#4 --Orang Baru-Tempat Baru--

13K 672 7
                                    

Marvin tiba di kantor. Berjalan menuju singgahsananya. Semua orang yang bertemu langsung menyapanya. Ucapan "selamat pagi" dan sejenisnya selalu dia dapatkan di tempat ini. Ia pun selalu membalas dengan menyapa balik mereka sepaket dengan senyum ramahnya.

Baru saja ia membuka pintu ruangan, sudah disambut dengan getaran di saku celananya.

Drrrtt....Drrttt...
HP Marvin bergetar ingin segera digenggam pemiliknya. Melihat singkat nama yang tertera di layar handphone.

Evan? Ngapain pagi-pagi sudah ganggu orang.

"Hallo." Suara Marvin ketika selesai menggeser tombol hijau di layar ponselnya.

"Vin." Terdengar suara laki-laki di seberang sana.

"Ada apa?"

"Judes banget. Kayak cewek lagi PMS aja."


"Kalau gak penting saya tutup, nih."

"Eeh ... eh ... eh ... jangan. Iya sorry gue lupa kamu lagi badmood. Patah hati memang menguras emosi." Sepertinya lawan bicaranya ini memang minta dicakar.

"Saya tutup beneran, ya."

Tut ... tut ... tut.

Marvin benar-benar memutus sampungan teleponnya.

Beberapa detik kemudian.

Kembali ponsel Marvin berbunyi. Dilihat layar handphonenya. Ternyata kembali dari Evan lagi.

"Apa lagi?"

"Oke ... oke ... gue minta maaf. Ada hal penting yang mau gue bicarain."

"Tentang apa?"

"Rani."

Marvin kelihatan sedang berfikir. "Siapa Rani? Saya nggak kenal"

"Ooh sorry. Dia karyawan gue. Mantan karyawan, sih."

"Lha terus? Apa hubungannya dengan saya?"

Evan menjelaskan semuanya kepada Marvin. Bukan! Bukan semuanya. Dia tidak cerita tentang Website dewasa yang membuat Rani keluar dari Angkasa Grup.

"Jadi lo bisa kan nerima dia jadi karyawan loe?"

"Terus saya harus mempekerjakan dia sebagai apa? Bisa buat kopi, nggak? Bisa bersih-bersih?" Sepertinya pikiran Marvin hari ini sedikit sakit. Memangnya Rani saudaranya Inem?

"Gila lu. Dia itu Programmer terbaik di Angkasa Grup. Tega bener lu jadiin dia office girl." ceroscos Evan tidak terima.

Akhirnya tawa Marvin pun pecah "sorry sorry ... saya benar-benar bingung. Kamu tahu sendiri perusahaan ini bergerak di bidang apa. Terus saya memasukkan seorang programmer di sini buat apa?"

"Lu kan bisa masukin dia ke divisi-divisi yang mungkin lagi kekurangan pekerja."

"Nggak ada. Full semua. Saya juga gak lagi buka lowongan pekerjaan."

"Lu suruh-suruh buat maintenance komputer dan seluruh jaringan di kontor lu kan bisa. Dia itu lulusan TI, keahliannya pasti gak cuma buat program"

"Semua pekerjaan itu bisa saya handle sendiri, Van. Kamu lupa saya lulusan apa?"

"Ck.. iya gua tau, gak perlu lu ingetin juga gua inget. Lu lulusan terbaik fakultas Teknik waktu di Taiwan dulu. Pleasee... tolongin gua. Masukkan Rani perusahaan lu."

Yang Terakhir ✔ ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang