Pekat, legit, menyesat
Segala asa hanyut dalam sirna
Segala jalan berselimut dalam mayaDia kembali buta, setelah menyesap begitu banyak dusta
Dia kembali bersalah, atas pelupuk yang akhirnya basahBegitu kelam, seram, berang
Marah pun bukan lagi sebuah reaksi karena menerima lebih menarik daripada memakiRintih, frustasi, validasi
Maaf tak berarti, hanya membuat terlihat makin rendah atas omong kosong yang bisingTakdir, takdir, takdir
Kita hanyalah bidak yang di mainkan semesta
Beradu dalam skenario nyata
Melebur dalam setiap alur yang tercipta
Yang sangat menyukai bahagia
Sampai lupa dengan eksistensi duka