Seventeen

3.8K 457 27
                                    

The second came on a horse red as blood is war.

-Four Horsemen of The Apocalypse-

Kyungsoo meletakan secangkir kopi di dapan E'dwan yang duduk atau lebih tepatnya berbaring di sofa dan tampak sangat menyebalkan. Jujur saja kepalanya sudah berputar tidak jelas mengingat dia belum tidur sama sekali dan Jong-in seperti yang pria itu katakan, sama sekali tidak bergeming. Satu-satu alasan kenapa dia mengiyakan permintaan malaikat maut didepannya ini, karna pria itu menawarkan informasi padanya dan hanya padanya.

" jadi apa yang mau kau bicarakan denganku." Ujar Kyungsoo ketus dan tanpa berniat untuk sekedar basa-basilebih dulu.

" aku baru tahu jika mortis akan sangat lemah jika kehilangan moiranya" ujar pria itu sambil membetulkan posisi duduknya sedangkan Kyungsoo sama sekali tidak meresponnya, dia hanya mendengarkan apa yang pria itu akan ucapkan.

" aku sedikit mengujinya kemarin, kurasa kau tahu" ujar pria itu sambil mengesap kopi yang memang sengaja Kyungsoo buat untuknya. mendesis puas saat cairan hitam itu meluncur membasahi kerongkongannya

" tentang ayahku yang dibunuh mortis." Ujar Kyungsoo tajam, entah mengapa dia sedikit tidak suka dengan E'dwan bahkan sejak pertama kali bertemu, saat kematian suster Jung.

"Tepat sekali. Rencanaku berjalan sempurna karna tidak ada informasi yang bisa suamimu dapat tentang keluargamu." ujar pria itu yang tampak bangga, bahkan tak terlihat raut penyesalan sedikitpun dan jujur saja membuat Kyungsoo muak.

" sebenarnya apa yang kau rencanakan"

" mencari kelemahannya, dan kau adalah kelemahan utamanya. Aku bicara padamu karna aku harus membuatmu sadar akan hal itu." terang pria itu sambil meletakan cangkir kopi yang dia pegang kembali ketempatnya dan menatap Kyungsoo dengan senyum miring yang membuat Kyungsoo merasa ada yang tidak beres akan terjadi padanya.

" Aku mengenal anak itu lebih dari cukup, dan dia bukan pria yang akan langsung terpuruk atau bunuh diri hanya karna kehilangan satu nyawa, bahkan kehilangan orangtuanya. Satu-satunya yang membuatnya hancur adalah kau. "

" tak usah berputar-putar tidak jelas, katakan apa yang sebenarnya mau mu. "

" Seperti yang kuduga, kau memang tidak sabaran" ujar pria itu.

Entah apa yang pria itu rencanakan yang jelas diberjalan perlahan kearah Kyungsoo dan dalam satu kedipan mata, pria itu mematahkan jari telunjuk Kyungsoo yang tentu membuat wanita itu menjerit kesakitan. Wanita itu mendesis, menatap tajam E'dwan dengan tatapan membunuh sambil menahan rasa sakit sedangkan pria itu hanya tersenyum puas dengan apa yang baru dia lakukan.

" ada dua makhluk di bumi yang memiliki kekuatan penyembuh" ujar pria itu sambil berjalan mengelilingi sofa, sedangkan Kyungsoo menahan tangisnya mengingat rasa sakitnya di jari tangannya yang patah, dia cukup penasaran apa yang E'dwan lakukan pada Jong-in hingga pria itu tak menujukan respon apapun sekalipun dia baru saja menjerit kesakitan.

" aku tidak membutuhkan petuahmu sialan, apa yang kau inginkan!!" sungut Kyungsoo mencoba untuk tidak terdengar gemetaran mengingat dia sedang menahan sakit yang amat sangat.

" yang pertama kaum Unicorn, kudengar kaum itu yang terkuat tapi mereka sudah punah. " lanjut pria itu yang malah mengabaikan umpatan Kyungsoo padanya.

Kyungsoo akan kembali membuak mulutnya saat E'dwan dengan cepat mengcengkram dagunya, menatapnya dengan senyum miring yang begitu mengerikan. samar dia bisa melihat warna bola mata pria itu merah gelap seperti gumpalan darah.

" Dan Venato. Kau punya kekuatan itu Do Kyungsoo~sii. " ujar pria itu yang membuat Kyungsoo terkejut bukan main. Dan lagi, tanpa Kyungsoo sadari pria itu sudah mengarahkan tangannya kearah jarinya yang patah.

Lacrymosa [Kaisoo GS] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang