06.Mimpi?

28 7 4
                                    

"love is like air,can't see it .but,can feel it!"
-xylo


*****

Deg!

"Apa-apaan ini" Batin gue

Gue mematung sambil terus mikir,ngapain Rendra nanyain hal gak wajar kayak gitu.Dia tahu gue benci sama si Eza,tapi disaat gue disuruh milih diantara mereka, kenapa gue gak bisa milih salah satu.

Kenapa?

"Ra?"

"Eh-" Jawab gue kaget

"Jawabannya?"

"Oh iya itu,eh-"

"Udah sore nih,pulang yuk" Timpal gue sambil bangkit dari kursi cafe

"Yura"

"Please,please jangan tanya lagi" Guman gue pelan waktu Rendra narik tangan gue

"Gue butuh jawaban lo,sekarang"

"Lo,buat apasih tanya kayak gitu?Gak penting" Jawab gue

"Gue gak suka digantungin Ra" Balas Rendra datar

"Lo udah tahu jawabannya Ren"

"Gue mau denger langsung dari lo" Pintah Rendra

"Ya jelas lah gue milih"

"Elo."

Gue bisa ngeliat mata bahagia dari Rendra sekarang,tapi ada satu hal yang masih ngeganjal didiri gue.

Disaat gue udah ngasih jawaban ke Rendra,kenapa hati gue sekarang yang gak tenang.

Gak lama,Rendra nganterin gue pulang,bukan nganterin sih lebih tepatnya pulang bareng naik taksi.

Waktu lagi asik nunggu taksi,tiba-tiba handphone gue bunyi.

"Eza" Guman gue pelan waktu baru ngeliat handphone

"Yura?"

"Ke-"

"Eh Ren" Kata gue kaget waktu handphone gue diambil gitu aja sama si Rendra

"Gue Rendra"

"Ya,napa"

Gue gak bisa denger apa percakapan mereka berdua,tiba-tiba aja Rendra matiin telfonnya gitu aja.

"Kenapa Ren?" Tanya gue waktu Rendra balikin handphone gue

"Itu ada taksi" Jawab Rendra

Gue tahu ada yang ditutup tutupin Rendra dari gue,buktinya gue tanya apa dia jawabnya apa.

"Masuk"

"Lo gak ikut masuk?"

"Lo duluan aja,gue nyusul" Jawabnya

True Love [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang