"Omegoot!! Liburan gini cuma males-malesan di rumah" keluh rara yang saat itu sedang guling-guling di lantai kamarnya.
Tak ada yang bisa ia lakukan dirumah, pikirnya sehingga membuat ia harus melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menurutnya tidak bermanfaat sama sekali, dirumah ia hanya makan kemudian menoton TV, tidur, bangun, mandi kemudian makan lagi dan terulang hingga seterusnya.
dan itu sudah ia lakukan beberapa hari semenjak kelaliannya, yang membuat rara harus ketinggalan pesawat.
Tiba-tiba bi aan muncul
"Si non! Teriak-teriak dari tadi emangnya ada apa?" Tanya bi aan agak panik."Kayak ga tau aja si bibi'!" Ketus rara dan membuang muka dari bi' aan.
"Kan bi' aan emang ga tau non" jawab bi' aan
Kemudian bi' aan ikut terduduk lesu di dekat rara yang tengah membenamkan wajahnya di balik bantal.
"Non, jangan mewek ah! Jelek tau!" Tukas bi' aan.
"Iiihh! Bi aan!" Pekik rara
Kemudian rara menekuk wajahnya dan tak berkata sepatah katapun pada bi aan, dan rara kembali membenamkan wajahnya di balik bantal.
Tiba-tiba Rani datang setelah mendengar ribut-ribut dari kamar rara.
"Ini ada apa yah ribut-ribut?, eh! itu kok tiduran di lantai nanti kotor!" Omel Rani pada rara sambil menunjuk posisi rara yang tangah berbaring di lantai di barengi dengan suasana hatinya yang sedang tidak bagus.
"Ngambek nyonya" jawab bi aan
"Ngambek kenapa? Kok bisa?" Tanya Rani kemudian mendekati putrinya itu.
"Rara kenapa?" Tanya rani denagn nada lembut seraya mengelus Puncak kepala rara
Tetapi rara tetap membungkam mulutnya, dan tak sedikitpun berkutik dari posisinya.
"nyonya, kayaknya non ngambek gara-gara ga bisa pergi liburan bareng temen-temennya deh" terka bi aan
"Bener sayang?" Tanya Rani lagi
Dan kali ini rara meresponnya dengan anggukan pelan.
Kemudian Rani berfikir sejenak, dan timbullah suatu rencana yang entah itu rencana baik atau malah sebaliknya.
"Kamu bosen dirumah sayang?!" Tanya Rani mencurigakan.
Kemudian rara mengangguk pelan serta ragu.
"Emm... gimana kalau kita jalan-jalan keluar?" Tawar sang mama
"Jalan-jalan? Kemana?" Tanya rara sok jual mahal pada mamanya
"Ga tau, soalnya ini dadakan" ujar Rani
Rara terdiam dan memikirkan kembali tawaran mamanya, entah kenapa kali ini iya merasa ragu terhadap mamanya.
Setelah beberapa saat terdiam dan tenggelam di dunianya sendiri, akhirnya ia kembali ke alam sadarnya ketika Rani mengagetkannya.
"Gimana?!, kelamaan mikirnya, ya sudah mama tinggal yah!" tukas Rani
Ketika Rani hendak meninggalkan rara
Tiba-tiba rara memanggil mamanya
"Mama! Tungguin, rara ikut!"
"Ya sudah, ayok!"
"Rara mau ganti baju dulu" ujar rara
"Jangan lama-lama, nanti mama tinggal lho!" Ancam Rani kemudian keluar meninggalkan kamar anaknya
"Mumpung bi' aan ada disini, bantuin rara milihin baju!" pinta rara pada bi' aan
yang pada saat itu bi' aan tengah merebahkan tubuhnya yang lelah setelah seharian menghabiskan waktu dan tenaganya untuk bekerja, seraya menutup matanya, mencoba untuk mencapai alam bawah sadarnya, akan tetapi hal itu gagal di karenakan sang nona tengah membutuhkan bantuannya.
"Bi' aan, kira-kira bagusan yang mana?" Tanya rara seraya menunjukkan dua baju cantik yang bertengger di kedua hanger yang sedang rara genggam.
Kemudian bi' aan memperhatikan kedua baju itu, pertama ia terfokus pada baju yang nampak girly dengan perpaduan atasan kaos lengan pendek yang berwarna peach dan tulisan "weekend just mitos" dan bawahan rok berwarna cream hitam motif kotak-kotak, kemudian rompi yang nampak elegant panjang hingga menutupi paha menjadi pemanisnya.
Kemudian baju kedua, mungkin bisa di bilang lebih tertutup dan lebih sopan, dengan atasan kemeja polos lengan panjang berwarna tosca dan di pasangkan dengan bawahan kulot yang panjangnya hingga setengah betis.
"simple namun sangat Indah dan cantik apabila di kenakan nonanya" batin bi' aan
"Yang itu aja non" ucap bi' aan seraya menunjuk kemeja tosca berada di genggaman tangan sebelah kiri rara.
Kemudian rara memperhatikan baju itu dengan serius
"Masa si bi'? ini mah malah berasa mau ngelamar kerja dari pada weekend" tutur rara yang masih belum mengalihkan pandangannya dari kemeja tersebut."Hmm kalo menurut bibi' bagusan yang itu, kan itu bajunya lebih rapi, jadi non terkesan lebih dewasa, dari pada yang pink itu, euuh nanti teh, banyak yang liatin paha non secara gratis pas muncul pikirkan-pikiran kotor cowok-cowok kalo liat non pake baju gituan, ih gak banget deh non" terang bi' aan pada rara yang tengah berpikir dan mencerna maksud perkataan bi' aan tadi.
"Hm, bener juga si bi', ya udah deh, rara ganti baju dulu" kemudian rara melanjutkan aktivitasnya sefangkan bi' aan, meninggalkan kamar rara menuju ruang tamu.
"Bi' rara mana?" Tanya rani
"masi ganti baju nya" jawab bi' aan
"Kerjaan bi' aan sudah kan?"
"Sudah nya" jawab bi' aan
"Ya sudah, istirahat sana bi', kasian saya liat muka lesu kamu itu bi, tidur bi' banyakin minum air putih, oke!" omel rani pada asisten rumah tangganya yang bisa di bilang cukup bandel,
Pasalnya seorang bi' aan ini sangat terobsesi dengan kerapian dan kebersihan, hingga ia lupa untuk mengurus dirinya sendiri.
"Aduh! Itu anak satu kok ga nongol-nongol sih?" Ucap Rani tak sabaran
"RARA! MAMA HITUNG SAMPE LIMA KALO GA KELUAR MAMA TINGGAL!"
"IYA MA, OTW TURUN! OTW TURUN!"
Jangan lupa vote, comment dan follow gaes...
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Zahra
SpiritualIni cerita tentang gadis bernama zahra yang memilih untuk berhijab...