Chapter 10

1.8K 259 20
                                    


We revisit old feelings for the same reason

We re-read books - comfort in words familiar eventhough we know the endings

- Unknown -

***

"Hyunnie, Darling."

Ketibaannya disambut senyuman.

Pria yang mengenakan kacamata hitam itu melambai dengan semangat. Sambil menarik koper besar abu-abu miliknya.

Mengenakan kaos dalaman putih polos, lalu dibalut blazer non formal warna cokelat muda, pria yang sama lekas mendekap erat wanita yang menyambut kedatangannya. Bersamaan rindunya turut larut.

"Welcome, Henry," sambut putri bungsu Kim masih memeluk pria tersebut.

"You know, I really missed you. Tapi kenapa kau tega tidak menghubungiku."

Pria bermata kecil itu lekas melepaskan pelukannya sesaat merasakan aura menusuk yang berasa dari pria lain yang tengah menatapnya tajam.

"Kenalkan dia Yook Sungjae, tunanganku." Sohyun memperkenalkan pria yang datang bersamanya.

Alis Henry berjungkit. Namun, tak lama kemudian, menyengir lebar sambil merentangkan tangannya lebar.

"Hello, Sungjae. I'm Sohyun's best friend."

Kalau Henry begitu ramah, tidak dengan Sungjae. Tubuhnya bergerak mundur merasa pria aneh itu karena ingin memeluknya.

Kedatangannya—Sungjae— juga tidak disengaja. Ia hanya mengikuti Sohyun yang katanya akan menjemput sahabatnya dari London. Namun, tidak mengatakan bahwa sahabatnya itu seorang laki-laki.

"Nice to meet you," lanjut Henry kali ini mengulurkan tangannya ramah.

"Meet apanya? Aku cuma tahu arti meat. Dasar!" gerutu Sungjae pelan. Hampir terlihat seperti tengah berucap pada dirinya sendiri.

Enggan dicap sebagai tunangan yang tidak memiliki etika, Sungjae membalas pendek, "Eoh." Kemudian menyambut uluran tangan Henry dalam per sekian detik.

"Jadi kau akan menetap di Korea?" Sohyun menyela. Sengaja mengalihkan pembicaraan. Bisa terlihat jelas kalau Sungjae tidak menyukai Henry.

Bak model iklan pasta gigi ternama, Henry memamerkan senyum lebarnya, lalu mengangguk.

"Betul sekali. Aku bahkan akan membeli rumah di sini. Apa kau suka ideku? Tentunya nanti kau harus membantuku memilihkan rumah yang tepat. Dan juga ... my concert will be held next week, kau dan Sungjung harus datang, okey?!" Henry mengerlingkan mata nakalnya pada Sohyun.

Sungjae mencoba bersabar meski sekarang pria menyebalkan itu menyebutkan namanya dengan asal.

"Dont forget to come, Sungjung! My con~cert."

Henry melafalkan ucapannya beirama selama takut Sungjae tidak memahami ajakannya. Diikuti membuat gerik tubuh memainkan violin agar Sungjae mengerti bahwa ia adalah seorang musikus.

"Dia ingin kau datang ke konsernya." Sohyun menimpali. Membantu mengartikan gerak tubuh Henry.

"Aku juga tahu itu," sergah Sungjae kesal. Apa ketidaktahuannya berbahasa Inggris terlihat jelas?

***

"Jadi dia benar temanmu sewaktu di London?"

I Was Made For Loving You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang