apa tidak bisa pakai baju biasa saja?
Aozora: Tapi aku ingin berenang, Raiden.
Raiden: O-okay.. Tapi jangan memakai bikini yang terlalu seksi..
-----
Sejenak, terbayang bagaimana Aozora mengenakan bikini. Dan hal itu sukses membuatku berimajinasi yang iya-iya. Jelas, memakai baju biasa saja Aozora sudah terlihat seksi apalagi jika memakai bikini yang akan menampakkan hampir seluruh bagian tubuhnya? Aku tidak yakin ini ide yang bagus untukku dan Raiden 'junior' nanti.
Astaga kenapa ini menyiksakuㅡ
Apakah akan berjalan lancar, atau ada yang akan terjadi disana nanti? Lihat saja. Jika aku tidak bisa menahannya maka ini salahmu, Aozora.
To be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Green Velvet
RomanceAda yang kusadari dengan sesuatu yang disebut cinta. Seperti kue red velvet. Terlihat cantik dan menggoda. Namun terkadang malah terasa seperti obat. Pahit. Warning! Random characters inside. KnB ft. Hetalia