-11-

658 41 0
                                    

"miror Bapak-bapak. Emang kalian nggak tolol?" Kesal umar.

"Gua sih enggak. Secara jelas aja gua dipilih buat tukar pelajar di jerman"

"Maaf-Maaf aja nih...bukan maksudnya sombong"Lanjut devan.

"Pantes laika mutusin lu. Lu sombong nya aja lebih dari langit coba"ujar rafi.

"Aelah ngomongin masa Lalu " Ujar Devan.

Mereka semua tertawa. Karena menurut mereka devan sangat gampang dibully, apalagi jika sudah menyangkut masa lalu nya. Ingin rasanya mereka menertawai nasib cinta devan yang sangat buruk.

"banyak-Banyak sedekah makanya"Ujar Syahdan.

"Iyain " dengan kesal devan pergi duluan dari sekolah. Melangkahkan kakinya cepat ke arah parkiran.

"Gua balik duluan ya" Pamit rayyan.

Mereka mengangguk.

Rayyan membelah jalan di kota nya. Ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Rayyan memarkirkan motor merah nya saat sudah memasuki parkiran di rumahnya.

Ia masuk dengan langkah gontai. Namun saat ia ingin pergi ke kamar seseorang menarik lengan nya dengan kasar.

"Apasih!"Kesal rayyan.

"Dari mana kamu?"Tanya Sang ayah.

"Sekolah"balas rayyan.

"Kenapa telat?"

"apanya yang telat si!Jelas-jelas rayyan baru pulang!"

"udah berapa kali papah ingetin jangan dek--"

"dekat-dekat dengan Leaa"Lanjut rayyan.

Ia sudah sangat hafal kata itu yang selalu keluar dari mulut papahnya.

" Pah! Leaa punya ku pah! Kalau pun tuhan bikin darah kita sama! Aku akan langgar dosa yang papah maksud!"

Plakkkk

"Buka Mata kamu! Leaa adik kamu!"

"rayyan nggak akan percaya sebelum papah dan leaa Tes DNA"

"Aku kasian sama mamah. Punya suami Yang Nggak ada bedanya sama brengsek"Selepas mengucapkan itu rayyan pergi kedalam kamarnya.

Namun sebelum ke kamar rayyan memampirkan dirinya ke dalam kamar mamanya.

"Abang udah pulang?"

Rayyan menatap mamahnya yang juga sedang menatapnya.

"udah Mah"

"udah makan?"

Rayyan menggeleng.

"Mamah bikinin ya,Abang mau makan apa?"Tanya mamahnya.

"Nanti aja mah"Balas rayyan dengan senyum kecil.

Mamah rayyan membalas senyum rayyan.

"Sini duduk dengan mamah"

Dengan patuh rayyan menduduki dirinya di samping ranjang mamahnya.

"Abang jangan nakal-nakal ya, kalau diomongin sama papah di dengerin ya bang " nasihat mamahnya.

Rayyan hanya mengangguk.

"Maaf bikin abang repot selama ini"

Rayyan menggeleng.

"Mamah ngomong apa sih, abang nggak sama sekali ngerasa mamah repotin"

Mamah ray tersenyum, mengelus puncak kepalanya anaknya. Anaknya sudah besar, bahkan bisa menjalani tugas yang seharusnya ia kerjakan. Anaknya tumbuh menjadi lelaki yang bertanggung jawab.

"mamah udah makan?"Tanya rayyan.

"Udah, Sebelum abang pulang mamah udah makan"

Rayyan mengangguk mengerti.

"Rayyan ke kamar dulu ya mah"Ucap rayyan, ia mencium kening mamahnya dengan sayang. Lalu dengan gontai ia pergi ke kamarnya.

Ia menghela nafas nya. Mengacak rambutnya beberapa kali.
.
.
"Leaa " Gladys memanggil leaa dengan instonasi yang cukup keras.

Leaa berbalik.

" Kenapa?"Tanya leaa.

Gladys mendunduk, Menyembunyikan wajahnya.

"Gladys minta maaf. Bukan maksud Gladys Rebut rayyam dari leaa. Sumpah Gladys nggak ada hubungan apa-apa sama rayyan, kita nggak lebih dari sahabat kaya Gladys sama Leaa " jelas Gladys.

Leaa tersenyum, mengelus tangan sahabatnya itu.

"Nggak papa Dys. Aku ngerti"

"K-kita masih jadi sahabat kan?"Tanya Gladys.

Leaa terkekeh.

"Sampai kapanpun, kamu sahabat aku"

Gladys tersenyum, ingin memeluk leaa. Namun saat ingin memeluk leaa, Ia dihalangi oleh Laika yang tiba-tiba datang.

"Ngapain sih? Kok pada tegang?"
.
.
Bersambung🙇😊
Next🔜or No¿
Next laa ya😁

~Thanks For Reading~

Salam Dari Saya

R&LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang