-
-
"Kamu mau ngapain?" tanya Takka berdiri langsung menghadang di depan maya.
Alis Maya menyatu. "Cuma mau lihat buku puisi di sini, enggak boleh?"
"Puisi apaan? Enggak ada!"
"Pelit banget sih! Boleh kali intip puisinya dikit. Syukur-syukur bikinin aku puisi gitu."
"Apaan sih," gerutu Takka salah tingkah.
"Pelit!" Kata Maya berdecak.
Tiba-tiba dari arah belakang, suara napas memburu diikuti derap langkah kaki berdebam membuat kepala keduanya bergerak.
"Eh, maaf Bang. Bukannya mau ganggu," ujar Prasa menggaruk lehernya canggung mendapati dua orang yang tengah saling menghadap di depan rak buku.
"It.. itu bisa ke bawah sekarang? Ada yang fitnah WO kita di internet."
Buru-buru Takka berjalan dan mendekati Prasa.
"Fitnah?"
Prasa mengangguk cepat. "Mending Abang ke bawah aja."
Takka mengangguk. "Oke nanti gue ke bawah."
Maya mematung di belakang Takka. Bibirnya terkatup rapat saat menangkap lelaki itu menarik napas panjang, sebelum mengajak dirinya turun ke lantai bawah.
Lanjut di versi cetak
[SEGERA TERBIT]
Bagi yang ingin membaca cerita ini sampai akhir jangan lupa ikutan Spesial Ordernya mulai tanggal 18 Agustus 2023 hanya di bookishtorage. Jangan lupa cek akun instagram aku di @mooseboo_ dan @bookishstorage untuk tahu lebih lengkap mengenai Special Order ini.
Bagi yang sudah pernah baca Pit A Pat, ceritain dong apa yang buat kamu suka sama cerita ini dan siapa tokoh kesayangan kalian. Komen di sini ya.
Sampai ketemu di pengumuman selanjutnya. Bye bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
[SUDAH TERBIT] Pit a Pat : Karena Tiap Detak Punya Cerita
General Fiction[HATI] . Terbiasa hidup hanya untuk makan, tidur, dan bernafas sehari-hari, bisa dibilang membuat Maya si Pengangguran dengan track record selama dua tahun itu, benar-benar pemegang prinsip kuat bila hidup seperti air yang mengalir. Let it flow then...