Chapter 4

1.8K 172 9
                                    

"Chi, Chi, bentar deh Chi," kata Valen.

"Apaan?"

"Lo ngerasa gak kalo tulang lo itu bengkok Chi?" tanya Valen dan tetap dibelakang gue lalu meraba tulang belakang gue.

"Apaan sih lo, ah! Ada-ada aja, tulang gue gapapa kok!"

"Chi, kok lo kayak kena skoliosis sih?" kata Clarissa.

"Boong lo anjrit, gak lucu semuanya ga lucu!!" kata gue.

"Chi, gue saranin lo periksa ke dokter, Chi. Skoliosis juga berbahaya lho," usul Delia.

"Kalopun beneran bengkok, gue gak akan periksa disini," muka gue udah melas.

"Chi, sabar ya," peluk Clarissa.

"Group hug!" kata Valen. Anne, Delia, Valen dan juga Sharen ikut meluk gue.

"Thanks, guys," kata gue dan senyum gue mengembang.

Kalian tau skoliosis? Penyakit ini bisa mematikan kalau tidak cepat ditangani, karena tulang belakang itu bergabung dengan tulang rusuk dan bisa neken paru-paru lo. Skoliosis adalah bentuk tulang belakang yang S atau juga C.

"Chi," kata Clarissa sebelum gue pulang.

"Pokoknya, Chi, kalo ada apa-apa lo langsung telfon gue! Cepet sembuh, Chi," katanya dan meluk gue lagi.

"Makasih, Clar. I'll."

***

"Mom, cepet kesini aku mau kasih tau sesuatu!" kata gue manggil Mom. Kebetulan baju sekolah gue ini ketat jadi, keliatan deh kalo gue skoliosis.

"Aku kena Skoliosis ma," kata gue.

"Chi, kamu periksa ya. Mama telfon Papa dan besok kita harus ke USA, ok?"

"Ma..."

"Apa?"

"Masalahnya, kalau nanti aku ke USA, aku bakalan ketemu seseorang dan--"

"Kamu gak mau orang itu liat kondisi kamu kayak gini, Chi?"

"Iya, Ma. Dia itu someone special buat aku."

"Chi, dia bakalan nerima kamu kok. Mama yakin."

"Ma."

"Sekarang kamu siap-siap ya. Visa kamu masih ada, tinggal tiket 'kan? Nah udah gampang, kamu sekarang packing dan siap-siap buat besok ya, sayang."

"Hmm," gue naik ke atas dan siap-siap. Gak lupa buat iMess Cameron.

"Chiara Bones:

Besok aku flights ke LA, wanna meet up?

Cameron Dallas:

Hey! I’m glad you’re coming!! Jam berapa flightnya?

Chiara Bones:

I don’t know :( Nanti aku fotoin tiketnya deh.

Cameron Dallas: 

Okay.”

Persiapan udah semua, packing juga udah selesai.  Gue cuman takut kalo ini beneran Skoliosis, mereka bakalan ngejauhin gue dan ngebuang gue.  

“Chi, kamu siap ‘kan? Besok kita tinggal berangkat ya.”

“Ma, tapi aku takut. Aku takut mereka tuh bakalan ngejauhin aku, aku dibuang, aku gak punya temen.”

“Enggak, sayang. Mereka gak akan ngejauhin kamu, oke?” Mom ngebelai rambut gue dan ninggalin gue.

“Ah ya, Chi! kita ke Amerika dua minggu ya,” katanya. Untungnya gue udah hafal kebiasaan Mom. 

Matahari udah gak ada, digantikan sama bintang dan malam ini makan malemnya kayak biasa, sepi. 

“Chi, udah siap ‘kan?” tanya bokap gue. 

“Udah.”

“Oke,” katanya. Sesi makan malem udah kelar, besok bakalan bangun pagi dan bolos sekolah. Ah ya lupa kabarin Cam.

“Chiara Bones:

Aku nyampe jam 11.50 tanggal 12, Cam.

Cameron Dallas:

Okay, see ya later!! ;)”

Gue tidur tanpa ngebales apapun lagi. Di satu sisi, gue pengen dan excited banget ketemu Cam, tapi di lainnya gue benci karena gue harus X-ray dan dengerin ocehan dokter tentang Skoliosis gue ini. 

VineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang