Chapter 18

1.5K 221 23
                                    

Where words fail, music speaks
~ Hans Christian Andersen ~

***

Para fans mulai mengerumuni gedung yang menjadi tempat konser perdana Lee Henry. Konser pertamanya di Asia.

Promosi gencar dilakukan jauh-jauh. Hasilnya, hari ini ribuan orang, khususnya kaum hawa, berdesakan untuk menyaksikan kepiawaian Henry bermusik.

Ditambah sematan kata 'jenius' di dirinya, tak ayal mengundang keingintahuan arti jenius itu sebenarnya.

Tidak hanya keingintahuan pada Henry, tapi beberapa pencari berita ingin memuaskan keingintahuan pada putri bungsu Kim yang digadangkan menjadi bintang tamu spesial. Alasan pembatalan pertunangan kedua keluarga—Yook dan Kim—yang merupakan pebisnis sukses di Korea Selatan masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan.
Kini, kemunculan wanita itu di konser Henry memberi sensasi tersendiri bagi para pemburu berita.

Sohyun masih menunggu di ruang make up. Menenangkan dirinya, ia menatap lurus pada kaca besar yang memperlihatkan dirinya secara jelas. Pikirannya melayang, memikirkan  apakah para undangan istimewa itu akan benar-benar datang.

Hari ini ia ingin mempersembahkan suguhan nada indah untuk para tamu istimewanya. Ada Kim Ji Won, Yook Sungjae, Kim Taehyung, Han Ga In, dan yang utama adalah Kim Soo Hyun, ayahnya. Beberapa lagu sudah ia pilihan untuk diperdengarkan kepada ayahnya.

Konsentrasinya buyar sesaat melihat pintu terbuka tanpa ketukan.

"Apa kau gugup?"

Rupanya dia adalah Henry, pria bermata kecil itu sedang mengecek kepercayaan diri Sohyun sebelum ia tampil ke atas panggung.

"Karena akan tampil bersamamu, aku akan tenang," jawab Sohyun.

Henry sebentar lagi akan memulai konsernya. Ia terlihat lebih gagah dari penampilan biasanya.

"Aku akan menunggumu di panggung," tands Henry berbagi keberaniannya.

Sohyun mengangguk. Kalau dipikiran lagi, ia sungguh beruntung berjumpa dengan  Henry yang terus memaksanya berjuang melalui musik. Musik yang selama ini menemaninya menepis semua rasa sunyi. Juga kesedihannya.

***

Suara riuh terdengar jelas dari belakang panggung. Musik berdengung begitu kuat. Tetap saja tidak mengurangi lantangnya teriakan nama Henry yang tak berhenti diserukan para fans.

Penata rias mengecek kembali polesan make up yang sudah melekat di wajah tirus Sohyun. Memastikan ia siap untuk tampil dikarenakan beberapa saat lagi gilirannya tiba.

Sohyun sempat memeriksa ponselnya sebelum ia tampil di panggung pertamanya dan bermain di depan ribuan orang.

Ia menangkap satu pesan masuk.

Berjuanglah Kim Sohyun.
Maaf, aku tidak bisa hadir, tapi aku akan mendoakan yang terbaik untukmu.
- Yook Sungjae -

Jelas satu dari tamu yang diharapkannya untuk hadir otomatis tercoret dari list. Ada segelintir kekecewaan mengetahui pria Yook itu tidak bisa hadir. Sungjae punya peranan dalam perubahan hidupnya. Dan malam ini seharusnya ia menunjukkan pada Sungjae bahwa ia mampu bangkit dari keterpurukannya.

"Nona Kim, Anda harus bergegas menuju panggung. Sebentar lagi giliran Anda," tukas salah satu runner acara konser.

Sohyun bergegas menuju panggung. Sekilas ia mengintip dari balik tirai jendela, ada ribuan kerlap kerlip dari light stick yang bergoyang hampir serempak saat Henry selesai dengan lagu yang ia nyanyikan diiringi dengan permainan piano yang apik.

I Was Made For Loving You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang