Semenjak datangnya dia
Kamu terlampau jauh dariku, jika dulu kamu akan mencari setiap perhatianku sekarang malah bercanda tawa dengan gadis itu.Seolah menyatakan pada semesta bahwa kini kamu tak lagi memperjuangkanku.
Hati seperti di hancurkan perlahan, saat aku berusaha menerima kenyataan yang kamu buat dengan penolakan halus.
Aku cukup pandai untuk memahaminya, tapi tak cukup pandai untuk melakukannya.
Kalau tahu akhirnya akan seperti ini, aku mungkin akan menjadi orang yang paling membencimu.Sudahlah aku menyadari kesalahanku. Aku terlambat, walaupun selalu menjadi yang pertama tapi tak pernah bisa memiliki cinta yang ku inginkan
Pertama tak selalu menang, menjadi pertama tak selalu senang.
Jadi haruskah aku menjadi yang kedua? Agar kamu bisa bersamaku? Dan mengkhianati segala yang ada?