#11

80 14 3
                                    

Sarah, kau tahu? Tidak pernah sedetik pun aku melupakan mu. Bahkan hingga detik ini bayang-bayangmu selalu menari di pandanganku. Tapi aku mulai menyerah Sarah, hadirnya Jane di saat seperti ini membuatku perlahan mulai mengikhlas kan mu Sarah.

Aku menghela nafas panjang, ku sandarkan tubuh ini di antara ranting pepohonan hijau yang tinggi. Dari atas ranting aku dapat melihat Jane dengan teman-temanku sedang berbincang, Wendy sudah semakin membaik aku semakin lega melihat keadaan Wendy.

"Kau terus melamun sepanjang hari," ucap Jane dari bawah. Aku tersenyum sejenak dan memutuskan bergabung dengan yang lainnya.
"Apa yang kau fikirkan?" Tanyanya lagi
"Tidak ada,"
"Kau bohong"
"Aku serius."
"Baiklah-baiklah."

Jane mencoba merapihkan rambutnya yang berantakan dan sialnya pandanganku tidak luput dari dirinya, Jane kau benar-benar menghinoptis mataku.

"Jane," ucapku ragu
"Hmm?"
"Mau menemaniku jalan-jalan sejenak?"
Jane tidak menjawab, ia hanya menganggukan kepalanya tanda setuju.

🍃🍃🍃

Aku dan Jane memutuskan untuk berjalan di sekitar pinggir sungai, suara aliran air membuatku semakin merasa tenang. Sementara Jane memutuskan untuk bermain air, aku terkekeh melihat tingkahnya. Benar-benar sangat menggemaskan!

Aku melemparkan kerikil-kerikil kecil ke sungai mencoba mengalihkan pandangan dari Jane, ah sial. Kini tubuh Jane sudah basah akibat air sungai.

"Kau yakin tidak mau ikut bermain air disini?sangat menyenangkan Dav!" Aku hanya menggelengkan kepala.

"Dav tolong aku!!" Jane berteriak di tengah sungai, "Dav kaki ku keram," Jane terdiam di tengah sungai membuatku menjadi panik.

"Jane tunggu," tanpa ragu aku langsung menghampiri Jane di tengah sungai sementara Jane semakin kehilangan kesadaran.

Dengan cepat aku merangkul tubuh Jane untuk membawanya ke pinggir sungai, tapi tiba-tiba ia tertawa kencang.

"Kau tertipu bodoh," ucapnya sambil tertawa.
Sial, Jane hanya mengerjaiku.
"Kau jahil." Aku memeluk Jane dengan erat
"Apa kau sangat khawatir?"
Aku terdiam sambil menatap wajah Jane.

Belum sempat aku menjawab pertanyaan nya ia kembali berbicara, "lagi pula aku cuma-"
Aku membungkam bibirnya dengan ciuman, entahlah kenapa aku berani melakukan ini. Yang jelas ada perasaan aneh yang sedang kurasakan.

Jane terdiam saat aku mencium bibirnya, tidak ada perlawanan dari nya. Sepertinya ia menginginkan nya juga? Perlahan Jane membuka bibirnya membuatku semakin dalam menjelajahi mulutnya, ku baringkan tubuh Jane di pinggir sungai dan dengan sigap aku menjepit kedua kakinya.

"Dav-"
Jane memejamkan matanya, sementara aku membelai rambutnya yang basah. Entah setan apa yang merasuki ku, aku semakin berani melakukan lebih. Aku mulai membuka satu per satu kancing kemeja Jane, Jane pun seperti tidak memberontak.

Saat semua kancing Jane sudah mulai terbuka tanganku mulai turun menjelajahi bagian leher dan payudara Jane, Lagi-lagi Jane mengengerang. Apakah Jane menikmati sentuhan yang ku berikan?

Jangan lakukan Dav jangan.

Aku menyadari sesuatu melintas di fikiranku, dengan cepat aku melepaskan ciuman ini dan sedikit memberikan Jane ruang.
"Jane, maafkan aku." Aku mundur beberapa langkah dan wajah Jane seperti kecewa.
"Dav,"
"Maaf Jane maaf,"
"Aku menyukaimu Dav." Ucapnya sambil kembali mengancingkan kemejanya.
"Maksudmu?"
"Aku menyukaimu saat pertama kali kita bertemu, aku menyukaimu Dav."
Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum naif, "Jangan Jane, kau tau aku masih mencintai Sarah."
"Lantas mengapa kau melakukan nya? Ciuman tadi?" Mata Jane berkaca-kaca, ah sial apa aku membuatnya sedih?

Jane menghampiriku yang diam terpaku, lalu ia memelukku dengan erat seperti enggan melepaskanku. Ia pun berbisik di telingaku, "Beri aku kesempatan Dav, lupakan Sarah Dav."

Aku terdiam sementara Jane masih memelukku, tiba-tiba suara teriakan terdengar dari kejauhan membuat kami saling menatap.
"Suara apa itu Dav?"

Tak lama Randy dan Nichol menghampiri kami dengan sangat tergesa-gesa, "David, Jane! Camp di serang oleh Ogrezz!!"

🍃🍃🍃

Dengan cepat kami berlari camp namun sudah terlambat, dengan cepat Ogrezz menghancurkan camp tempat kami semua berlindung, tenda-tenda yang berdiri kokoh kini sudah hancur lebur. Bahkan beberapa orang disana mengalami luka-luka di tubuhnya.

"Sandra, Wendy, Salsha!!" Aku berteriak sambil mencari dimana teman kami berada, rupanya lengan Salsha terkena serangan Ogrezz.

"Dav," Salsha memelukku dengan erat sambil menangis, seperti nya ia sangat shock dengan serangan Ogrezz.
"Ini waktunya, cepat atau lambat Ogrezz akan kembali menyerang. Ini waktunya untuk kita menjalankan misi, kita harus membunuh bayi-bayi Ogrezz itu."

Jane menarik tanganku saat aku ingin mengambil tas, "Dav, aku mau ikut dengan kalian."
"Tidak Jane, lebih baik kau mengungsi ke tempat yang lebih aman bersama yang lain."
Jane memggelengkan kepalanya, "Tidak, aku ingin ikut dengan kalian semua."

Juno menepuk pundakku lalu berkata, "Tidak apa Dav, biarkan Jane ikut. Lagi pula semakin banyak anggota maka akan semakin kuat kami semua melawan Ogrezz."

"Kau butuh banyak senjata," Mr. Alex menghampiri kami sambil memegang senter di tangannya, "Mari aku tunjukan penyimpanan senjata di pusat kota, jika kalian ingin melawan Ogrezz tidak akan bisa hanya dengan senjata kayu seperti itu."

Aku, Juni, Randy serta Andrew berjalan mengikuti Mr. Alex mengambil senjata milik kepolisian Paris. Sementara Sandra, Salsha, Wendy dan Jane mengemas makanan serta kebutuhan lain untuk esok hari. Setelah sampai di tempat Mr. Alex membagikan kami senjata tajam serta ht untuk kami berkomunikasi satu sama lain.

"Apakah ini bisa di gunakan?"
Mr. Alex mengangguk, "Kalian tahu kepolisian Paris memiliki senjata dan alat komunikasi yang super canggih, bahkan dengan jarak sejauh apapun alat komunikasi ini masih tetap bisa di gunakan."

"Aku dengan anggota camp yang lain akan berjalan menuju bandara, di sana masih ada beberapa pesawat yang bisa kami gunakan. Setelah sampai secepatnya kami akan menjemput kalian di lapangan bukit,"

Kami mengangguk tanda mengerti, "Jalankan misi kalian, habisi Ogrezz tanpa ampun. Dan kau David, aku percaya secepatnya kau akan menemukan Sarah."

Aku tersenyum lirih sambil menatap Mr. Alex, "Terima kasih banyak Mr.Alex"
"Mr. Alex boleh aku bertanya?"
"Hmm?"
"Apakah kau seorang polisi?"
Mr. Alex menggelengkan kepala, "Aku seorang mata-mata di Paris, sebenarnya dunia membenciku karna aku selalu berhasil menangkap mafia-mafia kelas atas."

Saat kami kembali ke dalam camp semua sudah bersiap untuk melalukan perjalanan, raungan Ogress pun sudah terdengar di telinga kami. "Hati-hatilah kalian, jangan sampai lengah. Kalian sudah mengerti kan cara menggunakan alat komunikasi ini?"

Kami semua mengangguk sambil menggenggam ht yang di berikan Mr. Alex, "Kalau begitu sampai jumpa, bunuhlah Ogress dan jangan sisakan satu pun."

Kami mulai berjalan meninggalkan camp, Mr. Alex beserta pengungsi camp mulai berjalan ke bandara sementara kami mulai memasuki pengunungan tempat di mana bayi-bayi Ogress di sembunyikan.


🍃🍃🍃

Haiiii semuanya✋🏻
Akhirnya aku udah bisa update lagi!

Mohon maaf ya updatenya sungguh lama😭 aku cuma mau ngasih tau 4-5 part lagi Scary Park bakalan tamat😭😭 jadi jangan lupa ya terus tungguin part selanjutnya!💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Scary ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang