Chap 12 Do not be forced me

10.8K 291 15
                                    

Happy reading...
Jangan lupaa kasih VOTEnya...😘😘

😘😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Laurent turun dari dalam mobil Siena.
Ia berada didepan halaman rumah Miya dan Bram, karna semalam mereka menyuruh Laurent untuk pulang karna hal penting katanya.
Tanpa berpikir panjang Laurent meminta cuti untuk dua hari.

Laurent mengetuk pintu rumah itu, Seperti biasa Miya yang akan membukakannya.

"Auntie, long time no see.." laurent memeluk Miya dan mengecup pipinya kanan kiri.

"Bagaimana kabarmu sayang?" Tanya Miya khawatir, karna dia tau Laurent bekerja di night club itupun dari Hans.

"Aku baik Auntie." Jawab Laurent.

"Good to hear that baby." Lanjut Miya, sedikit tenang.

Kemudian mereka masuk kedalam rumah.

___

Gabriel tengah melamun didalam ruang kerjanya, jari jarinya terus bermain diatas meja yang masih berserakan kertas-kertas yang harus dia tanda tangani, matanya terpejam, pikirannya terus tertuju pada satu wanita.
Rasa rindu untuk bertemu dengannya tiba-tiba menyergap dalam hatinya.

"Shitt!! " umpat Gabriell.

Dengan bermalas-malasan dia melanjutkan kerjanya yang terlupakan karna memikirkan Authornya.

Setelah selesai bekerja dia langsung melajukan mobilnya menuju hotel tempat tinggal Laurent dan Siena, saat ini jam menunjukan pukul 1 siang, karna sudah tidak sabar untuk bertemu Laurent, Gabriell harus menunda pekerjaannya besok.

Dia berdiri didepan pintu kamar Laurent, jantungan berdegup kencang, ia memejamkan mata kemudian menghembuskan nafas pelan.

Diketuknya pintu itu, tidak terlalu lama pintu terbuka, Siena yang muncul dari balik pintu dengan senyuman yang merekah dibibirnya saat melihat Gabriell yang berada didepanya.

"Tn.? Ada yang bisa saya bantu??" Tanya Siena dengan senyuman.
Siapa sih yang tidak mengenal seorang Gabriellino pengusaha muda yang namanya melambung dikota ini.

"Apa kau Siena?" Tanya Gabriell.

"Iyaa saya." Jawab Siena.

"Apa Laurent ada bersama mu??" Tanya Gabriell lagi.

Siena mengerutkan dahinya.
Senyumannya memudar, dia kira Gabriell mencarinya. "Ge'er lo! Gue aja ngkk." :'/
"Tadi pagi aku mengantarnya kerumah Pamannya." Jawab Siena.

"Bisa berikan alamatnya padaku??" Tanya Gabriell.

Siena awalnya ingin menolak tapi tidak berani.
Akhirnya ia memberikan sebuah catatan tertuliskan alamat dimana tempat Miya dan Bram tinggal.
Tanpa waktu lama Gabriell langsung melesat menuju alamat yang Siena berikan.

___

Diruang tengah Laurent sedang menonton tv, dimeja banyak cemilan yang ia bawa dari dalam kulkas.
Kemudian Miya dan Bram datang menghampirinya .

"Laurent, ada yang harus kami bicarakan?" Soal Miya, lantas duduk disebelah Laurent, dan Bram berada disebelah Miya.

"Katakan."

Miya dan Bram saling bertatap kemudian mengangguk.
"Apa kau tau Hans menyukaimu?" Tanya Miya pelan.

Laurent kesal saat Miya menyebutkan nama itu, tapi ia mencoba bersikap biasa saja.
"Kenapa?" Tanya Laurent balik.

"Dia melamar mu, dia akan menikahimu, Uncle yakin dia pria yang baik untuk mu, dia sudah lama menyukaimu Laurent." Lanjut Bram.

Laurent terperangah atas apa yang diucapkan Bram itu.
Nafasnya memburu dengan cepat menahan luapan amarahnya.
Apa hak mereka beraninya menjodohkan ku dengan pria brengsek itu. Shit!!
Kesal Laurent dalam hati.

"Aku tidak mau. Lagipula ada Becca yang selalu bersamanya, dan aku paling benci saat seorang lelaki berkhianat, karna aku sendiri pernah merasakannya, itu sangat sakit, aku tidak mau menjadi perusak hubungannya, jika itu terjadi aku adalah wanita paling buruk!" Bantah Laurent, ia tetap melanjutkan aktifitasnya menonton tv dan memakan cemilannya.

Miya menghembuskan nafas beratnya.
"Kau belum tau Hans seperti apa, Bram sudah mengenalnya sangat lama, ini juga demi kebaikanmu sayang. Lagipula Hans dan Becca belum ada ikatan apapun." Bujuk Miya.

"Jika dia pria yang baik,tidak mungkin dia menamparku dan memaksaku untuk kembali!! Dan tidak dengan mudah berpaling dari pasangannya!
Lagi pula, mom dan dad tidak akan setuju!" Marah Laurent.

Dia teringat akan Gabriell, Laurent tau dia menyukainya.
"Dan..aku sudah memiliki pilihanku sendiri." Lanjut Laurent disertai senyumannya yang menyeringai.

"Apa katamu yang pertama? Hans menaparmu??" Miya terkejut.

Laurent hanya mengangguk.

"Dia melakukannya karna dia emosi, kau sangat keras kepala! Dia datang dengan niatan baik ingin menikahimu, ingin membawamu kembali dalam kebaikan, menjadikanmu seorang wanita yang baik, bukan menjadi jalang , Laurent." Ucap Bram.

Laurent terkejut, saat Bram mengatainya Jalang,memang benar sekarang setatus nya adalah seorang jalang, wanita murahan!! Tapi tetap saja sakit saat Uncle nya sendiri yang mengatainya, karna dia juga punya hati dan perasaan.

"Pokoknya aku tidak mau, kalian tidak ada hak untuk mengatur hidupku!! Jangan memaksaku untuk menikahi pria brengsek itu!!
Jalang lebih baik, daripada harus menjadi pelakor, akan ada seseorang yang tersakiti! Aku tidak mau!" Marah Laurent sambil berlalu masuk kamarnya.

Miya dan Bram hanya diam pasrah, karna mereka tau sangat sulit untuk membujuk ponakannya yang satu ini.
Ditambah lagi Laurent sudah membenci Hans, dan masa lalunya.

"Biarlah, jangan memaksanya." Ucap Miya menenangkan suaminya yang mulai emosi saat ini.

"Ya, aku sudah mengira itu." Balas Bram menarik nafasnya berat.

  "Aku juga tidak akan mau jika harus menikahi lelaki yang sudah punya pasangan,jika aku melakukannya, aku begitu brengsek." Bela Miya.

****

____TBC____☆☆

Yang belum vote jangan lupa Vote nya sayang.

Makasih.😘😘😘😘
Maaf part ini pendek..wkwkwk

The bad girl ✔ CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang