Taehyung sadar harusnya ia bisa menguburnya perasaannya lebih dalam. Sebuah ciuman, seiyanya tak cukup hebat menggoyahkan perasaan bencinya dengan gampang.Kim Sohyun, tak lebih dari nona muda yang angkuh dan suka mempermainkan perasaan rakyat miskin sepertinya.
Ia malah berterima kasih karena bisa lepas dari keluarga busuknya. Melihat wajah asli mereka yang selalu terpasang palsu. Lantas keterpurukan yang mereka berikan pada keluarganya, membuat Taehyung menjadi ambisius. Membuatnya berani bermimpi
mengalahkan kesuksesan Keluarga Kim."Aku pulang."
Salam yang tidak pernah berubah. Begitu pula sambutannya yang sama. Tetap hangat. Selalu diberikan sang ibu setiap ia pulang.
"Kau terlihat lelah, Tae." Ibunya mengusap pipi Taehyung yang beringsut kurus.
"Ibu." Taehyung menatap ibunya.
Ada keraguan di hatinya. Tentang pertemuannya dengan putri bungsu Kim. Haruskah ia bercerita? Dan bagaimana respon ibunya kelak? Apa dia akan marah? Sedih? Setelah rasa sakit hati keluarga itu berikan pada Keluarga Taehyung.
Saat ibu dan ayahnya menangis, gadis itu dengan tenangnya melenggang pergi begitu saja ke London. Dan sang ayah, Tuan Besar Kim, bahkan tidak pernah menghargai usaha dan pengorbanan ayahnya yang sudah lama bekerja untuk mereka. Taehyung dan keluarganya dibuang keji dengan sejumlah uang yang dirasa setara dengan jasa ayah ibunya selama bertahun-tahun. Miris.
Taehyung menggeleng. Memutuskan untuk menyimpan kejadian hari ini untuk dirinya sendiri.
"Aku merindukanmu, Bu." Taehyung berkilah. Lantas memeluk tubuh sang ibu yang entah sejak kapan semakin mengecil di dekapannya.
***
Hanya ada Henry yang sibuk bercerita. Sementara pria dan wanita yang ikut menemaninya di mobil, saling membisu dan bahkan tak saling memandang.
Kim Taehyung, yang merasa gagal dalam presentasi sebelumnya, bertekad memperbaiki image-nya kembali. Ia memberanikan diri menjumpai Henry untuk menjelaskan ulang konsep yang berminggu-minggu ia kerjakan.
Henry sendiri terlanjur membuat janji dengan sang sahabat, Sohyun. Henry lantas menarik Taehyung tanpa segan. Ia tidak ingin mendengarkan presentasi yang seiyanya tidak terjadwalkan dalam agenda hari ini. Taehyung yang tidak berpikiran buruk ikut memilih Henry yang sudah masuk ke mobil yang dipersiapkan pihak hotel untuknya.
Tidak memakan waktu begitu lama, mobil yang dikendarai Henry memasuki kawasan yang dikenal Taehyung. Rumah Keluarga Kim. Beberapa kenangan menyakitkan terputar dengan jelas di benak Taehyung.
Rumah kecil yang pernah menjadi tempat peristirahatan masih ada. Tidak ada yang berubah. Semuanya masih sama.
Pandangan Taehyung beralih pada wanita yang baru melewati pintu depan kediaman megah itu. Mengenakan dress selutut, wanita itu tak canggung memperlihatkan kaki jenjangnya yang mulus.
Tak jauh berbeda, Sohyun pun bereaksi kontras sesaat melihat Taehyung berada di mobil Henry. Melunturkan senyum yang sempat terbit saat menyambut Henry.
"Gorgeous. Kau terlihat cantik." Pujian demi pujian terus lolos dari mulut Henry. Memperlakukan bak putri, Henry bahkan membukakan pintu belakang tempat ia dan Sohyun duduk bersama. Sementara Taehyung berada di bagian depan bersama supir.
Mobil melesat pergi membawa mereka ke tujuan yang sudah diberitahukan Henry pada Sohyun sebelumnya. Taehyung terus mencuri pandang dari kaca spion depan. Menjadi penonton bagi keduanya yang sesekali saling melemparkan canda.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Was Made For Loving You [END]
FanfictionMenjadi jenius bukan kesalahanku.. Menjadi cantik bukan pintaku.. Aku rela menukar hidupku dengan kalian... Berhentilah memintaku menjadi lebih dari ini... ~ Kim So Hyun ~