Chap 6 Go of the problem

14.2K 384 11
                                    

Okee happy reading.:'*v
Jangan lupa kasih saran sama votenya.

****

  Laurent mulai bekerja lagi dengan giat, ntah semua karyawan diRestaurand biasanya bergurau dengannya kini semua diam, seakan-akan tak menganggap Laurent itu ada, Ada apa ini? Pikir Laurent, awalnya dia hendak bertanya pada salah satu karyawati, tapi dia urungkan karna masih banyak yang harus ia kerjakan,
Saat dia melewati para karyawan mereka menatap Laurent dengan tatapan jijik, Laurent semakin tidak nyaman, dia langsung melangkah pergi kemejanya, dia membereskan semua berkas yang harus dia bawa lagi ke ruangan Tn.Hans.
Laurent menarik nafas berat.

Dia mengetuk pintu dan masuk kedalam ruangan, sudah ada Hans disitu sedang berkutik dengan Laptopnya, dia melirik kearah Laurent sekilas.

  "Ini berkas yang harus Tn.baca, aku sudah menyelesaikan semuanya, boleh saya gunakan waktu luang saya untuk urusan pribadi?" Tanya Laurent.

  "Kau akan pergi kemana?" Tanya Hans.

  "Itu pribadi Tn."

  "Apa aku masih ada jadwal?"

  "Tidak ada, jika kau ingin berkunjung keRestaurand itu sangat bagus kau bisa mengawasi kerja mereka." Usul Laurent .

  "Aku akan ikut dengan mu."

  "Apa? Hmm maaf? " Laurent terkejut.
Apa-apaan dia? Batin Laurent.

  "Iya, apa kau keberatan?" Tanya Hans.

  "Ehh, tidak Tn." Laurent benar-benar tidak berani untuk menolak, dia akhirnya pergi menemani Tn. Nya,

Dia mengajak Laurent kesebuah cafe yang lumayan terkenal diMatthantan Tn.Hans memesan tiga botol Wine anggur untuk ia nikamati .

  "Kau juga harus minum." Kata Hans, dia menuangkan Wine itu kedalam gelas ukuran kecil, dan menuangkan nya lagi pada gelasnya.

  "Ayo." Ajak Hans mengangakat gelas kecil itu dan meneguknya dengan rasa kenikmatan.

  Laurent merasakan perasaan aneh, ini tidak benar, batin Laurent.
Dia hanya meminum satu gelas saja,takut nanti dia akan mabuk.
Berbeda dengan Tn.Hans ia meminum semuanya hingga tiga botol wine itu habis diteguknya.

Jam sudah menunjukan pukul sore Tn.Hans mabuk membuat Laurent kebingungan.
Dengan terpaksa dia memapah tubuh besar itu untuk masuk kedalam mobil.
Saat Laurent hendak menyalakan mesin mobilnya tiba-tiba Hans menggengam erat tangannya, sontak Laurent terkejut .
  "Maaf Tn. Kau sedang mabuk. Aku akan mengantarmu pulang." Kata Laurent khawatir.

  "Kau begitu sangat cantik Laurent, dari awalpun aku melihatmu begitu sangat sexy, bagaimana jika aku menyukaimu." Gumam Hans.

Laurent terkejut.
  "Maaf Tn. Kau sudah memiliki Becca sebagai kekasihmu, dan kau harus perfesional sebagai atasku." Jelas Laurent kesal.

  "Bibirmu begitu manis saat bicara." Tiba-tiba Hans mencekeram pundak Laurent dia memeluk Laurent erat, Laurent mencoba melepasnya tapi tak bisa, lama kelaman Hans semakin mendekatkan wajahnya pada Laurent hampir saja Hans melumat bibir Laurent jika saja Laurent tidak melayangkan tinjunya pada Hans hingga atasanya itu pingsan.

  "Brengsek!!" Marah Laurent.

Dia mengambil ponselnya, dan menghibungi seseorang.
Kemudian dia keluar dari mobil, dia memilih pulang dengan taksi daripada harus mengantarnya pulang.

Tanpa Laurent sadari seseorang menyeringai.

   Matahari pagi begitu terik menerpa wajah cantik Laurent yang tanpa maxup, dia malas bangun, jika teringat kerjadian semalam dia benar-benar jiji dengan atasannya,
   "Dasar mata mesum! Berani-beraninya dia selama ini memperhatikanku, bahkan dia bilang aku sexy? Oh astaga, aku benar-benar kesal." Celetuk Laurent.

Bagaimana pun dia harus bersabar, dia harus bisa bersikap biasa saja seolah tidak pernah terjadi.

Hari ini Laurent bersikap tidak perduli dengan keadaan sekitar, dia melakukan perkerjaannya dengan cepat, saat mengantar Tn.Hans kepertemuan dengan kliennya pun dia bersikap biasa saja.

Waktunya jam makan siang, semua karyawan berlalu lalang begitu sangat sibuk karna setiap jam makan siang banyak karyawan kantor datang kemari.
Laurent melangkah menuju dapur untuk membuat segelas Cocolate caffe, dia meminumnya dengan sangat santai, menikmati waktu luang sambil mengawasi karyawan.

  "Selamat siang semuanya...." sapa seorang wanita begitu berisik, ya dia Becca , Laurent menarik nafas gusar, apa lagi ini! Batin Laurent lelah.

Becca membawa beberapa lembar kertas yang berkemungkinan adalah foto, dia mengibas-ibaskannya dengan ekspresi wajah sengit.

  "Kebetulan sekali ada Sekertaris penggoda." Celetuk Becca, Laurent memejamkan matanya mencoba bersabar.

  "Aku tau kau semalam berkencan dengan Tn.Hans kan? Kau minum wine bersama, lalu bercumbu didalam mobil, dasar jalang, jalang tetap saja jalang, jalang dimana-mana akan tetap menjadi jalang, " sindir Becca begitu melukai hati Laurent.
Dia kembali teringat akan masa lalunya.
Semua orang dan teman-temannya yang menjauhinya karna mereka menganggap Laurent itu jalang, karna dia berpacaran dengan Mikail pria playboy yang terkenal sering meniduri wanita.

Semua karyawan mendengarnya, mereka merasa jijik dengan Laurent, Laurent berusaha diam,dia tidak berkutik.

"Jika kalian tidak percaya padaku, lihat ini, itu benar mereka kan?" Tanya Becca sambil memperlihatkan foto Laurent saat Hans memeluknya dan hampir melumat bibirnya.

Laurent terperangah dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang telah berlaku.
  "Aku bisa menjelaskan semuanya ku mohon jangan salah paham." Pinta Laurent.

Tapi semua malah pergi tidak menghiraukan Laurent.
Becca yang masih berdiri tidak jauh kini tersenyum kecut!.

  "Hans adalah milikku! Kau tidak berhak mengganggu hubungan kami,  aku sudah lama menjalin hubungan ini, setelah kau datang dia menjadi menjauhiku, dia bahkan dengan berani mengatakan bahwa dia menyukaimu,itu menjijikan! Ck!" Ucap Becca sinis.

Laurent lemas, lututnya jatuh kelantai.
Kenapa seperti ini? Tentang Mikail terus terbayang dibenaknya itu membuat air mata Laurent pecah.
Seorang wanita mendekat kearahnya ,
  "Apa kau baik-baik saja?" Tanya Wanita itu.

Laurent mendongak dia mendapati sosok wanita tengah tersenyum padanya dan menjulurkan tangannya.

  "Iya, saya baik-baik saja." Balas Laurent.
Dia menahan tangisnya.

Wanita itu tersenyum.
  "Maafkan saya, tadi saya tidak sengaja mendengarnya." Kata wanita itu.

Laurent tetap diam, dia hanya mengangguk.

  "Saya Siena Hale, mari ikut saya." Ajak wanita itu Siena.

Laurent hanya menurut, Siena membawanya kebelakang Restaurand mereka duduk dikursi taman.

  "Menangislah jangan menahannya itu akan membuatmu frustasi." Ucap Siena memeluk Laurent.

  "Anggap saja aku sahabatmu, kau bisa ceritakan padaku, mungkin aku bisa membantu mu." Lanjutnya.

Laurent masih menangis, apa dia harus percaya padanya, ketika semua orang menjauh kini dia malah menawarkan persahabat.

****
Tbg

Jangan lupa kasih vote.

The bad girl ✔ CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang