Sarla ~ 15

11 0 0
                                    

Sarla dan Rendra berdiri sejajar di teras. Dilihatnya mobil sport berwarna merah maroon. Begitu mewah,

"Wow," gumam Sarla terpukau, agak tidak menyangka akan dijemput menggunakan mobil ini.

Rendra masih dengan wajah datarnya hanya berdecih dalam hati. Entah merasa tersaingi atau baginya ini memang terlalu lebay. Terkesan seperti hanya pamer harta. Lagi pula siapa yang menjemput teman berkencan menggunakan mobil semewah ini dengan supir tua bangka. Masih bisa diterima akal sehat jika Kanzee sendiri yang datang kemari, iya kan?

Pak Ardi memasuki mobil tersebut. Sedikit heran kenapa mobil sport merk lamborghini yang seharga milyaran rupiah itu memerlukan supir. Lagipula sepertinya Pak Ardi terlalu tua untuk mengemudikan mobil itu. Ya, bukan bermaksud menghina hanya saja terlihat agak tidak pantas.

"Apa dia bisa?" Rendra berbicara sangat pelan, tapi sayangnya cukup terdengar di telinga Sarla.

Sementara di seberang sana, Pak Ardi sedikit berteriak,

"Tidak usah khawatir, nona. Saya sudah terbiasa," ucapnya dalam mobil yang atapnya terbuka tersebut

Sarla hanya tersenyum manis menyambut ucapan Pak Ardi. Dia kemudian menatap Rendra,

"Umm jangan khawatir, oke?" Sarla masih belum meminta maaf tentang kejadian tadi siang. Dia bahkan tidak tahu kapan Rendra keluar dari ruang rahasianya.

Dengan wajah datarnya, Rendra berucap,

"Lo udah gede, ngapain dikhawatirin? " seraya menatap Sarla

Iris hitamnya mungkin mengintimidasi, tapi Sarla lega Rendra menjawabnya. Setidaknya, dia tidak diabaikan. Setidaknya dia tahu Rendra tidak semarah tadi siang,

"Huh, selalu," Sarla cemberut "Dan Rendra, umm sebelum pergi aku mau minta maaf tentang tadi siang. Ya, aku emang gak seharusnya ngatain kamu. Maksudku, kamu nyebelin sih tapi ya aku juga gak seharusnya bilang gitu. Ya pokoknya maaf," lanjutnya seraya menunduk

Setelah mengucapkan permintaan maaf itu, Sarla melenggang pergi mendekati mobil sport yang kini atapnya tengah menutup. Dia tidak berharap banyak, seperti Rendra akan membalas perkataannya. Rendra tidak perlu berkata-kata, dia akan dimaafkan atau tidak tergantung bagaimana sikap Rendra besok. Sarla hanya berharap, permintaan maafnya yang dibarengi kepergian dia ke dinner ini yang sebenarnya agak tidak sopan, bisa tetap Rendra maafkan. Tapi faktanya, hal yang terjadi ada di luar ekspektasi dan Sarla tak pernah memperkirakan hal tersebut,

"Sarla,"

Jangan harap Rendra menarik tangannya seperti yang biasa terjadi di film India. Rendra hanya memanggilnya dan hal itu cukup untuk membuat Sarla menoleh,

"Hm?"

"Lo cantik," ucap Rendra kemudian tersenyum manis. Senyum yang bahkan sampai ke matanya dan mungkin baru pertama kali dia tersenyum seperti itu dan hanya pada Sarla.

Mungkin.

Ingat, mungkin.

"Gue maafin lo, karena lo gak tahu apa-apa. Hati-hati di jalan," sambungnya.

Rendra berbalik untuk masuk ke dalam. Agak merasa bodoh karena memberi senyuman itu. Dan Sarla? Terlihat jelas bahwa wanita itu sangat senang. Senyum lebar menghiasi wajahnya. Astaga, ini rekor dunia! Soraknya dalam hati. Mungkin Sarla adalah orang pertama yang mendapatkan senyuman itu.

Sekali lagi, mungkin.

Sarla berlari, tak mampu membendung rasa haru, senang, dan bersemangat yang ada di hatinya. Dia merasa energinya benar-benar kembali lagi! Dan, bug! Sarla memeluk Rendra, dengan sangat erat. Sangat. Erat. Rendra sampai hampir terjungkal ke depan karena Sarla tiba-tiba menabraknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SarlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang