Chapter 23

1.3K 205 15
                                    

Bacanya jangan lupa sambil dengar
mulmed, ya 💗

***

Sohyun kecewa. Amat kecewa. Bahkan di hari ia keluar dari rumah sakit, tak sekali pun Taehyung menjenguknya. Begitu juga dengan telepon atau pesan. Pria itu mendadak sulit dihubungi. Seolah sengaja menghilang begitu saja.

Sungjae yang selalu menemani Sohyun ingin mengungkapkan hal sebenarnya. Tentang alasan ketidakhadiran pria bernama Taehyung itu.

Awalnya Sungjae berniat menjenguk Taehyung karena mengetahui pria itu mendapatkan kecelakaan di hari yang sama dengan rencana keberangkatannya. Dan katanya ia juga dirawat di rumah sakita yang sama. Namu a, belum sempat ia menjenguk, tanpa sengaja ia malah mendengar percakapan Taehyung waktu itu.

"Tidak! Tidak, Dok! Kumohon jangan bilang seperti itu. Aku tidak bisa kehilangan tanganku! Apa tidak ada perobatan yang bisa memulihkan tanganku kembali? Mungkin perlu dioperasi? Aku bersedia melakukannya." Itu suara Taehyung. Ciri warna suaranya begitu khas.

Saat itu suaranya terdengar gusar dan sarat keputusasaan.

"Maafkan aku, Taehyung-ssi. Akan sulit untuk mengembalikan tanganmu seperti normal dikarenakan salah satu sarafmu terjepit parah dan membutuhkan terapi yang tidak sebentar. Aku turut menyesal," jelas dokter.

Taehyung menggeleng beberapa kali. Tampak ia belum bisa menerima kenyataan kalau dia tidak bisa menggambar lagi.

Setiap menggambar, tangannya selalu bergetar dan menahan sakit. Memang, bagi arsitek sepertinya, menggambar tidak hanya dilakukan dengan komputer, tapi lebih banyak Taehyung lakukan di atas kertas kerja yang menjadi kebanggaannya selama ini.

Sungjae menghentikan langkahnya. Lantas mengurungkan niat untuk ikut campur dalam masalah yang seharusnya tidak diketahuinya. Namun, terlanjur. Tanpa diminta dan disengaja, dirinya ikut mengetahui kepahitan Taehyung.

Miris sekali, padahal baru beberapa waktu lalu ia menyaksikan juga pria Kim itu mendapatkan penghargaan untuk prestasi kerjanya. Ia paham betapa terpuruknya Taehyung saat ini. Dan ia tidak berhak berkomentar apa pun untuk kondisinya pria tersebut.

Dokter keluar dari kamar. Sementara Sungjae masih menunggu di luar kamar Taehyung.

"Tenangkan dirimu, Tae. Kau pasti bisa menggambar lagi, tanganmu pasti sembuh. Ibu percaya itu."

Terdengar suara seorang wanita yang diyakini Sungjae milik Ibu Taehyung, sedang memberikan semangat pada putranya.

"Apa ibu barusan tidak mendengarkan kata dokter?! Jangan membodohiku, Bu! Hidupku sudah hancur. Kini semuanya sudah diambil dariku. Bahkan keahlianku pun kini sudah terenggut. Akh!"

Erangan Taehyung terdengar kuat dari hingga ke luar kamar.

Walau Sungjae tidak begitu yakin apa maksud perkataan Taehyung, ia memilih pergi. Sebaiknya ia menunggu Sohyun saat. Karena Sungjae tahu, hanya dirinya yang bisa memberikan ketenangan pada Taehyung yang sedang putus asa.

"Segeralah bangun Kim Sohyun," gumamnya lirih.

***

Sohyun merasa kondisinya jauh lebih baik dari sebelumnya. Ia lantas memutuskan untuk menemui Taehyung di kantornya. Kedua tangannya sudah memegang dua bungkus kantong plastik berisikan makan siang. Tidak hanya untuk Taehyung, tapi ada juga bagian untuk Jimin dan Jungkook, duo konyol yang selalu berkeliaran di sekitar Taehyung.

Dengan tampilan sedikit berbeda, hari ini Sohyun mengikat rambutnya, menampakkan leher jenjangnya yang putih. Kemudia menyapukan bedak tipis ke wajahnya. Diakhiri perona di bibirnya dengan warna tidak mencolok.

I Was Made For Loving You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang