Chapter 6

1.7K 149 7
                                    

Malam itu, mungkin malam yang paling bahagia buat gue. Karena akhirnya gue jadian sama Cam.

"Cameron Dallas:

Darling!!! Good morning, I love you.

Chiara Bones:

Omg, Cam. Morning! :)

Cameron Dallas:

Mau ditemenin gak ke dokternya?

Chiara Bones:

Gak usah. Jemput aku aja ya nanti, jam 4pm.

Cameron Dallas:

See you"

Hari ini, gue cuman mau tau apa tulang gue bener-bener bengkok atau gimana. Sesuai janji dokter, gue kesana sekitar jam 2 siang dan langsung disambut hangat oleh beberapa suster disana.

"Jadi, apa keluhannya?" tanya sang dokter. Gue yang malu-malu diem aja.

"Ini dok, katanya sih bengkok tulang belakangnya," kata nyokap.

"Ayo, kesini," kata dokternya. Gue disuruh bungkuk. "Oh iya, bener ini udah lumayan parah. Di X-ray dulu aja ya," kata dokternya. Gue pergi X-ray dan agak lama, beberapa kali ngulang karena gue gerak hehe. Terus, kita balik lagi ke dokter tulang gue. Katanya ini gak terlalu parah, jadi disuruh berenang aja dan juga 3 bulan balik lagi buat kontrol karena takut ini makin parah katanya. Jam 4 pas.

"Chi. Masuk!" kata Cam. Gue langsung masuk dan ntahlah ini dibawa kemana. Mulai lagi deh tangannya, ihiy seneng gue.

"Gimana tulangnya?" tanya Cam.

"Gapapa katanya."

"Temenin aku ya, Chi?" kata Cam.

" Kita mau kemana?" kata gue. Cam lucu banget ih dari samping.

"Aku ada acara, Digifest California. Temenin yaa?" kata dia.

"Tapi--" gue ragu buat melanjutkan omongan gue.

"Hubungan kita ya?" kata Cam. Gue cuman menggangguk.

"Doesn't matter kok, Chi. Aku bakalan kenalin kamu nantinya," kata dia. Oke, hubungan ini 24 jam aja belom. Dia bawa gue langsung kebelakang panggung dan gue, jalan tepat dibelakangnya.

"Nash!" sapa dia.

"Hey Jack G!" sapa dia lagi.

"Shawn!!" sapa dia. Semuanya di sapa dan gue dikenalin sama mereka, gue minta foto ke semuanya. Mereka baik-baik! Terus, gue lagi duduk gitu di stage tapi dibelakangnya, terus Cam nyamperin.

"Sini aku gendong," kata dia. Gue langsung melingkarkan tangan gue dilehernya.

"Piggyback ride!!" teriak dia terus gue diajak lari sama dia.

"Gak seru ah, Chi kalo gak foto," kata Cameron. Akhirnya kita mutusin buat foto. Cam masukkin ke Instagram dan pas di Instagram Cameron gak tag ke gue atau apapun. Jadi, identitas gue itu kayak masih dirahasiain sama Cam.

Selesai Digifest, kita langsung makan-makan di restaurant Seafood gitu.

"Chiara," kata Cam.

"Iya, Cameron," kata gue.

"Kamu cantik, hari ini dan aku suka," katanya.

"Makasih," pipi gue merah. Aduh.

"Kamu disini sampe kapan?" Tanya dia sambil nungguin makanan keluar.

"Lusa, lusa pagi aku udah pulang," kata gue.

"Cepet ya? Aku bakalan kangen sama kamu," katanya. Gue nyenderin kepala gue ke dadanya, dan tangannya ngelingkar dipundak gue.

"Aku masih harus sekolah. Dua bulan lagi aku kesini kayaknya. Hehe."

Selesai makan, gue sama Cam pulang. Ngantuk banget, udah jam 11. Gue udah gak punya tenaga buat jalan lagi kalo udah nyampe hotel. Sumpah, ini gue kayak hangover karena ngantuk. 

"Chi, udah nyampe," kata Cam.

"Gendong," kata gue. Ah ya lupa, tadi pas gue makan rame-rame itu gue kedinginan, terus gue dikasih Sweatshirt Cam. 

"Pake Hoodienya, gerimis soalnya," kata Cam  ngebuka pintu mobil penumpang. Hoodie udah terpasang, dan gue digendong ala Bridal Style. Untungnya, kali ini Cam sama Shawn. Jadi Shawn yang pencetin lift dan ngebuka kamar gue. 

"Good night bæ, sweet dream," katanya. Gue udah tertidur, tapi masih agak-agak sadar. 

***

Udah saatnya gue balik, oke. Ini harus paling sedih. 

"Chi, aku bantuin packing ya?" tanya dia. Duh, baru juga jadian, udah di tinggal pergi lagi. 

"Gak usah, Cam."

"Jangan sedih, nanti jelek," kata dia mulai meluk gue. Terus gue meluk dia balik dan gue nenangin dia. 

"Udah-udah. Nanti kita Skype an tiap hari, Facetime, dan aku bakalan nemenin kamu tiap harinya," gue tetep meneteskan air mata.

"Gak apa-apa, Chi. Aku gak akan ngelirik cewek lain kok," kata Cam. Gue mempererat pelukkan gue.

"Nanti aku ke Indonesia deh kapan-kapan. Sekalian main," gue udah mulai tenang dan ngelepas dia gitu aja. Tapi, dia malah meluk gue dari belakang.

"Jangan sedih lagi ya. Aku tau kok ini susah, risking it all, though it's hard."

"Iya," kata gue dengan suara parau. Gue packing baju-baju gue, jam 9 nanti gue berangkat. Sekarang masih pagi, Cam nginep di Hotel. Katanya dia pengen tidur sama gue, dan meluk gue untuk pertama kalinya. Ya udah gue iya-in aja, kapan lagi kan ya dipeluk sama Cam. Besoknya udah balik, ketemu lagi nanti dua bulan lagi. 

"Chi, kita jalan-jalan dulu gimana?"

"Ayok."

VineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang