Chapter 17

1.3K 225 19
                                    

Cause not every one born to be spoken
- unknown -

***

Ditemani ibunya, Han Ga In, Sohyun terus menangis. Sulit baginya untuk terlelap, pada saat air matanya enggan berhenti. Ternyata yang ia rasakan lebih sakit dari yang selama ini ditahannya.

Memilih tidak menjadi Kim, memang itulah keinginannya selama ini. Namun, tetap rasanya perih kala ucapan itu langsung ia dengar dari ayah kandungnya, Soo Hyun.

Pada akhirnya,  keinginan hanyalah sebuah ingin. Kendati demikian, ucapan yanh terlanjur terlontar sulit ditarik kembali.

"Tidurlah, Sayang. Berhenti menangis," pinta ibunya yang masih menemani Sohyun berbaring.

Sohyun kembali memeluk ibunya lebih erat.

Hanya rumah sang ibu, satu-satunya tempat yang terpikirkan olehnya sesaat melangkahkan kaki keluar dari rumah megah Kim. Egois memang. Ia turut meninggalkan Ji Won di tengah pertikaian ia dan ayahnya. Padahal saudari perempuannya itu menempuh jarak ribuan kilometer hanya untuk berjumpa dengannya.

Kendati demikian, ada kalanya Sohyun mungkin ini yang terbaik. Sebesar ego ayahnya, seperti itu juga ego Kim So Hyun untuk tidak berbalik dan meminta pengampunan.

"Berisitirahatlah. Kita bicara besok pagi saat kau sudah lebih tenang."

Masih di pelukan sang ibu, Sohyun mengangguk. Hari yang berat harus ia lalui, tapi kali ini dia tak sendiri lagi.

***

Kedatangannya dirasa terlalu pagi. Karena itu Taehyung memutuskan untuk menunggu di depan pintu rumah artis senior, Han Ga In. Sekaligus ibu dari wanita kesayangannya.

Setelah berhari hari menanti tanpa kabar, akhirnya kemarin Henry memberikan informasi padanya bahwa Sohyun kini
tinggal bersama ibunya.

Taehyung jelas kesal. Sohyun nyatanya membalas pesan Henry. Padahal pesan yang ia kirimkan tak kalah banyak. Akan tetapi, tidak satu pun berbalas.

Sedikit disayangkan karena berita tentang Sohyun tidak ia didapatkan secara langsung dari orangnya. Kendati demikian, Taehyung tetap bersyukur. Akan lebih baik kalau Sohyun tidak lagi terkurung di rumah ayahmu.

Taehyung masih menunggu. Setidaknya hingga fajar pagi naik lebih tinggi, baru ia menemui Sohyun.

Pria itu berjongkok di depan pintu sambil mengusap tangannya berkali-kali. Udara pagi masih terasa dingin. Menembus kulit tipisnya walau ia sudah jumper berbahan tebal.

Sungguh, Taehyung tidak sabar untuk bisa melihat wanita Kim itu.

Taehyung tersentak dan lekas berdiri ketika mendengar pintu terbuka. Seorang wanita dengan potongan atasan berkerah V, tanpa polesan make up dan rambut terikat biasa, tampak terkejut dengan kehadiran Taehyung di depan pintu rumahnya. Wajah familiar ya membuat Taehyung lekas sadar bahwa wanita itu adalah Han Ga In, sang artis.

Untuk beberapa detik Taehyung terpana. Tanpa bubuhan make up pun ia terbilang cantik di usianya yang kian matang. Wajar kalau Sohyun menuruni kecantikan ibunya. Garis wajah mereka terlihat serupa.

Sontak Taehyung membungkuk, menyapa wanita yang bukan tidak mungkin kelak akan menjadi mertuanya.

"Maaf membuat Anda terkejut. Perkenalkan namaku Kim Taehyung. Pacar, ah ... bukan! Maksudku, teman lelaki, ah salah! Aku adalah teman Sohyun." Taehyung benar-benar gugup. Ucapan dan tingkah lakunya berseberangan.

I Was Made For Loving You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang