Terjebak Cinta 2

468 23 1
                                    

Hello Fellas, ini lanjutan dari Terjebak Cinta yang pertama. So, I hope you support this story, I'm very grateful. And I hope you enjoy ❤️🌼🌻ini ceritanya agak maju mundur yah....

.
.
.
.
.
\\=\\

|•|

Cinta. Kata yang selama 25 tahun ini aku hiraukan dan selalu kuanggap tidak ada, kini tumbuh bagai bunga bermekaran. Aku yang dulu sangat acuh tak acuh akan cinta, namun sekarang bagaikan remaja kasmaran yang sedang di mabuk cinta.

Saat kejadian itu aku berubah, merubah cara pandangku terhadap Suamiku. Yang dulunya negatif menjadi lebih positif. Saat itu kusadari bahwa Suamiku telah berhasil mencuri hatiku dengan ketulusannya. Aku merasa malu dengan diriku di masa lalu. Selalu berlaku seenaknya tanpa tahu kesusahan yang dialami dirinya.

Aku bahagia dengan kehidupanku sekarang, dikaruniai 2 anak kembar serta Suami yang sangat mencintaiku.

Dulu, aku selalu murka padanya, lewat telepon aku membentak, mencaci, dan menyuruhnya untuk segera datang dan ingin selalu membuatnya repot. Perasaanku selalu diliputi rasa benci yang mendalam. Ah, saat itu aku sangat durhaka padanya.

•••

Beberapa jam setelah pertengkaran kami, Suamiku-Chanyeol pergi mengendarai mobil entah kemana. Mesin mobilnya meraung-raung di jalanan kota yang sudah terlihat sepi.

Aku mengigit kuku ku gemas karena khawatir dengan keadaannya sekarang. Dia pergi setelah membanting pintu depan dengan keras. Aku berjengit kaget dan menatap nanar punggungnya yang menghilang dibalik pintu.

Air mata keluar dengan sendirinya dari sudut mataku. Lama-lama isakanku mengeras menjadi tangisan yang menyayat pilu. Aku menepuk-nepuk dadaku merasakan sesak yang mulai menutup jalur pernapasanku.

Aku tak seperti ini sebelumnya. Saat Tuhan mengambil Ibu dari genggamanku, aku tak sesedih ini. Yang kurasakan hanyalah perasaan kecewa yang belum bisa membahagiakannya semasa hidupnya.

Badanku sepenuhnya kusenderkan di dinding merasa lelah setelah menangis hebat tadi. Seduh sedan masih lolos dari belah bibirku. Mataku yang semula terpejam mulai menelisik seluruh ruang tamu. Pandanganku berhenti menatap pigura besar yang terpasang di tengah dinding ruang tamu. Sebuah foto yang baru kusadari sangat bermakna. Foto pernikahanku.

Aku menatap wajahnya yang tersenyum di foto. Saat dirinya tersenyum tulus menggenggam kedua tanganku. Di foto diriku hanya meresponnya dengan wajah yang bertekuk kesal.

Aku meringis bila mengingatnya. Seharusnya aku menjalani pernikahan ini dengan ikhlas tanpa ada keberatan sama sekali. Puas merenung, aku mengusap wajahku dengan kedua tanganku guna menghilangkan air mata yang membekas di pipi, sambil merapikan rambutku dan mengikatnya menjadi satu.

|•|

Tbc

Sorry for this very little story-

A Grieving Love ( 슬픈 사랑 ) END ||• Book Chanhun •||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang