Putri menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang empuknya. Hari ini benar-benar hari yang sangat berat dan melelahkan. Pekerjaan yang menggunung, telat datang meeting yang mengakibatkan big boss mengusirnya dengan sangat kejam dari ruang meeting.
Kemudian menghadang jalan big boss. Sebenarnya Putri juga merasa kalau tindakannya itu sangat tidak sopan, tapi Putri tidak menghiraukannya, ia akan melakukan segala macam cara agar bosnya yang arogan itu tidak memecatnya.
Kemudian Putri tersipu-sipu saat mengingat moment di mana pria beriris biru itu membisikkan kata "sweet" di telinganya. Putri memegang dadanya, jantungnya berdetak cepat.
Ya Tuhan, hanya dengan mengingat pria itu saja jantungnya bisa berdetak secepat ini, apa jangan-jangan? Ah tidak, Putri menggelengkan kepalanya menepis semua pikiran yang ada di otaknya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini hanya rasa keterpesonaannya pada pria itu.
Ya siapa yang bisa menolak pesona pria itu yang mematikan.
Rasanya Putri ingin bercerita tentang hari ini kepada Sarah seperti biasanya, tapi temannya itu seperti sedang sibuk dengan dunianya sendiri. Bahkan Sarah melanggar janjinya yang katanya hanya seminggu di Bali berubah menjadi dua minggu.
Sarah juga hanya mengirim pesan beberapa kali selama tiga hari ini.
Putri merasa kesepian sekarang, tidak ada celoteh riang dari Sarah. Biasanya Sarah akan selalu heboh dan kepo bila Putri akan cerita tentang pria tampan.
***
Putri masih berkutat dengan setumpuk berkas dan layar komputer yang menyala di hadapannya. Setiap hari pekerjaannya bukannya berkurang malah bertambah banyak. Sepertinya akan terus berlangsung seperti ini sampai akhir bulan nanti.
Jam makan siang pun tiba, Putri dan keempat temannya bergegas menuju food court memesan makanan yang mereka inginkan. Sambil menunggu pesanan datang, sesekali Putri mengecek ponselnya, berharap Sarah membalas pesan yang ia kirim semalam. Namun ponselnya masih sama seperti tadi, bersih dari notifikasi.
Putri baru teringat akan menyakan sesuatu kepada Mia.
"Mba, lelaki yang kemarin jalan bareng pak Sam itu siapa ya?"
Mia tampak berpikir sesaat untuk mengingat. "Oh, itu pak Bayu, namanya Bayu Pradipta," jawab Mia, "dia itu Bos kedua di sini setelah Pak Sam," lanjut Mia.
Putri membulatkan matanya, tidak menyangka kalau pria yang pernah bertubrukan dua kali dengannya itu adalah seorang bos besar. Pantas saja setiap kali bertemu pria itu terlihat sangat sibuk, ditambah dengan pakaiannya yang kelihatan sangat mahal, tidak heran jika ia seorang bos.
"Boleh saya gabung di sini?" Putri mendongak dan terkejut saat melihat pria di hadapannya. Baru saja ia membicarakan pria itu, eh sekarang orangnya sudah berada disini, panjang umur sekali.
Mia mempersilahkan Bayu untuk duduk, kemudian Bayu menarik kursi yang berada di hadapan Putri lalu medudukinya tanpa melepas pandangan matanya dari Putri.
Putri yang merasa sedari tadi Bayu menatapnya menjadi salah tingkah. Jangan sampai Putri melakukan hal bodoh nantinya. Bisa-bisa ia akan mempermalukan dirinya sendiri. Sudah menjadi kebiasaanya jika merasa gugup ia akan bertindak sangat ceroboh dan Putri membenci sikapnya itu.
"Pak Bayu gak makan siang bareng Pak Sam?" tanya Mia.
"Kalian tau Bos kalian yang satu itu workholic, sampai tadi saya tinggalkan saja dia masih berkutat dengan laptopnya, saya tidak mau mati kelaparan di ruangannya, untuk itu saya ke sini," jawab Bayu dengan senyuman yang tidak lepas dari wajahnya. "Lagipula saya tidak mau mengecewakan seseorang yang akan mentraktir saya, benarkan Princess?" lanjut Bayu bertanya kepada Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine
General Fiction(18++) "Disaat aku menyadari cinta ini, disaat itu juga aku tidak akan pernah melepasmu, saat ini, esok ataupun selamanya." -Samuel Ferdinand- "Aku mencintaimu, sangat mencintaimu, namun cintamu sungguh menyakitkan, aku tak mampu menahannya." -Putr...