Aku buta,
buta dinda.
Lakunya beda, memang.
Pun tetap mencinta
membabi buta____________
Aku,
aku dinda,
buta cinta
persetan dengan dia
memang beda
biar saja beda____________
"Dinda,
aku memegahkan namamu
dalam naungan renjana
memang tak salah, kita beda.
tapi ada jiwa!
Mari pegang tangan hamba
kita memadu melodi nirwana."____________
"Engkau perjaka,
kelana membabi buta
membuang renjana
sampai ufuk neraka
paksakan beda menjadi jiwa,
engkau itu gila!"____________
"Memang,
apa yang engkau ucapkan tidak salah.
Aku ini gila.
Namun, tusuklah aku! Lihat darahku!
merah mengalir!""Sealiran angin soremu!"
"Sejernih bola matamu!""Tusuklah, tusuklah Aku!"
____________
"Kau maniak!"
"Masokis!"
"Engkau tak ayal hanya perjaka gila,
berkelana membuang renjana!""Engkau menafikan pikirku!
Tak hormati kemauanku!"____________
"Apakah inginmu, dinda?"
____________
"Inginku ialah tak ada kamu!"
____________
"Tapi dinda..."
____________
Aku, dinda
diam,
selamanya.____________
"Dinda,
aku sudra, tulus ingin mencinta.
Apakah kurangku? Jawablah kepadaku.""Walau bajingan,
aku tetaplah manusia."____________
Aku dinda,
masih diam,
jadi bingung____________
Aku, bujang,
jejaka kelana
bajingan di mata dinda,
berdiam di ufuk neraka,
mendamba nirwana yang tak kunjung tiba.____________
Aku dinda,
aku diam,
Memang aku cinta,
tapi apalah makna,
mata melihat dia, sang bujang,
sebagai kawan belaka.