Happy Reading
" when I know, you know. And I don't fight it. I dont deny the inevitable. I free fall because I know there's someone there to catch me on the other side. but, I'm still afraid to fallin' "
- Do Kyungsoo
Jong-in's House
Gyeongi-do, South Korea" Jina ayo turun sayang" ujar Jong-in sesat setelah membuka pintu mobil, sedangkan gadis kecil itu hanya diam menatap kesekeliling rumah, karna tak mendapat jawaban dari gadis kecil itu, Jong-in berjongkok disisi mobil menyetarakan tingginya dengan Jina yang masih duduk dimobil dengan tatapan takut.
"wae? Jina mau pulang?" tanya Jong-in yang langsung membuat anak itu tersentak kaget dan menggelang kuat-kuat sambil menjulurkan kedua tangannya kearah Jong-in yang membuat pria itu dengan sigap melepas seatbelt yang masih terpasang di tubuh anak itu dan mengangkatnya.
"Museowo appa." gumam Jina yang lengsung melingkarkan lengannya dileher Jong-in dan menenggelamkan wajahnya di bahu pria itu.
" apa rumah appa menyeramkan?" tanya Jong-in sambil berjalan memasuki pekarangan samping rumah dan gadis itu hanya mengangguk dan tetap menyembunyikan wajahnya. Bagi anak kecil mungkin bagian depan rumahnya bagai rumah hantu dengan dua patung raksasa sebagai pilarnya.
Yah pagi ini dia dikagetkan dengan telphone dari gadis kecil digendongannya ini yang meminta untuk membawanya pergi dari rumah, dia bahkan sudah bersiap dengan ransel besar saat Jong-in datang menjemputnya dan tentu pria itu tidak mau dianggap menculik gadis kecil itu sehingga dia meminta izin diam-diam pada Kyungsoo.
Awalnya gadis itu melarangnya namun pria itu sedikit memberi argumen bahwa putrinya itu akan baik-baik saja dan sebagai syarat ponselnya masih merekam percakapannya dengan Jina sebagai bukti bahwa anak ini benar-benar memintanya.
" Jina mau makan?" tawar pria itu yang hanya mendapat gelengan dari Jina yang membuat Jong-in menghela nafas berat dan memilih membawa langkahnya kearah taman.
"appa. ."
"hm.."
" apa Jina terlalu nakal hingga eomma dan appa membenci Jina?" ujar gadis itu yang membuat Jong-in menghentikan langkah kakinya berusaha untuk menatap wajah Jina tapi nihil karna Jina makin mengeratkan lengannya dan menenggelamkan wajahnya dibahu Jong-in.
" hei. . . siapa yang mengatakan hal itu pada Jina? katakan pada appa" anak itu kembali menggeleng dan kali ini terdengar isakan kecil yang membuat Jong-in yakin ada yang tidak beres.
" Jina pasti sangat nakal hingga appa dan eomma tidak mau tidur dengan Jina, bahkan harabeoji juga bilang Jina harus tidur sendiri atau dengan Kyung eomma. Appa selalu menyuruh Jina pergi bersama Kyung eomma padahal Jina juga mau bersama Baekhyun eomma. apa karna Jina anak angkat jadi jika Jina nakal eomma dan appa membenci Jina, appa?" ujar Jina yang membuat Jong-in menghela nafas berat.
Sekarang dia paham mengapa anak ini memilih pergi dari rumah. Jong-in sebenarnya sedikit kaget mendengar anak itu tahu bahwa dia anak angkat. Jong-in sendiri tahu hal itu dari Chanyeol dan pria itu bilang putrinya itu tidak tahu tentang hal itu. walaupun pernyataan gadis kecil itu mematahkan ucapan Chanyeol.
Jong-in memilih mendudukan Jina di kursi taman dan berlutut dihadapan gadis kecil itu yang tengah menangis.
"hei. . . siapa yang bilang seperti itu sayang, hm? Chanyeol appa? baekhyun eomma? harabeoji?" tanya pria itu sambil mengusap air mata yang sudah membasahi pipi anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lacrymosa [Kaisoo GS] ✔️
FanfictionDo Kyungsoo Tak perlu GPS dan alat canggih apapun untuk melacak seseorang. Bukankah itu kemampuan menarik? Hanya mengetahui nama dan wajah orang itu tanpa perlu menatapnya secara langsung, bisa mengintip apapun yang mereka lakukan jika orang itu per...