Sarla ~ 03

20 1 0
                                    

Di sudut kamar Sarla, terlihat Rendra dan Tuan Yuda sedang duduk di atas kursi kayu yang sengaja disediakan untuk bersantai. Dua lelaki itu tidak kalah terpukul atas apa yang terjadi. Nyonya Mira duduk di atas kasur queen size berwarna ungu menemani Sarla yang pingsan karena shock, tangannya dengan setia menggenggam erat tangan Sarla yang terkulai lemas.

Tak berapa lama kemudian Sarla terbangun, melihat dirinya ada di kamarnya. Di sana ada keluarga Dellos, masing-masing menatapnya dengan tatapan yang terluka. Untuk sesaat Sarla bingung, otaknya berputar menelaah apa yang terjadi sebelumnya dan seketika matanya membesar, menatap Nyonya Mira.

"Dimana ... dimana.." teriak Sarla histeris

Refleks Rendra dan Tuan Yuda berdiri lalu mendekati mereka dengan terburu-buru. Nyonya Mira memeluk Sarla, mencoba menenangkannya sebisa mungkin.

"Gak ada sayang, mereka pergi" lirih Nyonya Mira dengan linangan air mata

"Mereka mau pulang, t-tapi pesawatnya jatuh" Nyonya Mira semakin tergelincir dengan rasa sakitnya

"ENGGAK TANTE !!" teriak Sarla penuh emosi.

Sarla mendorong Nyonya Mira keras dengan satu hentakan dan melepaskan pelukan itu

"TANTE BOHONG !!!" teriaknya lagi "SEMUANYA BOHONG !! ARGHH PERSETAN !!"

Sarla terus menjerit dan menangis sejadi-jadinya. Wajahnya pun memerah karena emosi, hatinya terbakar, air mata terus mengalir menuruni wajah cantiknya, dan napasnya terengah-engah.

Rendra memeluk Tuan Yuda dengan erat, keadaan ini sangat memuakkan!!

"TUHAN NGGAK ADIL !! AKU BENCI SEMUA INI, BENCI !! ARRGHH !!" teriak Sarla histeris.

Jeritan itu menggema di setiap sudut rumah, memberikan isyarat luka yang sangat mendalam

"Sarla, tenang sayang" Nyonya Mira meraih Sarla kedalam pelukannya

Tapi segera Sarla menepisnya kasar. Menangis sejadi-jadinya!

Walaupun selama beberapa tahun terakhir dia merasa tidak dibutuhkan oleh keluarganya, tapi hati Sarla tetap menyayangi mereka, tulus ... tanpa syarat. Dan sekarang orang tua kandungnya pergi, selamanya?

Arrgghhh !!!

Sarla mengerang frustasi, ditariknya rambut pirang itu dengan kasar, Sarla terus menjerit mencoba mengeluarkan rasa sakit dalam hatinya yang terasa akan membunuhnya. Napasnya tersenggal, tapi dia masih tetap menangis dan berteriak

"PERSETAN DENGAN SEMUA INI !! ARRRGHH AKU BENCI !! BENCI .. BRENGSEK, BAJINGAN !! SIAPA YANG BILANG MEREKA PERGI HAH??" teriak Sarla

Gadis itu terus mengumpat seraya berteriak. Membuat keluarga Dellos cemas bukan main, semua ikut menangis hingga akhirnya Nyonya Mira mengisyaratkan agar Rendra dan ayahnya segera keluar dari kamar itu, mereka mengangguk mengerti lalu keluar

Sarla masih berteriak dengan kata-kata kasarnya yang terus menggema, meninggalkan semua luka yang bahkan tidak ada habisnya. Hingga dia mulai tenang, mungkin sedikit merasa lega tapi masih menangis dan sesenggukan.

Nyonya Mira menyelipkan anak rambut Sarla pada telinganya perlahan, mengukur reaksi Sarla, takut dia akan menepisnya lagi. Sarla masih diam hingga akhirnya merasakan tangan Nyonya Mira mengelus punggungnya dengan sayang.

Sarla menoleh, ohh astaga! Wajahnya pucat, mata sembab, dia tampak ... menyedihkan. Ohh tidak, bahkan mengerikan. Nyonya Mira terkejut, itu pasti.

Sarla memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam dan mengubur kepalanya pada lekukan leher Nyonya Mira. Sarla memeluknya erat .. sangat erat, dan dia lebih tenang.

SarlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang