-Terkadang yang kamu butuhkan hanyalah kesempatan kedua, karena waktu tidak terlalu bersahabat untuk kesempatan yang pertama-
Oh_hani present-
***
-Anggap saja anak 3 tahun udah lancar bicaranya , yah!
Hidup tak selamanya bahagia, karena kesedihan, luka, dan sakit akan senantiasa datang untuk menjadi penyeimbang hidup yang hakiki. Tapi apakah benar bahwa dengan kesedihan manusia akan lemah dan putus asa?
"Aku selalu berpikir bahwa kita saling mencintai, tapi perasaan itu sungguh menipuku dan sebenarnya aku hanya berkhayal karena rasa cinta yang kau berikan hanya sebuah perasaan yang tak dapat disentuh. Semoga rasa sakit yang kau berikan ini adalah sebuah balasan yang hanya kau berikan padaku." -Sehun.
"Bagaimana mungkin aku tidak menyesalinya. Karena semenjak dia mencintaiku, aku tak pernah menghargai perasaannya. Aku hanya mempermainkan dia sesuka hatiku. Aku tak pernah merasakan ketulusan hatinya. Aku hanya disibukkan oleh keinginanku untuk mencintai seseorang yang bernama Byun Baekhyun." -Chanyeol.
.
.
.
Sudah tiga tahun Sehun koma di bangsal pesakitan. Semenjak kejadian tragis itu membuat semua keluarganya merasa terpukul dengan kejadian yang menimpa Sehun. Eomma-nya pun tidak menyangka Sehun akan melakukan perbuatan senekat itu. Sampai sekarang tidak ada yang menyinggung persoalan yang menyangkut Sehun karena bunuh diri. Lantunan doa selalu mereka rapalkan untuk kesembuhan Sehun setiap harinya.
Suasana kamar Sehun sangat sepi, setelah Eomma dan Appa memenuhi panggilan dokter untuk membicarakan pemeriksaan berkelanjutan untuk Sehun. Ruangan terasa makin dingin, hanya terdengar bunyi tetesan cairan infus serta monitor jantung yang dipasangkan sebagai penopang hidup padanya.
Terlihat seorang pria perawakan dewasa serta anak laki-laki yang duduk nyaman diatas pangkuan pria itu. Wajah tegasnya menatap wajah istrinya yang tampak pucat, ratusan hari mengubah sosok Chanyeol yang rapi menjelma menjadi laki-laki lusuh dengan rambut acak-acakan dan mata merah karena kurang tidur setiap harinya. Sosok yang telah membolak-balikan poros hidupnya sampai seperti ini.
Penyesalan terus membuncah dalam hatinya, entah bagaimana dia melukiskannya. Hidupnya telah hancur karena telah menyia-nyiakan seorang malaikat yang diturunkan Tuhan untuk menjadi pendamping hidupnya. Laki-laki yang telah merenggut semua hati dan jiwa raganya, Sehun.
Sang anak kecil yang berada di pangkuannya, mengenggam erat tangan yang jauh lebih besar dari tangannya. Mengecupi tangan yang terasa dingin dengan ciuman lembutnya, wajahnya menyiratkan kesedihan yang mendalam. "Ma, aku sangat menyayangimu. Kumohon buka matalah untukku." batinnya.
"Papa, kapan Mama bangun?" lamunannya terhenti saat mendengarkan suara anaknya yang terdengar lirih di pendengarannya. Ya dialah Park Minhyung anaknya dengan Sehun. Anak mereka yang kehadirannya dipaksakan sedikit lebih awal karena kondisi Ibunya yang tak memungkinkan untuk menampungnya lebih lama lagi. Sementara Ibunya koma, entah kapan kelopak mata lentik itu membuka mata.
Chanyeol menggeleng pelan. "Papa tidak tahu sayang kapan Mama kamu bangun. Papa ingin Minhyung selalu berdoa kepada Tuhan untuk kesembuhan Mama." ujar Chanyeol memberi nasehat pada anak semata wayangnya.
"Baik Pa, Minhyung akan rajin berdoa pada Tuhan semoga Mama cepat sembuh dan bisa kembali bersama kita lagi." senyum anaknya membuat sudut bibirnya ikut terangkat, dengan sayang dia memeluk anaknya erat menyalurkan kasih sayangnya.
"Papa sangat bangga dengan-mu nak."
"Aku lebih bangga punya Ayah yang hebat seperti Papa." balas Minhyung di sela pelukkannya.
Maafkan aku yang telah membuatmu seperti ini Sehun, dan maafkan aku juga yang telah membuat anak kita sedih karena kelakuan-ku di masa lalu- batinnya.
Para suster dan orang tua Sehun yang berada di luar kamar inap Sehun ikut menitikkan air mata. Orang-orang terdekat mereka jatuh iba kepada laki-laki jangkung itu yang seperti kehilangan separuh hidupnya. Makan dan tidur pun tak menentu. Setiap harinya hanya memandang wajah Sehun, berharap dirinya-lah yang pertama di lihat saat Sehun membuka mata.
"Aku tak tega melihat Markeu seperti ini, yeobbo." ucap Nyonya Wu dengan lirih, sang suami mengenggam tangannya erat memberi gestur untuk tenang pada istrinya.
"Ssttt.. Tenangkan dirimu yeobbo kita hanya perlu berusaha lagi berdoa untuk kesembuhan anak kita." istrinya pun mengangguk dan kembali menatap kedepan melihat menantu dan cucunya yang sedang berpelukkan.
Mungkin ini balasan-mu Chan, karena telah melukai hati anakku yang mencintaimu dengan tulus- inner Tuan Wu.
Tbc.
Oh_hani94
STICKY NOTE : Janganlah pernah menyia-nyiakan hati seseorang yang mencintaimu dengan sepenuh hatimu. Karna kau akan menyesal di kemudian hari!
Buat yang punya kekasih nih aku kasih nasehat :
"Lamanya hubungan dan banyaknya pengorbanan bukanlah jawaban pasti menuju pelaminan, jika cinta dan kesetiaan terbeli oleh indahnya raut wajah yang akan mengkerut di usia yang kian luput."
SEMOGA BERMANFAAT-
KAMU SEDANG MEMBACA
A Grieving Love ( 슬픈 사랑 ) END ||• Book Chanhun •||
Acak"Ternyata aku salah, aku menikah dengan seseorang yang bahkan ketika bilang cinta dia mengatakannya sambil membelakangiku." ChanHun! A grieving Love udah tamat yah. Jadi, daripada nganggur nih cerita aku khususin untuk book chanhun mau itu drabble...