"Kamu yakin mau keluar dari perusahaan ini, Ran?" Jenny belum percaya kalau sahabatnya, Ninda Dewi Maharani akan keluar dari perusahaan ini, Angkasa Group.
"Begitulah, Jen. Aku dipecat."
"What the ... Pak Evan mecat kamu?" Jenny terbengong-bengong. Hampir tidak percaya jika saja bukan Rani sendiri yang bilang.
"Tapi kenapa? Kamu kan karyawan terbaik di perusahaan ini. Nggak mungkin Pak Evan memecat kamu. Malah dengar-dengar kamu lagi dapat proyek besar, meski agak jorok, sih."
"Ya karena proyek itu. Aku menolak, dan Pak Evan marah."
"Kenapa kamu tolak? Ini kesempatan bagus buat kamu."
"Aku nggak bisa ngerjain ini. Ini gak benar. Ini nggak sesuai dengan prinsip dan hati nuraniku."
"Terus setelah ini kamu mau ke mana? Pekerjaan ini gajinya gede dan nggak perlu tenaga besar. Kalo ini berhasil, kamu bisa untung banyak, karirmu juga akan melejit."
"Entahlah. Aku percaya Allah udah nentuin jalannya. Kalo proyek ini selesai dan berhasil, bukan cuma uang dan karir yang aku dapatkan, Jen ... tapi juga tabungan dosa. Dosa yang harus aku tanggung selamanya. Bahkan sampai aku mati nanti."
__________Rani memutuskan untuk tidak ambil proyek ini. Meski ia tahu apa risiko yang harus ia tanggung karena berani melawan bossnya. Ia rela dipecat dari perusahaan yang 2 tahun ini menjadi sumber penghasilannya.
Setiap hari Rani selalu berhadapan dengan kode2 dan algoritma bahasa pemrograman. Awalnya ia bekerja di sini sebagai Programmer. Membuat berbagai program aplikasi yang diinginkan beberapa client perusahaannya guna memudahkan kerja mereka.
Membuat software tentang perhitungan gaji karyawan, pengorganisir jadwal karyawan, penghitung stok barang, software perancangan disain 2D 3D dan lain-lain sudah menjadi makanan kesehariannya.
Program yang dibuatnya tidak seperti program-program lain yang sudah mempunyai brand di pasaran. Rani membuat software sesuai keinginan dan permintaaan client. Cara kerja produknya dibuat lebih mudah untuk dipelajari dan digunakan. Membuat para client sangat puas dengan kinerjanya.
Atasan perusahaannya sampai terkagum-kagum melihat hasil kerja dari pegawainya ini. Setelah 1 tahun bergelut di bidang pembuatan software, perusahaan memindahkan bidang kerjanya menjadi pimpinan Game Developer.
Dari yang awalnya membuat program-program aplikasi kini Rani dituntut untuk membuat aplikasi permainan, baik online maupun offline.
Semua game yang dibuat Rani laku keras di pasaran. Ada game yang khusus dibuat untuk anak-anak seperti game edukasi dan sejenisnya. Ada juga permainan-permainan umum seperti menghancurkan benteng, mengelola lahan pertanian, berlari dan mengumpulkan koin dan banyak lagi.
Tak jarang di sela-sela aktifitasnya yang memeras pikiran, Rani memainkan sendiri permainan-permainan yang dibuatnya sendiri. Memenangkan game adalah kepuasan tersendiri meskipun ia tahu betul bagaimana cara memenangkan dengan cara cepat tanpa perlu lelah berusaha.
Pendapatan perusahaan pun meningkat jauh, pesanan-pesanan aplikasi dan game tidak pernah surut. Hingga pada saat-saat itu tiba ....
Flasback on
Ada satu client perusahaan meminta dibuatkan website dewasa, di dalamnya berisi konten porno, game, gambar dan video yang tidak layak untuk dilihat. Bossnya -Evan Aditya- meminta Rani sendiri yang menhandle proyek ini."Maaf, Pak. Saya tidak bisa," tolak Rani tegas.
"Kenapa? Kamu bisa membuat dan mendisain website. Kamu bisa membuat berbagai aplikasi, kamu juga bisa membuat game. Semua kode pemrograman kamu bisa. Kenapa untuk hal satu ini kamu tidak bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terakhir ✔ ✔✔
Romantizm***CERITA INI SUDAH PINDAH KE DREAME*** Kejar ke sana, ya. Jangan lupa tinggalkan love-nya. ========================== Gagal menikahi tunangannya karena terbentur restu orang tua, Marvin memilih menikah dengan bawahannya, Rani. Namun, apa jadinya ji...